SlideShare a Scribd company logo
I HAN
                           UR       DA
                       W




                                     Y
                   T




                                         A
                  TU




                                         NI
    SUPERVISI AKADEMIK



 Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan
            Pengawas Sekolah




      DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN
              DIREKTORAT JENDERAL
PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
         DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
                      2010
SAMBUTAN
                  DIREKTUR JENDERAL
   PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Di dalam pelaksanaan program penguatan kemampuan kepala sekolah dan
pengawas sekolah yang merupakan agenda dari program 100 hari Mendiknas,
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) telah menyusun materi untuk
penguatan kemampuan kepala sekolah dan pengawas sekolah.

Di dalam pengembangan materi tersebut telah mengacu kepada standar
pengawas sekolah sebagaimana diatur dalam Permendiknas No. 12 tahun 2007.
Saya memberikan penghargaan yang tinggi kepada Direktorat Tenaga
Kependidikan atas dihasilkannya materi penguatan kemampuan pengawas
sekolah dalam rangka meningkatkan kompetensi pengawas sekolah.

Materi ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi individu pengawas sekolah
dan lembaga yang terkait dalam penguatan kemampuan pengawas sekolah di
Propinsi dan Kab/Kota. Berbagai pihak yang ingin berkontribusi terhadap
program penguatan pengawas sekolah dapat memperkaya dengan berbagai
referensi dan khasanah bacaan lainnya untuk mewujudkan pengawas sekolah
yang profesional dan akuntabel.

Semoga semua usaha kita untuk penguatan kemampuan pengawas sekolah
sesuai dengan standar pengawas sekolah sebagaimana diamanahkan dalam
Permendiknas No. 12 tahun 2007 dapat diwujudkan, sehingga dapat
meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya dan menghasilkan lulusan yang
cerdas, kreatif, inovatif dan berpikir kritis.

                                          Jakarta, Januari 2010
                                          Direktur Jenderal PMPTK




                                          Prof. Dr. Baedhowi, M.Si
                                          NIP 19490828 197903 1 001




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                        i
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah   ii
KATA PENGANTAR


Pada tahun 2007, Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen PMPTK bekerjasama
dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah berhasil merumuskan
standar pengawas sekolah/madrasah yang ditetapkan melalui Permendiknas No
12 tahun 2007. Untuk mengoperasionalkan dan mengimplementasikan
Permendiknas tersebut, Direktorat Tenaga Kependidikan telah berupaya
menyusun materi pelatihan sesuai dengan masing-masing komponen
kompetensi pengawas sekolah yang diatur dalam Permendiknas No 12 tahun
2007.
Materi yang telah disusun ini  merupakan bagian dari rencana pelaksanaan
program penguatan pengawas sekolah, program kedua dari delapan program
100 hari Mendiknas. Program penguatan kemampuan pengawas sekolah sangat
penting mengingat peran strategis pengawas sekolah di dalam proses
peningkatan mutu pendidikan.
Pengawas sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam mendorong
guru untuk malakukan proses pembelajaran untuk mampu menumbuhkan
kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan pemecahan masalah, berpikir
kritis dan memiliki naluri jiwa kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu
sistem pendidikan. Materi ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
peningkatan kompetensi pengawas sekolah sesuai yang diamanahkan
Permendiknas No 12 tahun 2007.
Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, namun kami perlu
menyampaikan penghargaan kepada tim penyusun buku ini yang telah berusaha
dan berhasil mempersiapakan materi yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi
usaha peningkatan kompetensi pengawas sekolah. Berbagai pihak yang terkait
dengan penguatan kemampuan pengawas sekolah dapat memperkaya dengan
materi yang lain sepanjang mencapai tujuan yang sama yaitu meningkatkan
kompetensi pengawas sekolah sesuai dengan Permendiknas No 12 tahun 2007.
Semoga buku ini bermanfaat bagi usaha penguatan kemampuan pengawas
sekolah di seluruh Kab/Kota di Indonesia.

                                         Jakarta, Januari 2010
                                         Direktur Tenaga Kependidikan



                                         Surya Dharma, MPA, Ph.D
                                         19530927 197903 1 001




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                      iii
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah   iv
DAFTAR ISI



 SAMBUTAN DIRJEN PMPTK ..............................................................                       i
 KATA PENGANTAR .............................................................................             iii
 DAFTAR ISI ..........................................................................................     v
 PENDAHULUAN ...................................................................................           1
      A. Dimensi Kompetensi dan Kompetensi Pengawas Sekolah/
         Madrasah ................................................................                         1
      B. Kegunaan Bahan Belajar Mandiri bagi Pengawas .............                                        3
              ..
           C. Skenario Kegiatan Belajar ...................................................                4
         .
 KEGIATAN BELAJAR 1 .......................................................................                5
      A. Supervisi Akademik di Sekolah/Madrasah ......................                                     5
      B. Pengantar ............................................................................            5
              .
           C. Uraian. .................................................................................    5
                .
               1. Pertanyaan-pertanyaan kunci .........................................                    5
                  .
               2. Uraian .............................................................................     6
                     .
                    a. Perbedaan supervisi akademik dengan supervisi
                       administratif ................................................................      6
                    b. Dukungan dalam supervisi akademik .........................                         7
                       .
                    c. Sifat seorang pengawas akademik ............................                        8
                       ..
                    d. Evaluasi dalam supervisi akademik? .........................                        8
                       ..
                    e. Hubungan antara dukungan dan evaluasi dalam
                       supervisi akademik .....................................................
                       .                                                                                  10
                    f. Tujuan dari supervisi akademik/instruksional .............                         11
                         .



Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                                                           v
g. Tujuan evaluasi dan supervisi terhadap guru .............                           14
                     .
                  h. Differentiated Supervision ..........................................               18
                       .
                  i.   Supervisi pengembangan (Developmental
                       Supervision)? .............................................................
                       ..
                                                                                                         20
                  j. Gaya yang dapat mendukung kedua jenis
                     pengawasan (Differentiated supervision dan
                     Developmental supervision). ......................................
                     .                                                                                   22
                  k. Ketrampilan yang dibutuhkan seorang pengawas
                     akademik ....................................................................
                     .                                                                                   25
                  l. Proses supervisi .........................................................          28
                     .
                  m. Daftar cek/kendali (checklist)? ...................................                 31
                     ..
                  n. Mengukur kesuksesan perilaku kepengawasan .........                                 35
               .
      KESIMPULAN
      KEGIATAN YANG DISARANKAN
      DAFTAR PUSTAKA
      LAMPIRAN
 KEGIATAN BELAJAR 2 ......................................................................               55
      A. Judul Kegiatan Belajar .........................................................                57
             .
          B. Pengantar. ...........................................................................      57
             .
          C. Uraian ..................................................................................   57
               .
              1. Pertanyaan-pertanyaan kunci: ........................................                   57
                 .
              2. Uraian .............................................................................    58
                   ..
                  a. Arah belajar dan pembelajaran di sekolah/madrasah.                                  59



Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                                                         vi
.
                b. Menentukan Karakteristik Siswa (knowledge of
                   learner) .......................................................................
                   .                                                                                  68
                c. Menentukan Karakteristik Materi ................................                   73
                .
             d. Menentukan Karakteristik dan Memilih Metode
                  Pembelajaran ............................................................
                ..                                                                                    82
             e. Melakukan Pengamatan Pada Aspek-aspek
                Pembelajaran .............................................................
                .                                                                                     88
         KESIMPULAN
         DAFTAR PUSTAKA
         LAMPIRAN




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                                                      vii
PENDAHULUAN

A. Dimensi Kompetensi dan Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah

         Mengacu pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
   12 Tahun 2007 tanggal 28 maret 2007, tentang Standar Pengawas
   Sekolah/Madrasah berkenaan dengan Kompetensi Pengawas Sekolah
   Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) dan Pengawas
   Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) dalam Rumpun Mata
   Pelajaran yang Relevan (MIPA dan TIK, IPS, Bahasa, Olahraga Kesehatan,
   atau Seni Budaya).          Untuk Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik
   dinyatakan bahwa pengawas harus memiliki kompetensi sebagai berikut:

   1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan
       perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang
       relevan di sekolah menengah yang sejenis.
   2. Memahami         konsep,      prinsip,    teori/teknologi,     karakteristik,    dan
       kecenderungan perkembangan proses pembelajaran /bimbingan tiap mata
       pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah
       menengah yang sejenis.
   3. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran dalam
       rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis
       berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan
       prinsip-prinsip pengembangan KTSP.
   4. Membimbing           guru         dalam     memilih          dan     menggunakan
       strategi/metode/teknik           pembelajaran/bimbingan           yang         dapat
       mengembangkan berbagai potensi siswa melalui mata-mata pelajaran
       dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang
       sejenis.




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                                     1
5. Membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
       (RPP) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang
       relevan di sekolah menengah yang sejenis.
   6. Membimbing        guru     dalam    melaksanakan     kegiatan    pembelajaran/
       bimbingan (di kelas, laboratorium, dan atau di lapangan) untuk tiap mata
       pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah
       menengah yang sejenis.
   7. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan
       menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap
       mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah
       menengah yang sejenis.
   8. Memotivasi      guru     untuk    memanfaatkan    teknologi   informasi   dalam
       pembelajaran/ bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata
       pelajaan yang relevan


         Kompetensi supervisi akademik adalah kemampuan pengawas sekolah
   dalam melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai dan membina guru
   dalam     rangka     mempertinggi       kualitas   proses   pembelajaran     yang
   dilaksanakannya, agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa.

         Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam
   meningkatkan mutu proses pembelajaran. Oleh sebab itu sasaran supervisi
   akademik adalah guru dalam proses pembelajaran, yang terdiri dar materi
   pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan
   strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi
   informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta
   penelitian tindakan kelas.

         Oleh karena itu tujuan umum pengembangan Bahan Belajar Mandiri
   untuk kompetensi supervisi akademik ini adalah (1) menerapkan teknik dan
   metode supervisi akademik di sekolah dasar, dan (2) Mengembangkan


Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                               2
kemampuan dalam menilai dan membina guru untuk mempertinggi kualitas
   proses pembelajaran yang dilaksanakannya agar berdampak terhadap
   kualitas hasil belajar siswa.


B. Kegunaan Bahan Belajar Mandiri bagi Pengawas

         Bahan belajar mandiri bagi pengawas SMP ini diharapkan berguna
   sebagai bahan acuan dalam melakukan tugas-tugas kepengawasan dan
   sebagai salah satu sumber acuan dalam pengembangan profesional
   pengawas.

         Mengacu pada kompetensi inti dari dimensi kompetensi supervisi
   akademik, maka dari kegiatan belajar 1 yang ada pada BBM ini diharapkan
   tercapai penguasaan pengetahuan dan ketrampilan dalam menerapkan teknik
   dan metode supervisi akademik di sekolah dasar..




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                   3
DISKUSI DALAM MKPS
                                                        (bekaitan dengan revisi
                                                         tanggapan yang telah
                                                                dibuat)




C. Skenario Kegiatan Belajar




         5’




Keterangan:


                 = Perkiraan alokasi waktu
                   • Perkiraan alokasi waktu digunakan untuk setiap masalah
                      dan sifatnya amat kondisional. Jika dirasa sudah dipahami,
                      maka dilanjutkan ke masalah selanjutnya.




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                             4
KEGIATAN BELAJAR 1


A. Supervisi Akademik di Sekolah/Madrasah

         Ketrampilan utama dari seorang pengawas adalah melakukan penilaian
   dan pembinaan kepada guru untuk secara terus menerus meningkatkan
   kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas agar berdampak
   pada kualitas hasil belajar siswa. Untuk dapat mencapai kompetensi tersebut
   pengawas diharapkan dapat melakukan pengawasan akademik yang
   didasarkan pada metode dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan
   kebutuhan guru.


B. Pengantar

         Para pengawas pasti menyadari bahwa tugas mereka cukup berat, dan
   ketrampilan    yang     dibutuhkan   cukup    kompleks.   Bidang   pengawasan
   instruksional dihadapkan pada kebutuhan yang amat penting dalam
   membantu guru agar dapat berkembang dengan pesat dalam pengelolaan
   kelas. Kompleksitas sekolah memaksa begitu banyak cara harus disiapkan
   guru dalam proses pembelajaran. Bayangkan, dimasa mendatang seseorang
   setelah sarjana baru mendapatkan kualifikasi sebagai pengajar setelah lulus
   dari Pendidikan Profesi Guru (PPG).          Dengan demikian profesi pengawas
   menjadi lebih berat dan kompleks dengan tingkat ketrampilan yang harus
   lebih tinggi dari guru yang telah lulus PPG (Zepeda, 2006).


C. Uraian.
   1. Pertanyaan-pertanyaan kunci

      α. Apa yang membedakan             supervisi   akademik    dengan   supervisi
         administratif?




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                            5
β. Bagaimana metode dan teknik supervisi akademik dilaksanakan?

      χ. Dalam supervisi akademik terdapat istilah dukungan dan evaluasi, apa
         maksudnya?


   2. Uraian

      a. Perbedaan supervisi akademik dengan supervisi administratif
                Dalam pendidikan dikenal dua tipe supervisi atau pengawasan. (1)
         Supervisi administratif/manajerial. (2) Supervisi Akademik.      Yang
         pertama berkenaan dengan efisiensi internal dari sistem (pendidikan)
         dan biasanya menyangkut aspek kuantitatif, memberi jawaban pada
         pertanyaan mengapa institusi pendidikan harus berjalan dalam cara
         tertentu, dan menggunakan secara luas sumberdaya yang tersedia.
         Komunikasi dan informasi merupakan dua fungsi utama dari tipe
         supervisi ini. Tipe supervisi ini diusung oleh tingkat manajemen yang
         lebih tinggi ke tingkat manajemen yang lebih rendah, oleh karena itu,
         derajat     dan    tekanannya   dapat    berbeda.   Fungsi    supervisi
         administratif/manajerial adalah memicu unsur yang mendukung dan
         terkait dengan layanan pembelajaran.

                Tipe supervisi lain adalah supervisi akademik atau instruksional
         yang berkenaan dengan efektifitas eksternal—biasanya berkenaan
         dengan aspek kualitatif, yang memberi jawaban pada pertanyaan
         bagaimana siswa belajar lebih baik.         Dukungan dan evaluasi
         merupakan dua fungsi utama untuk tipe supervisi ini. Tipe supervisi ini
         secara eksklusif dilaksanakan oleh staf pengawas lapangan untuk
         mengevaluasi hasil kerja guru. Jadi tujuan supervisi akademik adalah
         meningkatkan mutu pembelajaran.

                Supervisi akademik merupakan kegiatan terencana yang ditujukan
         pada aspek        kualitatif sekolah dengan membantu guru melalui



Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                         6
dukungan dan evaluasi pada proses belajar dan pembelajaran yang
         dapat meningkatkan hasil belajar.


      b. Dukungan dalam supervisi akademik
                Fungsi dukungan dalam supervisi akademik adalah menyediakan
         bimbingan      profesional     dan   bantuan    teknis   pada   guru   untuk
         meningkatkan proses pembelajaran.              Dengan mengajar lebih baik
         berarti membantu siswa untuk:
         1. Belajar lebih banyak (to learn more)
         2. Belajar lebih cepat (to learn faster)
         3. Belajar lebih mudah (to learn more easily)
         4. Belajar lebih menyenangkan (to have more pleasure while learning)
             dan
         5. Menggunakan/mengaplikasikan apa yang mereka pelajari dengan
             lebih efektif (to use/apply what they learn more effectively).

                Guru membutuhkan bantuan dan dukungan. Mereka memerlukan
         bantuan     dalam memahami dan mempraktekkan strategi dan teknik
         belajar dan pembelajaran yang dapat meningkat hasil belajar siswa.
         Agar berhasil dengan baik, fungsi dukungan membutuhkan banyak
         waktu dan upaya. TIdak ada cara tunggal untuk mengerjakan fungsi ini.
         Kesuksesan tidak pernah dapat dijamin, tetapi upaya yang sungguh-
         sunguh tidak pernah sia-sia. Beberapa cara yang dapat mendukung
         guru adalah meningkatkan proses pembelajaran dalam:
         1. Menggunakan secara efektif petunjuk bagi guru dan bahan
             pembantu guru lainnya.
         2. Menggunakan buku teks secara efektif
         3. Menggunakan praktek pembelajaran yang efektif yang dapat mereka
             pelajari selama pelatihan profesional/inservice training
         4. Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah mereka miliki



Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                              7
5. Menggunakan metodologi yang luwes (fleksibel)
         6. Merespon kebutuhan dan kemampuan individual siswa.
         7. Menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantu pembelajaran
         8. Mengelompokan siswa secara lebih efektif.
         9. Mengevaluasi siswa dengan lebih akurat/teliti/seksama
        10. Berkooperasi dengan guru lain agar lebih berhasil.
        11. Mengikutsertakan masyarakat dalam mengelola kelas.
        12. Meraih moral dan motivasi mereka sendiri.
        13. Memperkenalkan teknik pembelajaran modern untuk inovasi dan
            kreatifitas layanan pembelajaran.
        14. Membantu membuktikan siswa dalam meningkatkan ketrampilan
            berpikir kritis, menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan.
        15. Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.


      c. Sifat seorang pengawas akademik
              Untuk mencapai butir-butir tersebut sifat seorang pengawas dalam
         melaksanakan supervisi akademik harus memiliki kualitas sebagai
         berikut:
         1. Mendengarkan dengan sabar
         2. Menunjukkan ketrampilan dengan jelas
         3. Menawarkan insentif atau dorongan dengan tepat.
         4. Mempertimbangkan reaksi dan pemahaman dengan tepat.
         5. Menjelaskan, merangsang (stimulating) dan memuji secara simpatik
             dan penuh perhatian
         6. Meningkatkan pengetahuan sendiri secara berkelanjutan.


      d. Evaluasi dalam supervisi akademik?
                Proses evaluasi merupakan proses yang amat penting.      Dapat
         dikatakan bahwa tidak ada bimbingan efektif tanpa proses evaluasi.



Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                           8
Evaluasi adalah suatu tindakan pengujian terhadap manfaat (worth),
         kualitas, kebermaknaan, jumlah, kadar atau tingkat, tekanan atau
         kondisi dari beberapa perbandingan situasi, (dari hasil evaluasi dari
         beberapa situasi yang sama yang digunakan sebagai standar
         perbandingan), yang kualitasnya telah diketahui dengan baik.


         Berikut beberapa definisi tentang evaluasi.

              “Evaluation is the process of ascertaining the decision
              area of concern, selecting appropriate information,
              collecting and analysing that information in order to report
              summary data useful to decision makers in selecting
              among alternatives (Alkin).

         (Evaluasi adalah proses yang penting dalam bidang pengambilan
         keputusan, memilih informasi yang tepat, mengumpulkan dan
         menganalisis informasi tersebut agar diperoleh data yang tepat yang
         akan digunakan pengambil keputusan dalam memilih diantara beberapa
         alternatif)

         Dalam pendidikan, supervisi akademik didefinisikan sebagai:

              “It is the process of bringing about improvement in
              instruction by working with people who are helping the
              pupils. It is a process of stimulating growth and a means
              of helping teachers to help themselves. The supervisory
              programme is one of instructional improvement.”
              (Spears)

         (Proses peningkatan pembelajaran melalui kerjasama dengan orang lain
         untuk membantu siswa.      Ini adalah sebuah proses yang dapat
         merangsang pertumbuhan dan cara membantu guru untuk membantu
         mereka sendiri. Program pengawasan adalah salah satu program
         peningkatan pembelajaran)

         Karakteristik evaluasi adalah:
         1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang akan dievaluasi.
         2. Memfasilitasi pertimbangan-pertimbangan.



Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                        9
3. Menyediakan informasi yang berguna (ilmiah, reliabel, valid dan
            tepat waktu)
         4. Melaporkan penyimpangan/kelemahan untuk memperoleh remediasi
            dari yang dapat diukur saat itu juga.


      e. Hubungan        antara    dukungan       dan    evaluasi   dalam   supervisi
         akademik

                Dalam     sistem        pendidikan,   kualitas   pembelajaran   dapat
         dikategorikan mulai dari yang unggul, baik, memadai, buruk dan tidak
         ada harapan. Penentuan jenjang kualitas ini merupakan fungsi evaluatif
         dari pengawasan/supervisi akademik, baik dari kepala sekolah maupun
         dari pengawas. Penyediaan dukungan merupakan fungsi selanjutnya
         dari supervisi akademik.          Sebelum ‘didukung’ dibutuhkan penilaian
         aktual, dan tipe dukungan yang dibutuhkan guru—tipe evaluasi ini
         disebut evaluasi formatif.




                Gambar 1. Siklus alamiah dan evaluasi formatif dari supervisi
                                akademik/instruksional.


                Setelah memperoleh dukungan yang disediakan, diperlukan
         pertimbangan secara efektif dari hal yang sama. Ini disebut evaluasi


Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                             10
sumatif.     Hal ini menunjukkan bahwa ‘evaluasi dan dukungan’
         merupakan fungsi daur (siklus) yang tidak ada akhirnya : siklus evaluasi
         – dukungan - evaluasi.
                Oleh karena itu sebelum berkunjung ke sekolah, ke kelas, ke guru,
         kinerja siswa atau bidang apa saja yang menjadi perhatian peningkatan
         sekolah, seorang pengawas harus memiliki pemikiran yang jelas
         berkenaan dengan bidang spesifik yang akan dievaluasi dan dukungan
         yang perlu diberikan kepada guru untuk meningkatkan proses belajar
         dan pembelajaran.
                Guru yang baik adalah guru yang memiliki rencana pembelajaran
         sebelum memasuki kelas. Demikian pula dengan pengawas yang baik
         harus memiliki petunjuk kunjungan untuk dirinya sebelum memasuki
         kelas atau sekolah.       Petunjuk ini disebut daftar kendali (checklist).
         Checklist adalah instrumen evaluasi untuk mempertimbangkan dan
         menilai situasi sebenarnya dari kegiatan yang terjadi dalam kelas atau di
         sekolah.    Dengan bantuan ‘instrumen’ ini dan kumpulan data yang
         dimiliki, pengawas dapat mendiagnosis penyebab dari ‘penyakit’ di
         tempat ia melakukan pengawasan dan dapat mengajukan resep yang
         benar.
                                           REFLEKSI
         Dari perspektif Anda sebagai pengawas aktif atau calon pengawas,
            definisikan istilah pengawasan instruksional dan evaluasi guru.
         Pertahankan definisi ini dan modifikasi definisi tesebut seperti apa yang dapat
            dibaca pada modul ini.
         Menurut Anda apa yang membedakan kita melakukan supervisi administratif
            dengan supervisi akademik?
         Dapatkah Anda mengembangkan instrumen supervisi akademik berdasarkan
            kebutuhan khas sekolah yang Anda supervisi?
         (Coba bandingkan dengan lampiran contoh instrumen supervisi akademik
         yang dibuat oleh API yang disertakan dalam lampiran 1 BBM ini)
      f. Tujuan dari supervisi akademik/instruksional




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                                      11
Supervisi    instruksional   bertujuan   untuk    meningkatkan
         pertumbuhan, pengembangan, interaksi, penyelesaian masalah yang
         bebas kesalahan, dan sebuah komitmen untuk membangun kapasitas
         guru.     Cogan (1973) dan Goldhammer (1969), penyusun kerangka
         supervisi klinis, meramalkan praktek yang akan memposisikan guru
         sebagai pebelajar aktif. Lebih lanjut, Cogan menegaskan bahwa guru
         memiliki kemampuan menjadi penanggungjawab professional dan lebih
         dari pada itu ia mampu menjadi “penganalisis kinerjanya sendiri, terbuka
         untuk membantu orang lain, dan mengarahkan diri sendiri” (h.12).
                 Unruh dan Turner (1970) menyatakan bahwa supervisi sebagai
         “sebuah proses sosial dari stimulasi, pengasuhan, dan memprediksi
         pengembangan professional guru” (h. 17) dan pengawas sebagai
         “penggerak utama dalam pengembangan secara optimum kondisi
         pembelajaran” (h. 135). Apabila guru belajar dari memeriksa praktiknya
         sendiri dengan bantuan sejawat atau pengawas, pembelajarannya
         menjadi lebih personal dan oleh karena itu lebih kuat.
                 Maksud dari supervisi akademik/instruksional adalah formatif,
         sesuai dengan proses yang sedang berjalan, proses pengembangan,
         dengan pendekatan yang berbeda yang memungkinkan guru untuk
         belajar dari cara penganalisisan dan perefleksian praktik di kelas
         mereka dengan pendampingan pengawas atau profesional lainnya
         (Glatthorn, 1984, 1990, Glickman, 1990).
                 Sebaliknya, maksud dari evaluasi adalah sumatif; pengamatan
         kelas dan penilaian kinerja professional lainnya mengarah pada
         pertimbangan final atau rating keseluruhan (mis., M=memuaskan, B=
         baik, PP = perlu peningkatan).       McGreal (1983) memperjelas bahwa
         seluruh supervisi mengarah ke evaluasi dan pengawas tidak dapat
         mengevaluasi guru sebelum mereka melakukan pengamatan terhadap
         guru di dalam kelasnya.



Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                         12
REFLEKSI

            Dapatkan sebuah salinan dari prosedur dan kebijakan yang berpengaruh
              atas evaluasi guru dan pengawasan di dalam sistem sekolah dimana
              Anda bekerja.
            Apa yang disinggung dalam kebijakan untuk kepengawasan dan evaluasi
              guru?
            Apa maksud dari supervisi dan evaluasi?




                Penelitian    pada      kebiasaan   supervisi    menyatakan    bahwa,
         kebanyak       sekolah      mengurangi     tujuan      awal   dari   supervisi
         akademik/instruksional dengan menggantikannya dengan evaluasi
         (Sullivan & Glanz, 2000). Maksud dari evaluasi adalah untuk melihat
         ketercapainya dengan ketentuan standar pendidikan nasional dan
         kebijakan Pemda. Menguji/menentukan nilai guru pada akhir tahun, dan
         dapat pula digunakan untuk menentukan apakah seorang guru layak
         untuk mengajar atau tidak.
         Tujuan dari supervisi adalah untuk meningkatkan:
         1. Interaksi tatap muka dan membangun hubungan antara guru dengan
             pengawas (Acheson & Gall, 1997; Bellon & Bellon, 1982;
             Goldhammer, 1969; McGreal, 1983);
         2. Pembelajaran bagi guru dan pengawas (Mosher & Purpel, 1972)
         3. Meningkatkan belajar siswa melalui peningkatan pembelajaran guru
             (Blumberg, 1980; Cogan, 1973; Harris, 1975)
         4. Basis data untuk pengambilan keputusan (Bellon & Bellon, 1982)
         5. Pengembangan kapasitas individual dan organisasi (Pajak, 1993)
         6. Membangun kepercayaan pada proses, satu sama lain, dan
             lingkungan (Costa & Garmston, 1994), dan
         7. Mengubah hasil dengan pengembangan kehidupan yang lebih baik
             untuk guru dan siswa dan pembelajaran mereka (Sergiovanni &
             Starratt, 1998).


Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                               13
Secara umum tujuan supervisi adalah meningkatkan kualitas
         pembelajaran yang berdampak pada peningkatan kualitas hasil belajar
         peserta didik.
                Ada beberapa catatan yang diberikan Glatthorn (1984), ia percaya
         bahwa supervisi klinis tidak “mengenai sasaran” dan bahwa sebuah
         perbedaan pendekatan pada supervisi diperlukan karena:
         •   Standar praktek supervisi kepala sekolah dan pengawas sering tidak
             mencukupi dan tidak efektif.
         •   Supervisi klinis kerap tidak dapat dikerjakan dengan mudah, karena
             harus melakukan supervisi klinis pada seluruh guru – hal ini banyak
             menghabiskan waktu sehingga tidak praktis untuk digunakan pada
             seluruh guru, dan tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa supervisi
             klinis    meningkatkan     kinerja   guru   yang    kompeten       dan
             berpengalaman.
         •   Guru membutuhkan model pengembangan yang berbeda, dan gaya
             belajar (learning style) yang berbeda – mereka menyukai tipe
             interaksi, hubungan kepengawasan, dan jenis lingkungan tertentu
             agar mereka dapat bekerja (hh. 2-3)

                                         REFLEKSI

               Dengan mempertimbangkan bagaimana Anda melakukan
               pengawasan dan evaluasi. Berikan pengalaman Anda berkenaan
               dengan pengawasan dan evaluasi.
               Perubahan apa yang masuk akal dan kenapa?
               Apa yang akan diawasi yang dapat mengembangkan dan
                   membedakan dari apa yang dilihat?
               Apa yang butuh diubah dari lingkungan kerja Anda untuk seorang
                   pengawas pada saat mengimplementasikan perubahan yang
                   teridentifikasi?



      g. Tujuan evaluasi dan supervisi terhadap guru




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                            14
Ciri khas sekolah adalah menggunakan metode pengawasan yang
         sama untuk seluruh guru tanpa menghiraukan apakah mereka guru
         pemula,     guru    berpengalaman,     atau   guru   yang    mau   pensiun.
         Pendekatan satu ukuran untuk semua pada pengawasan sangat
         birokrat,    mempercayakan      pada     metoda      inspeksi,   dan    lebih
         memperhatikan efisiensi administratif (baca Sullivan & Glanz, 2000).
         Metode pengawasan ini berlawanan dengan watak apa yang akan
         dicapai oleh metode kooperatif secara professional, “dalam membantu
         hubungan yang otentik, mutual dan individual” (Glatthorn & Shield, 1983,
         h. 80).
                Diakui bahwa belajar mengajar adalah proses tanpa henti
         (ongoing process), jarang supervisi akademik/instruksional memberikan
         otoritas pada guru dalam memilih pengembangan profesional dan opsi
         kepengawasan yang paling sesuai dengan kebutuhan.
                Kontradiksi dalam teori dan tujuan dari pengawasan ini          terjadi
         manakala praktek pengawasan hanya diartikan sebagai evaluasi, dan
         apabila pengawasan terbatas hanya pada satu model seperti model
         pengawasan klinis.       Dengan berpikir maju atau berpikir ke depan,
         diharapkan dapat merefleksikan kebutuhan guru dan kebutuhan belajar
         unik mereka.
                Evaluasi guru adalah evaluasi sumatif dan secara ideal terjadi
         sebagai sebuah pelengkap dari supervisi formatif. Tujuan dari evaluasi
         dan supervisi tidak saling berlawanan; keduanya dapat mendukung
         peningkatan pembelajaran.      Pada akhir kuartal, semester dan akhir
         tahun, guru menguji siswa sebagai nilai akhir yang merupakan
         pencapaian dari sebuah proses pembelajaran selama waktu tersebut.
         Pada bidang yang sama, evaluasi guru mengarah pada penilaian untuk
         tahun tersebut. Seperti siswa yang menerima masukan selama kurun
         waktu satu tahun, guru menerima masukan tentang kinerja mereka



Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                               15
melalui kegiatan professional sebagai siklus ganda supervisi, kemudian
         mereka      menerima     penilaian      keseluruhan.    Penilaian     tersebut
         menyajikan sebuah benchmark.
                Kebanyakan konflik yang melekat dan merentang antara supervisi
         dan evaluasi berakar pada tujuan atau keluaran akhir dari evaluasi.
         Acheson dan Gall (1997) menggarisbawahi bahwa konflik antara
         evaluasi dan supervisi sebagai berikut:
                Salah satu masalah dalam supervisi adalah dilemma antara (a)
         mengevaluasi      guru    untuk   membuat      keputusan    tentang     retensi
         (penyimpanan), promosi dan masa jabatan, dengan (b) bekerja dengan
         guru dengan kritik yang bersahabat atau kolega yang membantu
         mengembangkan ketrampilan (skill) guru. (h. 209).
                Dari penjelasan di atas, Acheson dan Gall berargumentasi bahwa
         supervisi dan evaluasi pada akhirnya melayani tujuan yang sama:
         ”peningkatan pembelajaran” (h.48).
                Darling-Hammond         (1986)    menyimpulkan      bahwa      “evaluasi
         pembelajaran sebagian besar dilakukan untuk menjamin adanya standar
         yang tepat kegiatan belajar dan pembelajaran (h. 532).        Evaluasi pada
         kebanyakan guru berpengalaman sebagai “ laporan kepala sekolah
         untuk kinerja guru, biasanya tercatat dalam bentuk checklist, dan
         kadang-kadang diawali dengan pertemuan singkat”. (Peterson, 2000, h.
         18). Melalui praktek yang demikian, ada sedikit temuan bahwa guru
         tidaklah dengan mudah melihat perbedaan antara supervisi dan
         evaluasi.
                McGreal (1983) menyatakan bahwa guru pada akhir tahun
         seharusnya menerima nilai sumatif mereka , misalkan dengan kriteia
         M=memuaskan, B= baik, PP = perlu peningkatan. Faktor penyumbang
         perolehan nilai tersebut adalah keragaman keluaran yang terkait dengan
         guru, yaitu: promosi, retensi, terminasi dan kenaikan gaji.



Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                                16
Peterson (2000) menyatakan 12 hal dalam evaluasi guru yang
         dapat menjembatani jurang pemisah antara supervisi dan evaluasi:
         1. Tekankan bahwa fungsi evaluasi guru adalah untuk menemukan,
             mendokumentasikan, dan memberi pengakuan terhadap hasil
             pembelajaran yang baik.
         2. Gunakan alasan yang baik untuk mengevaluasi
         3. Tempatkan guru sebagai pusat aktivitas evaluasi
         4. Gunakan lebih dari satu orang untuk mempertimbangkan kualitas
             dan kinerja guru
         5. Batasi peran/pertimbangan kepala sekolah dalam mengevaluasi
             guru
         6. Gunakan sumber data majemuk untuk melaporkan tentang kualitas
             guru
         7. Apabila mungkin, termasuk data aktual hasil belajar siswa.
         8. Gunakan         variabel     sumber     data    untuk   melaporkan
             keputusan/pertimbangan tentang guru
         9. Luangkan waktu dan gunakan sumber-sumber lain yang dibutuhkan
             untuk dapat menyatakan terjadinya pembelajaran yang baik.
        10. Gunakan hasil penelitian dalam mengevaluasi guru secara benar
        11. Perhatikan pengevaluasian guru secara sosilogis.
        12. Gunakan      hasil    evaluasi   guru   untuk   mendorong      catatan
            pengembangan professional pribadi, publikasikan kumpulan hasil
                                   REFLEKSI
            evaluasi, yang mendukung sistem peningkatan guru.
         Peterson (2000) menyatakan bahwa evaluator, dan supervisi
         yang fungsinya dikembangkan, membutuhkan sumber data
         (misalnya data actual hasil belajar siswa) untuk melaporkan
         hasil keputusan tentang guru secara timbal balik, dalam
         mengevaluasi guru.

         Dari perspektif formatif, hal apa di samping data hasil belajar
         siswa yang dapat dan yang akan digunakan untuk
         meningkatkan pengembangan dan peningkatan guru? Setelah
         mengidentifikasi data lain yang penting:

         Bagaimana guru akan Anda libatkan dalam pemeriksaan butir
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah
           tersebut sebagai data hasil pembelajaran (mis., hasil kerja          17
           siswa, rencana pembelajaran, dsb.)?
         Jenis administrasi apa yang mendukung apa yang diinginkan?
         Bagaimana Anda akan membantu guru untuk memonitor
           dampak dari usaha ini pada praktek kerja mereka?
           Bagaimana halnya dengan hasil belajar siswa?
Supervisi dapat menjadi “jantung sistem evaluasi guru yang baik”
         (Acheson & Gall, 19977, p. 60) , khsusunya pada differentiated
         supervision dan guru menjadi aktor utama dalam proses.




      h. Differentiated Supervision

                Glatthorn    (1997)      menggambarkan         supervisi   yang     dapat
         memperlihatkan       perbedaan      (Differentiated     Supervision)     sebagai
         “sebuah pendekatan pada supervisi yang melengkapi guru dengan opsi
         tentang jenis-jenis kepengawasan (advisory) dan layanan evaluasi yang
         mereka terima” (h. 3).         Differentiated Supervision dilakukan dengan
         dasar pemikiran bahwa pembelajaran adalah suatu profesi; guru harus



Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                                 18
memilik derajat kontrol atau pengendalian pada semua pengembangan
         professional dan memiliki kuasa untuk memilih dukungan yang mereka
         butuhkan.
                Sekolah efektif mendorong kolegalitas dalam masyarakat yang
         dibangun sebagai dasar kerjasama/kooperasi, pendampingan yang
         timbal-balik, dan kepercayaan diantara guru dan staf. Tanpa hubungan
         kolegalitas antara guru dengan pengawas, tidak akan menghasilkan
         peningkatan dan pengembangan yang alamiah.                     Seperti Kindread
         nyatakan pada tahun 1952, semua guru memiliki kebutuhan umum,
         antara lain:
         1. Keamanan
         2. Kondisi kerja yang menyenangkan
         3. Perlakuan yang jujur dan seimbang
         4. Perasaan bahwa mereka adalah bagian integral dari sekolah
         5. Pengakuan hasil kerja mereka, dan
         6. Hak suara secara administratif. (hh. 158-159)
                Supervisi yang membedakan (Differentiated Supervision) dapat
         berkembang hanya dalam lingkungan yang memiliki hubungan kolegial
         yang dibangun melalui “pendampingan kooperatif dan timbal balik”
         (Glatthorn, 1990, p. 177).
                Pendekatan       supervisi       yang     membedakan        (Differentiated
         Supervision) memperkenankan pengawas untuk konsentrasi pada guru
         yang membutuhkan waktu mereka dan usaha yang banyak, bukan
         melakukan pengamatan kelas yang tidak sungguh-sungguh pada
         seluruh guru hanya untuk keperluan dinas pendidikan.                        Sistem
         pembedaan        Glatthorn      telah     membuat        asumsi    yang      ‘tidak
         memperhatikan        pengalaman          dan     kompetensi,      seluruh     guru
         dikembangkan        dalam      tiga     proses    yang    berhubungan        untuk
         meningkatkan pembelajaran: Evaluasi guru, pengembangan staf, dan



Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                                    19
pengamatan informal” (1990, h. 179).              Sesuai dengan pendapat
         Glatthorn, guru harus dikembangkan dalam “dua atau lebih” sebagai
         berikut:
         1. Pengembangan intensif atau intensive development (dianjurkan
             menggunakan model supervisi klinis)
         2. Pengembangan           Kooperatif    atau     Cooperative        development
             (pembangunan, secara sosial menjembatani kegiatan seperti peer
             coaching, lesson study atau penelitian tindakan); atau
         3. Pengembangan          yang   diarahkan      sendiri    atau     self   directed
             development (pengembangan kegiatan guru yang diarahkan oleh
             dirinya sendiri)

                Pendekatan      differentiated   supervision      dari    Glatthron   tidak
         dimaksudkan menjadi perspektif, tetapi lebih pada ‘sebuah pendekatan
         proses, yang didalamnya setiap sekolah mengembangkan modelnya
         sendiri. Hal ini merupakan salah satu tanggapan terhadap kebutuhan
         khusus dan sumberdaya” (1990, h.179).


                                      KERJA LAPANGAN
                                Tanyakan kepada pengawas ….

                Wawancara satu orang (mis. Kepala sekolah, wakil kepala
                sekolah, atau yayasan) siapa yang mengawasi guru sesuai
                aturan yang ada. Tanyakan pada orang tersebut:
                Bagaimana Anda melakukan supervisi yang membedakan
                (differentiated supervision)?
                Mengapa Anda melakukan supervisi yang membedakan?
                Adakah contoh dimana supervisi ini tidak layak dinyatakan
                sebagai supervisi yang membedakan?
                Setelah wawancara informal, identifikasi hal utama yang Anda
                pelajari tentang supervisi yang membedakan. Apa yang dapat
                Anda pelajari?




      i. Supervisi pengembangan (Developmental Supervision)?



Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                                   20
Glickman      (1981)    menyatakan         bahwa   “tujuan   supervisi
         akademik/instruksional adalah untuk membantu guru belajar bagaimana
         meningkatkan kapasitas dirinya untuk mencapai tujuan pembelajaran
         professional untuk siswa mereka” (h. 3), dan gaya kepengawasan
         merupakan salah satu dari cara untuk meningkatkan atau mengurangi
         keterlibatan dalam pembelajaran yang dikembangkan secara tepat.
         Kesuksesan supervisi pengembangan terletak pada kemampuan
         pengawas untuk menilai tingkat konseptual guru atau kelompok guru,
         dan kemudian menerapkan pendekatan kepengawasan yang sesuai
         dengan tingkatannya.
                Pendiagnosaan tingkat konseptual guru adalah bagian penting
         untuk sukses dalam supervisi pengembangan.                Ham’s menemukan
         (1986), seperti yang dikutip oleh Waite (1998), menyatakan. “Pengawas
         yang amat efektif mampu memadukan model yang tepat atau strategi
         yang tepat untuk kebutuhan khusus dan tingkat pengembangan dari
         guru itu sendiri” (1998, h.300). Dari perbedaan daya pembelajaran yang
         ada dan variasi tingkat pengalaman dari setiap guru, pengawas perlu
         memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa.


                                        STUDI KASUS


         Sebagai kepala sekolah SMP Z, Ibu Susan baru saja menerima 14 guru
         baru. Delapan dari guru tersebut baru lulus sarjana pendidikan, dan 6
         adalah orang baru mengenal sistem pendidikan SMP Z . Kedua kelompok
         guru ini telah diuji sebagai calon guru. Pertimbangan apa yang harus Ibu
         Susan dan tim administratif     sekolah lakukan sebagai pengembangan
         strategi untuk mensupervisi guru-guru baru ini?




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                               21
Glickman      (1981)      mengidentifikasi      orientasi    kepengawasan
         menjadi pengawasan berbasis instruksi, bukan instruksi dan kolaboratif.
         Orientasi ini menggambarkan jenis-jenis pendekatan seorang pengawas
         yang akan dipilih berdasarkan taraf pengembangan guru; “supervisi
         yang efektif harus didasarkan pada kesesuaian orientasi kepengawasan
         dengan kebutuhan dan karakteristik guru” (h. 40).


      j. Gaya yang dapat mendukung kedua jenis pengawasan
         (Differentiated supervision dan Developmental supervision).

                Glickman (1990) mengidentifikasi empat pendekatan interpersonal
         yang paralel dengan situasi teori kepemimpinan:
         1. Pendekatan instruksi terkontrol (Directive control approach)
         2. Pendekatan        instruksi         informasional   (Directive    informational
             approach)
         3. Pendekatan kolaboratif (Collaborative approach)
         4. Pendekatan non instruksi (Non directive approach)
                Tabel    di   bawah       ini     menggambarkan       empat    pendekatan
         kepengawasan, dengan saran kapan dan di bawah kondisi apa seorang
         pengawas dapat menggunakan pendekatan ini.

         Tabel 1. Gaya Kepengawasan
                  Gaya                                               Rentang Perilaku
                                                  Audiens
              Kepengawasan                                            Kepengawasan
          Directive control             Guru baru; guru pada        Memberitahukan,
          approach:                     perencanaan                 mengarahkan,
          Pengawas                      peningkatan formal;         menunjukkan,
          mengarahkan seluruh           guru yang berupaya          memberi
          aspek proses                  keras untuk                 pembelajaran, dan
          kepengawasan                  menggunakan                 memberi
                                        pembelajaran baru           perintah/amanat.
                                        namun strategi
                                        pembelajaran yang
                                        amat perlu.




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                                   22
Directive informational       Guru baru:              Memberitahukan,
          approach:                     guru yang berupaya      memberi
          Pengawas berbagi              keras untuk             pembelajaran,
          informasi dengan              menggunakan             membangun alternatif-
          menekankan pada apa           pembelajaran baru       alternatif antara guru
          yang harus dicapai            namun strategi          dan pengawas.
                                        pembelajaran yang
                                        amat perlu.
          Collaborative                 Guru berpengalaman:     Pembimbingan,
          approach:                     Guru dengan kepakaran   pertahankan fokus
          Terbuka,      pemecahan       dan ketrampilan yang    selama diskusi,
          masalah dua arah; guru        baik.                   hubungkan guru
          dan pengawas memiliki                                 dengan kebutuhan
          kesetaraan         dalam                              yang sama.
          mencari      pemahaman
          praktis dan dampaknya
          kepada hasil belajar
          siswa.      Pengambilan
          keputusan      kolaboratif
          dengan guru mengarah
          pada            kerangka
          pertanyaan, pura-pura
          bertanya        (problem
          posing) dan membuat
          keputusan akhir tentang
          pelajaran apa yang akan
          dikerjakan        dimasa
          selanjutnya.
          Non directive                 Guru utama (master      Dengarkan dengan
          approach:                     teacher)                cara yang tidak
          Mengarahkan diri                                      mengadili; bertanya
          sendiri; guru                                         dengan pertanyaan
          mengembangkan                                         terbuka; sediakan
          penyelesaian dan                                      penjelasan/ klarifikasi
          aktivitas yang sedang                                 pada pertanyaan yang
          berjalan untuk                                        diajukan; kembangkan
          membantu praktek                                      inkuiri melalui refleksi,
          pengujian.                                            skenario peran sera,
                                                                dan dialog.


                 Perlu dicatat bahwa tidak ada aturan yang susah atau yang
         mudah tentang gaya yang mana yang harus digunakan, dan seperti
         yang Glickman (1981) katakan, “kecuali apabila semua guru luar biasa
         homogennya, tidak ada pendekatan tunggal yang efektif untuk semua
         hal” (h.40).


Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                                  23
STUDI KASUS

   Pak Amir seorang wakil kepala sekolah, baru saja menyelesaikan pengamatan
   kelas selama 40 menit pada kelas Pak Rudi seorang guru IPA di sebuah SMP.
   Pak Amir duduk di meja kerjanya dan berpikir keras bagaimana pendekatan
   pertemuan setelah pengamatan akan dilakukan. Melalui catatan-catatannya, Pak
   Amir melihat data-data sebagai berikut:

   Empat belas dari 40 siswa melakukan tugas kurang dari 50% untuk waktu yang
        disediakan.
   Pak Rudi menggunakan sekitar 30% waktunya untuk mengarahkan kembali
        bagaimana berperilaku dalam menyelesaikan tugas.
   Siswa agak kurang hormat kepada Pak Rudi (bersungut-sungut, mengabaikan
        arahan dia).
   Selama 15 menit terakhir, siswa yang melaksanakan tugas pada umumnya, mulai
        menghentikan tugasnya (Edi berbalik ke Nisa dan mereka mengobrol; Andri
        mendorong makan siangnya hingga jatuh; Rusdi menjual permennya; Tina
        membaca majalah; Dedi memasukkan kepalanya kedalam jaketnya, dan
        Shanti bermain-main dengan pensil warnyanya).
   Ketika bel berbunyi, siswa ‘berlari’ ke luar sementara Pak Rudi sedang
        menjelaskan tugas pekerjaan rumah mereka.
   Dua siswa langsung melaporkan kepada Pak Rudi setelah sekolah.

   Pada pertemuan pra-pengamatan, Pak Rudi menyatakan bahwa dia “tidak
   menyukai” siswanya. Ia berbagi bahwa siswa tidak melaksanakan tugas-tugasnya
   dan mengobrol diantara mereka sendiri pada saat “siswa yang baik” melakukan
   pertanyaan. Pak Amir menset waktu dan menjelaskan bahwa ia akan fokus pada
   pengamatannya sendiri untuk pengelolaan kelas keseluruhan. Ia menjelaskan
   pada Pak Rudi bahwa ia akan mengikuti proses interaksi yang terjadi dengan
   siswa, bagaimana siswa dalam melaksanakan tugas, dan bagaimana perilaku
   setelah tugas selesai, serta isyarat-isyarat verbal yang pak Rudi berikan kepada
   siswa yang terlihat tidak melakukan tugas.

   Pak Rudi menjadi guru sebagai karir keduanya. Sebelum mengajar, Pak Rudi
   bekerja sebagai sales selama 17 tahun dalam bidang obat-obatan. Dua tahun
   yang lalu, Pak Rudi mulai mengajar sebagai guru honor.

       Setelah membaca Gaya Kepengawasan Glickman pada table 1, diskusikan
   pendekatan pertemuan setelah pengamatan. Berpasangan, peran serta, asumsi-
   asumsi peran Pak Amir dan Pak Rudi. Dari mana Pak Amir harus memulai
   memberikan umpan balik?




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                                 24
k. Ketrampilan yang dibutuhkan seorang pengawas akademik

                 Pengawas bekerja lebih dari sekedar mengamati guru di dalam
         kelas; mereka melibatkan guru dalam rentang kegiatan yang lebih luas
         yang     fokus   pada    pembelajaran.     Kegiatan    ini   terkait   dengan
         pengembangan professional dari usaha-usaha pengawasan. Kegiatan-
         kegiatan tersebut dapat mencakup: memperkenalkan peer coaching,
         penelitian tindakan, pengembangan portofolio pembelajaran, kelompok
         studi, teman kritis, dan inisiatif lain yang masuk akal untuk konteks
         sekolah dasar. Peran pengawas menjadi sangat kompleks; Wiles dan
         Bondi     (1996)    mendaftar   beberapa    peran     yang    membutuhkan
         kompetensi:
         1. Pengawas adalah memberdayakan orang. Pengawas memerlukan
             sensitivitas pada fakta bahwa sekolah memiliki bermacam-macam
             masyarakat belajar.
         2. Pengawas sebagai pengembang kurikulum. Peran instruksional dari
             pengawasan memiliki tiga dimensi, yaitu: penelitian, komunikasi dan
             pembelajaran.
         3. Pengawas sebagai pekerja humas. Kecakapan majemuk dalam
             hubungan masyarakat memerlukan interaksi keseharian dengan
             beragam kelompok.
         4. Pengawas sebagai pengembang staf. Rencana pengembangan staf
             merupakan metode utama dari peningkatan pembelajaran.
         5. Pengawasa sebagai administrator. Administrator membutuhkan set
             ketrampilan yang amat khusus.
         6. Pengawas sebagai manajer perubahan. Pergerakan perubahan
             yang sistemik membutuhkan pengawas untuk mengelola dan
             menerapkan perubahan.
         7. Pengawas sebagai penilai (evaluator). Peran evaluatif adalah terus
             menerus (1997, hh. 18-22).



Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                               25
REFLEKSI

           Wiles dan Bondi (1996) menyatakan bahwa “pengawas sebagai
           administrator. Administator membutuhkan set ketrampilan yang
           amat khusus”

           Adakah konflik inheren (yang melekat) dalam bagian pertama
           pernyataan “pengawas sebagai administrator?”

           Siapkan diri untuk berbagi pemikiran Anda dalam kelompok kecil.

           Set ketrampilan khusus apa yang pengawas butuhkan untuk
           bekerja bersama guru?

           Siapkan diri untuk berbagi pemikiran Anda dalam kelompok kecil.




                Tanpa memperhatikan kerja, tugas, atau bagaimana peran
         pengawas        diasumsikan,     gaya   pengawasan        (mis.    Instruksi   dan
         kolaborasi) akan memiliki dampak pada hubungan antara guru dengan
         pengawas.          Guru     memiliki    kebutuhan      unik    sepanjang       karir
         pekerjaannya. Beberapa pengalaman, guru yang kompeten akan lebih
         suka    untuk     bekerja      dengan   caranya     sendiri    untuk   membantu
         pengembangan profesionalnya (Glatthorn, 1997).                 Guru ini memiliki
         kemampuan untuk mengarahkan sebuah program yang diarahkan pada
         kebutuhan personal dan professional dirinya sendiri. Pada pengawasan
         yang diarahkan diri sendiri (self directed supervision), guru mengambil
         inisiatif untuk memilih bidang yang disukai atau yang diinginkannya,
         menempatkan        sumberdaya       yang   tersedia     agar      sesuai   dengan
         tujuannya,      dan   mengembangkan         serta     melaksanakan         rencana
         pembelajaran dan pengembangannya.                   Dalam hal ini pengawas
         berperan sebagai pendukung, bukan pengarah yang mahakuasa.




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                                     26
REFLEKSI

              Refleksikan dari pengalaman baru Anda tentang supervisi
              akademik/instruksional

              Bagaimana Anda akan mengklasfikasikan gaya kepengawasan
                administrator (administrator’s supervisory style)?
              Perilaku apa yang mengarahkan Anda pada kesimpulan
                tersebut?
              Gaya kepengawasan apa, jika ada, yang paling sesuai?
                Kenapa?.




                Refleksi di atas penting untuk mencoba mengembangkan tahap
         kepengawasan menjadi refleksi yang sungguh-sungguh, tentang jenis
         praktek kepengawasan apa yang paling sesuai bagi guru.
         Pengawas yang efektif memiliki ciri:
         1. Melengkapi guru dengan lingkungan pendukung yang memberi
             tekanan pada pengambilan resiko.
         2. Memotivasi guru secara berkelanjutan untuk mencari kinerja
             optimum guru.
         3. Menganjurka/mendorong               menggunakan        prinsip-prinsip
             pembelajaran yang telah dikenal; dan
         4. Melengkapi        kesempatan    majemuk     untuk     perkembangan
             professional.


                Ada banyak pendekatan dalam supervisi.        Apabila pendekatan
         yang membedakan (differentiated approach) dilakukan pada awal




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                          27
tahapan, peer coaching (pendampingan sebaya) dapat berkembang
         menjadi model pengembangan staf.
      l. Proses supervisi
         Proses supervisi didasarkan pada premis yang dinyatakan di bawah ini:




         Langkah I Pertemuan Pra-pengamatan.


                Pengawas berusaha untuk menjelaskan pada guru kegiatan
         spesifik di kelas.     Berunding dengan guru untuk membangun saling
         pengertian dan kemudahan komunikasi, sehinga kunjungannya dapat
         diterima dan tidak menakutkan.         Ia dapat mendiskusikan dan
         memutuskan hal di bawah ini dengan guru, yaitu bagaimana butir-butir
         di bawah ini akan dilihat:



Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                       28
1. Metode pembelajaran.
         2. Pengelolaan kelas.
         3. Situasi belajar dan pembelajaran
         4. Suasana kedisiplinan/disipliner kelas
         5. Presentasi pelajaran.
         6. Reaksi siswa.
         7. Tugas menulis siswa
         8. Penggunaan alat bantu audio visual dan alat bantu pembelajaran
             lainnya.


         Pengawas juga menetapkan teknik kepengawasannya seperti:
         1. Duduk dibagian belakang dan memperhatikan.
         2. Berjalan mengelilingi kelas dan melihat apa yang dikerjakan siswa?
         3. Mencoba memberikan contoh dengan menyajikan sebuah model
             pembelajaran.
         4. Mengajukan sessi tanya jawab di dalam kelas.


         Langkah-II Pengamatan.


                Setelah melakukan pertemuan sebelumnya serta berdiskusi
         dengan guru, pengawas harus memutuskan hal-hal yang harus diamati
         dari kejadian-kejadian yang ada, misalnya:
         1. Apakah guru secara konsisten mendominasi kelas sepanjang
             waktu?
         2. Apakah ia melibatkan kelas dalam proses?
         3. Seberapa banyak ia menggunakan papan tulis?
         4. Apakah metodenya efektif?
         5. Apakah tayangan dalam alat bantu audio visual dan alat bantu
             pembelajaran lainnya relevan dengan materi ajar?



Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                        29
6. Seberapa banyak pembelajaran nyata terjadi di dalam kelas?


         Selama pengamatan, pengawas mencatat butir petunjuk konstruktif dan
         positif, yang nantinya akan didiskusikan dengan guru.


         Langkah-III Analisis hasil pengamatan


                Pengawas       mengorganisasi     data   pengamatan   ke   dalam
         bidang/mata pelajaran yang jelas untuk umpan balaik pada guru.
         Pengawas kemudian membuat analisis yang menyeluruh/komprehensif
         pada data yang ada untuk menafsirkan hasil pengamatannya. Jika ini
         merupakan proses daur ulang, maka ia menentukan apakah dibutuhkan
         perubahan yang menyeluruh. Jika demikian, apakah mereka memiliki
         pengaruh yang diinginkan terhadap bidang yang menjadi minatnya.
                Berdasarkan       analisisnya,    maka     pengawas    kemudian
         mengidentifikasi perilaku pembelajaran yang positif, yang harus
         dipelihara dan perilaku negatif yang harus dirubah, agar dapat
         menyelesaikan/menanggulangi masalah.


         Langkah-IV Pertemuan setelah pengamatan


                Data yang telah dianalisis ditunjukkan pada guru. Umpan balik
         diberikan    sedemikian sehingga        guru dapat memahami temuan,
         mengubah perilaku yang teridentifikasi dan mempraktekkan panduan
         yang diberikan.
                Penerimaan dan internalisasi merupakan capaian terbaik. Hal ini
         terjadi apabila hubungan antara guru dengan pengawas dapat
         digolongkan ke dalam sifat kooperatif dan kolegalitas yang tidak
         mengancam. Hubungan yang bersahabat merupakan hubungan yang



Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                        30
banyak manfaatnya, karena keduanya akan banyak memperoleh
         manfaaat dengan bekerja bersama.             Hubungan mereka harus
         menunjukkan :
         1.      Kepercayaan timbal balik terhadap kemampuannya masing-
                 masing.
         2.      Kepercayaan/ketergantungan satu sama lain sebagai bentuk
                 pertolongan/bantuan konstruktif
         3.      Pendirian untuk saling bekerja sama menuju tujuan bersama.


                Dari umpan balik pengawas dan dukungan pada guru, maka dapat
         ditentukan bersama:
         1.      Perilaku positif pembelajaran yang harus dipelihara.
         2.      Strategi-strategi alternatif untuk mencapai perubahan yang
                 diinginkan.
         3.      Kelayakan/kepantasan dari menggunakan kembali metode yang
                 pernah dilakukan.


                 Asumsinya adalah apabila perilaku guru berubah, maka
         permasalahan spesifik dalam bidang         yang menjadi perhatian akan
         dapat diselesaikan.




      m. Daftar cek/kendali (checklist)?


                Daftar     kendali      merupakan    suatu    instrumen   untuk
         mempertimbangkan dan mengevaluasi situasi nyata dari suatu aktivitas/
         situasi yang terjadi didalam kelas atau di sekolah. Hasil ini merupakan
         sesuatu yang amat diperlukan oleh seorang pengawas, seperti rencana




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                         31
pembelajaran bagi          guru.   Beberapa contoh daftar kendali dapat
         direproduksi di bawah ini.


         Daftar kendali untuk kunjungan ke sekolah


         1.           Beritahu pada kepala sekolah yang akan dikunjungi, kapan
                      waktu, tujuan kunjungan, persiapan khusus yang dibutuhkan,
                      untuk memperoleh informasi yang diperlukan.
         2.           Periksa secara sepintas dokumen pengamatan dari kunjungan
                      sebelumnya.
         3.           Tindaklanjuti apapun yang timbul dari kunjungan sebelumnya.
         4.           Periksa informasi umum yang tersedia tentang sekolah tersebut,
                      staf dan masyarakatnya.
         5.           Adakah sumberdaya/bahan yang dapat disalahtafsirkan oleh
                      kepala sekolah atau guru.
         6.           Siapkan rencana kunjungan Anda, antara lain:
              (i)       Rencana umum
              (ii)      Tujuan khusus (Specific Objectives).
              (iii)     Metoda pendekatan
              (iv)      Alokasi waktu
              (v)       Outcome/keluaran yang diharapkan
         7.           Periksa perjalanan secara rinci dan tata ulang kondisi yang
                      dibutuhkan.


         Daftar kendali untuk kunjungan kelas


         1.           Tentukan kelas dan waktunya.         Pertama buat hubungan
                      (contact) dengan guru. Arahkan pada pembentukan hubungan




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                               32
dan kemudahan komunikasi, sehingga kunjungan dapat diterima
                 dan tidak menakutkan.
         2.      Rumuskan tujuan dari kunjungan Anda.
         3.      Tentukan metode kepengawasan Anda, secara luwes/fleksible
         4.      Catat waktu pada jadwal (schedule) Anda sebagai tindak lanjut
                 dari diskusi bersama guru dengan cara yang amat bersahat.


         Daftar Cek Pengamatan Presentasi Pelajaran.


         a. Apakah guru membuat pernyataan tujuan dengan jelas?
         b. Apakah ia mereview pelajaran sebelumnya?
         c. Apakah ia menampilkan pelajaran baru dengan cara ringkas/
              sederhana, logis dan berurutan?
         d. Apakah ia memberikan petunjuk praktis pada siswa-siswanya?
         e. Apakah ia menyediakan kesempatan pada kelas untuk praktek
              secara bebas/independen?
         f.   Apakah ia menugaskan pekerjaan rumah pada siswa?
         g. Apakah ia secara terus menerus mendominasi siswa?
         h. Apakah ia menggunakan alat bantu audio visual yang relevan
              dengan cukup?
         i.   Seberapa banyak ia menggunakan papan tulis?
         j.   Apakah suasana/lingkungan kelas pada kegiatan pembelajaran
              membuat siswa aktif berpartisipasi?
         k. Seberapa banyak pembelajaran nyata terjadi?


         1. Tuliskan     butir-butir    catatan   pembimbingan   yang   konstruktif.
              Yakinkan bahwa Anda memiliki beberapa catatan tentang kinerja
              guru yang dapat Anda berikan pujian.




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                            33
2. Identifikasi keistimewaan utama dari pelajaran yang akan Anda
              diskusikan dengan guru. Tekankan saran positif dan ide dari pada
              saran-saran negatif seperti komentar “apa yang …, dan kenapa itu,
              Anda kerjakan”
         3. Libatkan         guru   dalam    perencanaan       pelajaran/metoda   untuk
              meningkatkan situasi pembelajaran.


         Checklist Review dan Supervisi.


         A. Dasar pertimbangan:
              1.         Apakah ada pra-perencanaan bersama dengan guru?
              2.         Apakah guru menghargai sepenuhnya proses supervisi dan
                         diskusi yang dilakukan setelah itu?
              3.         Apakah lokasi diskusi secara fisik cocok atau pantas?
              4.         Apakah waktu/durasi diskusi mencukupi?
              5.         Bagaimana anda menjamin suasana yang rileks/santai dalam
                         pembelajaran.
         Tipe checklist yang sama dapat disiapkan tentang ketersediaan yang
         tepat dan kegunaan fasilitas fisik, catatan ujian internal dan eksternal,
         catatan kantor dsb.


         B.            Mekanisme Diskusi:
              1.         Meninjau/mereview kata-kata pembukaan Anda;
                   •    Apa yang mereka desain untuk dicapai?
                   •    Apa yang tejadi pada reaksi guru?
              2.         Selama diskusi;
                   •    Siapa yang paling banyak berbicara?
                   •    Kenapa?




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                               34
3.       Apakah Anda mendengarkan penjelasan/komentar guru
                       secara seksama?
              4.       Apakah Anda memberikan catatan tertulis untuk petunjuk
                       guru?




         C.         Evaluasi:
              1.       Bagaimana akan Anda pertimbangkan reaksi guru, baik pada
                       sikap maupun reaksi mereka yang akan didiskusikan dalam
                       “Pertemuan setelah pengamatan”?
              2.       Apakah persyaratan/ketentuannya mencukupi untuk membuat
                       tindakan lanjutan?


      n. Mengukur kesuksesan perilaku kepengawasan


                   Berikut urutan sebagai nilai kesuksesan perilaku kepengawasan
         (supervisory behaviours):
         1. Miliki pemikiran yang terbuka tentang guru dan siswa manakala
              melakukan pengawasan di sekolah
         2. Menghimpun informasi sebelum membuat kesimpulan.
         3. Kumpulkan informasi yang dapat lebih membantu, dari pada
              menggunakan kritik yang tidak berguna.
         4. Tetap        melakukan      pengamatan     yang   tidak   menganggu
              (unobstructive) dan coba perhatikan bagaimana menjalankan kelas
              senormal mungkin.
         5. Jadilah pemimpin bukan pengendara.
         6. Sediakan contoh kongkrit.
         7. Berikan kepercayaan pada guru, tunjukkan apresiasi/penghormatan
              pada kerja mereka dan berikan dorongan untuk berinisiatif.



Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                        35
8. Secara sadar dan berhati-hati, perkuat komunikasi dua arah secara
              terbuka.
           9. Sopan kepada guru dan siswa, juga sadari permasalahan mereka
              dan coba untuk memberi penyelesaiannya pada mereka.
        10. Tunjukkan kestabilan emosional, suasana hati dan tabiat yang stabil.




                                        REFLEKSI


        Kerjakan pekerjaan rumah Anda.                 Datang ke sekolah dengan
   persiapan penuh dengan daftar cek untuk                  menawarkan bimbingan
   profesional.




                                     KESIMPULAN


    Tujuan     dari   model     supervisi    klinis   digunakan   sebagai    penyediaan
kesempatan pada guru untuk menguji atau memeriksa dan kemudian
merefleksikan apa yang telah dipraktekkan dengan bantuan seorang pengawas
akademik/instruksional. Selain itu, ditujukan untuk mendukung peningkatan dan
pengembangan guru.
    Ciri    dari   pendekatan    yang       berbeda   (differentiated   approach)   pada
pengawasan yaitu pendekatan tersebut berpusat pada kebutuhan guru (tahapan
karis dan pembelajaran orang dewasa). Beberapa pendekatan terkait dengan
supervise klinis, termasuk pertemuan pra-pengamatan, pengamatan, dan setelah
pengamatan. Setiap pendekatan memiliki keunikan desain dan penerapannya;
dengan demikian, semua pendekatan dilandaskan pada praktek yang berakar




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                                 36
dari paham konstruktifisme dan teori pembelajaran pemodelan-sosial, refleksi,
inkuiri, dan penyelesaian masalah secara aktif.




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                     37
KEGIATAN YANG DISARANKAN


Dari teori ke praktik


    Pada kegiatan awal, Anda telah menghasilkan salinan dari kebijakan dan
prosedur yang memerintahkan evaluasi guru dan pengawasan guru di dalam
sistem dimana Anda bekerja. Sekarang kajilah pernyataan undang-undang yang
memerintahkan pengawasan, evaluasi, dan pengembangan profesional guru.
Dalam dokumen ini, temukan irisan perintah pengawasan, evaluasi dan
pengembangan professional guru.         Apakah ada ketidaksesuaian?   Laporkan
temuan Anda dalam pertemuan antar pengawas.




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                      38
DAFTAR PUSTAKA

    Acheson, K. A., & Gall, M. D. (1997). Techniques in the clinical supervision
         of the teachers: Preservice and inservice applications (4th ed.). White
         Palins, NY: Longman.

    Arends Richard I. (2007). Learning to Teach. Seventh edition. New York:
         McGraw Hill Companies.

    Bellon, J. J., & Bellon,E. C. (1982). Classroom supervision and instructional
          improvement : A synergetic process (2nd ed.). Dubuque, IA:
          Kendall/Hunt.

    Blumberg, A. (1980). Supervisiors and teachers : A private cold war (2nd
         ed.). Berkeley , CA : McCutchan.

    Cogan , M. (1937). Clinical supervision. Boston : Houghton-Mifflin.

    Costa, A. L., & Garmston, R. J. (1994). Cognitive coaching: A foundation for
         renaissance schools. Norwood, MA: Christopher-Gordon.

    Interstate School Leaders Licensure Consortium Standards for School
          Leaders. (1996). Retrieved July 7, 2006, from http: / / www.ccsso.org /
          standards.html

    Darling-Hammond, L. (1986). Teaching knowledge: How do we test it?
          American Educator , 10(3), 18-21,46.

    Glatthorn A. A. (1997). Differentiated supervision (2nd ed.). Alexandria, V A:
          Association for Supervision and Curriculum Development.

    Glatthorn, A. A. (1990). Supervisory leadership: Introdution to instructional
          supervision. New York: HarperCollins.

    Glatthorn A. A. (1984). Differentiated supervision. Alexandria, V A:
          Association for Supervision and Curriculum.

    Glatthorn, A. A., & Shields, C. R. (1983). Credo for supervision in Catholic
          schools. In J. J. Ciriello (Ed.), The principal as managerial leader:
          Expectations in the areas of personnel management , institutional
          management , finance , and development (pp. 76-89). Washington,
          DC: U. S. Catholic Conference.


Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                          39
Glickman, C. D. (1990). Supervision of instruction: A developmet approach
         (2nd ed.). Boston: Allyn and Bacon.

    Glickman, C. D. (1981). Developmental supervision : Altenative practices for
         helping teachers. New York: Holt, Rinehart and Winston.

    Goldhammer, R. (1969). Clinical supervision: Special methods for the
         supervision of teachers. New York: Hlot, Rinehart and Winston.

    Harris, B. M. (1975). Supervisory behavior in education (2nded.). Englewood
          Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

    Interstate School Leaders Licensure Consortium. (1996). Standards for
          school leaders. Washington, DC: Author. Retrieved July 7, 2006, from
          http: / / www.ccsso.org/content/pdfs/isllcstd.pdf

    Kindred, L. W. (1952). How can the principal promote professional growth in
         the staff? National Association of Secondary Principals Bulletin,
         185(2), 156-162.

    McGreal, T. (1983). Effective teacher evalution. Alexandria, V A : Association
        for Supervision and Curriculum.

    Mosher, R. L., & Purpel, D. E. (1972). Supervision: The reluctant profession.
        Boston: Houghton-Mifflin.

    Pajak, E. F. (1993). Approaches to clinical supervision: Alternatives for
         improving instruction. Norwood, MA: Christopher-Gordon.

    Peterson, K. D. (2000). Teacher evalution: A comprehensive guide to new
         direction and practices (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Corwin Press.

    Sergiovanni, T. J., & Starratt, R. J. (1998). Supervision: A re-definition (6th
         ed.). Boston: McGraw-Hill.

    Sullivan, S., & Glanz, J. (2000). Alternative approaches to supervision:
          Cases from the field. Journal of Curriculum and Supervision, 15(3),
          212-235.

    Unruh, A., & Turner, H. E. (1970). Supervision for change and innovation.
         Boston: Houghton-Mifflin.




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                           40
Waite, D. (1998). Anthropology, sociology , and supervision. In G. R. Firth, &
         E. F. Pajak (Eds. ), Handbook of research on school supervision (pp.
         287-309). New York: Simon & Schuster.

    Wiles, J., & Bondi, J. (1996). Supervision: A guide to practice. Colombus,
         OH: C. E. Merrill.

    Zepeda, S.J. (2006). High stakes supervision: We must do more. The
         International Journal of Leadership in Education, 9(1), 61-73.




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                          41
Lampiran 1.

                         CONTOH SUPERVISI AKADEMIK


    Supervisi akademik merupakan kegiatan pembinaan dengan memberi
bantuan teknis kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan
kualitas pembelajaran.      Supervisi akademik sebaiknya dilakukan dengan
pendekatan supervisi klinis yang dilaksanakan secara berkesinambungan melalui
tahapan pra-observasi, observasi pembelajaran, dan pasca observasi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap Pra-observasi, Observasi, dan
Pascaobsevasi.

Pra-observasi (Pertemuan awal)
   • Menciptakan suasana akrab dengan guru
   • Membahas persiapan yang dibuat oleh guru dan membuat kesepakatan
      mengenai aspek yang menjadi fokus pengamatan
   • Menyepakati instrumen observasi yang akan digunakan

Observasi (Pengamatan pembelajaran)
  • Pengamatan difokuskan pada aspek yang telah disepakati
  • Menggunakan instrumen observasi
  • Di samping instrumen perlu dibuat catatan (fieldnotes)
  • Catatan observasi meliputi perilaku guru dan siswa
  • Tidak mengganggu proses pembelajaran

Pasca-observasi (Pertemuan balikan)
   • Dilaksanakan segera setelah observasi
   • Tanyakan bagaimana pendapat guru mengenai proses pembelajaran
      yang baru berlangsung
   • Tunjukkan data hasil observasi (instrumen dan catatan) – beri
      kesempatan guru mencermati dan menganalisisnya
   • Diskusikan secara terbuka hasil observasi, terutama pada aspek yang
      telah disepakati (kontrak) –Berikan penguatan terhadap penampilan guru.
      Hindari kesan menyalahkan. Usahakan guru menemukan sendiri
      kekurangannya
   • Berikan dorongan moral bahwa guru mampu memperbaiki
      kekurangannya
   • Tentukan bersama rencana pembelajaran dan supervisi berikutnya.




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                     42
PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK SECARA
KLINIS

Format A : Panduan Wawancara Pra Observasi

     Berisi pertanyaan yang dilakukan sebelum pengawas melakukan
pengamatan pembelajaran. Pertanyaan ini dapat dikembangkan oleh pengawas.
Jawaban guru direkam dengan mencatat kata-kata kuncinya di lembar lain atau
ditulis pada panduan dengan mengisi kolom catatan yang disediakan sesuai
dengan aspek yang ditanyakan.

Format B : Daftar Periksa Observasi Pembelajaran

     Instrumen ini diawali dengan identitas yang harus diisi oleh pengawas.
Nomor 1 diisi nama sekolah; no. 2 nama guru yang disupervisi; no. 3 mata
pelajaran yang diobservasi; no. 4 kelas/ semester yang disupervisi; no. 5 diisi
hari, tanggal, dan jam pelajaran ke berapa supervisi dilaksanakan; no. 6 diisi
kompetensi dasar dan indikator sesuai dengan yang ditulis guru dalam RPPnya;
no.7 diisi jumlah seluruh siswa di kelas yang disupervisi, jumlah siswa yang
hadir, dan yang tidak hadir.

     Berikutnya ada dua bagian yaitu I. Persiapan dan II. Kegiatan
Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran meliputi tiga tahap yaitu A. Pendahuluan,
B. Kegiatan Pokok, dan C. Penutup. Setiap aspek diamati dengan cermat,
kemudian pengawas membubuhkan tanda cek (v) pada kolom ”Tidak (tidak
ada)”jika aspek yang ditanyakan tidak ada/tidak muncul. Kolom ”Ya/ada” (artinya
aspek yang ditanyakan muncul). Kolom ini dibagi menjadi dua bagian yaitu ”baik”
dan ”perlu diperbaiki”. Pengawas mengisi kolom tersebut dengan kualitas aspek
yang ditanyakan sesuai dengan kondisi pembelajaran yang diamati. Pengisian
instrumen ini memerlukan kemampuan khusus dari pengawas. Pada setiap
checklist bubukan skala nilai dan klasifikasinya.


I.   Persiapan

     1.   Program tahunan. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya”jika guru dapat
          menunjukkan program tahunan untuk mata pelajaran dan kelas yang
          diampu, pada tahun pelajaran yang sedang berjalan, lengkap dengan
          Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan pembagian alokasi waktu
          selama satu tahun pelajaran sesuai dengan minggu efektif belajar.
     2.   Program semester. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika guru dapat
          menunjukkan program semester untuk mata pelajaran dan kelas yang
          diampu, pada semester yang sedang berjalan (semester 1 atau 2),
          lengkap dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, pembagian


Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                       43
alokasi waktu, dan rincian penyajian pada minggu-minggu tertentu
            selama satu semester sesuai dengan minggu efektif belajar.
      3.   Silabus. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika guru dapat menunjukkan
            silabus untuk mata pelajaran dan kelas yang diampu, tahun yang
            sedang berjalan, lengkap dengan Standar Kompetensi, Kompetensi
            Dasar, Materi Pembelajaran, Indikator, Penilaian, Alokasi waktu, dan
            Sumber belajar.
      4.    KKM untuk KD yang dibahas. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya”jika
            Kriteria Ketuntasan Minimum untuk Kompetensi Dasar yang sedang
            dibahas > 75 dan sesuai dengan aturan perhitungan criteria tersebut,
            dan ditulis pada kolom keterangan nilai KKMnya.
      5.    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Diisi tanda cek (v) pada kolom
            “Ya” jika guru dapat menunjukkan RPP untuk pembelajaran yang
            sedang dilaksanakan, dilengkapi dengan tujuan dan kegiatan
            pembelajaran yang sistematis dan logis, serta melibatkan siswa secara
            aktif untuk mencapai tujuan pembelajaran/ indikator/KD, materi
            pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
      6.    Buku nilai. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika guru dapat
            menunjukkanbuku nilai yang berisi nilai-nilai siswa untuk semua
            penilaian yang telah dilaksanakan, baik untuk pengetahuan, praktik,
            maupun sikap.
      7.    Selanjutnya, jika pengawas mengisi tanda cek (v) pada kolom ”Ya ”,
            maka perlu diperbaiki”, pada kolom ”keterangan” kemudian ditulis
            secara singkat dan jelas.

II.   Kegiatan Pembelajaran

A. Pendahuluan/Pra-pengamatan

      1.    Kesiapan alat bantu dan media pembelajaran (Sumber Belajar).
            Kolom “Ya” diisi, jika guru telah menyiapkan sumber belajar yang
            diperlukan secara lengkap.
      2.    Motivasi, artinya membangkitkan kemauan belajar siswa, agar siswa
            merasa tertarik ingin tahu, apa yang akan dipelajarinya. Hal ini dapat
            diamati, misalnya ketika guru:
            a. mengawali pelajaran dengan ceria,
            b. menunjukkan kegunaan Kompetensi Dasar(KD) yang akan dibahas
                dalam kehidupan sehari-hari atau hubungannya dengan mata
                pelajaran yang lain,
            c. memberi permasalahan yang menantang sehingga membangkitkan
                keinginan siswa untuk memecahkannya.
      3.    Apersepsi. (Pengetahuan prasyarat yang berkaitan dengan materi yang
            akan dibahas). Ini dapat dilihat apakah guru mengajukan pertanyaan
            mengenai materi pelajaran yang lalu yang berhubungan dengan materi


Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                           44
yang akan dibahas. Kolom “Ya” diisi bila hal tersebut dilakukan dengan
         baik.
    4.   Kejelasan Kompetensi Dasar/ Indikator. Kolom “Ya” diisi, jika guru
         menyampaikan baik lisan maupun tertulis KD/ Indikator yang harus
         dikuasai siswa setelah selesai pembelajaran.
    5.   Kesiapan bahan ajar (Sumber Belajar). Kolom “Ya” diisi, jika guru
         telah menyiapkan bahan ajar, baik berupa buku teks, modul, kaset/ cd
         pembelajaran, dsb.

B. Kegiatan Pokok/Pengamatan

    1.   Penguasaan Materi.
         Kolom “Ya”diisi jika guru tampak mantap dan percaya diri, tidak ragu-
         ragu dalam menyajikan pembelajaran, serta pertanyaan-pertanyaan
         siswa dijawab dengan tepat. Jika pengawas berlatar belakang
         pendidikan sama dengan guru yang disupervisi pengamatan dapat lebih
         teliti dengan memperhatikan kebenaran konsep-konsep yang
         disampaikan oleh guru.
    2.   Pengelolaan kelas
         Kolom “Ya” diisi, jika terjadi kemudahan bagi siswa untuk berinteraksi
         dengan guru, antar teman, bahan ajar, dan alat-alat pembelajaran
         ( Sumber Belajar).
    3.   Pengelolaan waktu
         Kolom “Ya” diisi, jika penggunaan waktu yang tersedia dikelola dengan
         baik dalam pembelajaran, dan lebih banyak digunakan untuk kegiatan
         siswa dibandingkan dengan kegiatan guru
    4.   Metode/ pendekatan yang bervariasi
         Kolom “Ya” diisi, jika terlihat guru tidak hanya menggunakan satu
         macam metode, misalnya hanya ceramah saja selama pembelajaran.
         Kegiatan pembelajaran dapat menggunakan metode ceramah, tanya
         jawab, diskusi dilanjutkan dengan presentasi hasil diskusi, dan
         sebagainya.
    5.   Penggunaan alat bantu/ media pembelajaran
         Kolom “Ya” diisi, jika guru tampak terampil, efektif, dan efisien
         menggunakan alat bantu/ media pembelajaran (Sumber Belajar) yang
         telah disiapkan
    6.   Peran guru sebagai fasilitator
         Kolom “Ya” diisi, jika guru tidak mendominasi kegiatan pembelajaran,
         tetapi memberi kesempatan/memfasilitasi siswa untuk melakukan
         berbagai kegiatan dalam upaya pencapaian indikator/kompetensi dasar,
         dan selalu siap membantu siswa bila diperlukan
    7.   Teknik bertanya




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                       45
Kolom “Ya” diisi, jika guru menerapkan teknik bertanya dengan baik,
         misalnya:
         a. mengajukan pertanyaan kepada semua siswa
         b. memberi waktu tunggu bagi siswa untuk berpikir.
         c. menghindari jawaban serentak dengan menunjuk salah seorang
             siswa untuk menjawab
             Dalam menanggapi pertanyaan/ jawaban siswa, sikap guru:
         a. sabar mendengarkan sampai selesai (tidak memotong pertanyaan/
             jawaban siswa)
         b. tidak mencemooh walaupun pertanyaan/ jawaban siswa kurang
             tepat
         c. tidak langsung menyalahkan pendapat siswa
         d. memberi penghargaan pada pertanyaan yang berbobot/ jawaban
             yang tepat


    8.   Penggunaan papan tulis
         Kolom “Ya” diisi, jika penggunaan papan tulis dengan pembagian
         sebagai berikut:
         s untuk menuliskan hal-hal yang segera dihapus, dan yang tidak
              dihapus sampai akhir pembelajaran,
         d untuk menulis pokok-pokok penting saja, dan teknik menulis tidak
              membelakangi siswa.
    9.   Interaksi guru –peserta didik
   10.   Interaksi antar peserta didik
         Kolom “Ya” diisi, jika hubungan guru dan siswa atau hubungan antar
         siswa dalam pembelajaran tampak akrab dan saling menghormati
   11.   Aktivitas peserta didik a –g
         Kolom “Ya” diisi, jika semua kegiatan dapat dilakukan dengan baik
   12.   Sikap dan minat peserta didik dalam pembelajaran:
         a. Kolom “Ya” diisi, jika jumlah siswa yang hadir > 95 %
         b. Kolom “Ya” diisi, jika tampak sebagian besar ( > 75%) siswa
              membawa buku pelajaran yang relevan
         c. Kolom “Ya” diisi, jika sebagian besar ( > 75%) siswa tampak
              mencatat
   13.   Pencapaian KD/ Indikator
         Kolom “Ya” diisi, jika pertanyaan-pertanyaan guru yang berhubungan
         dengan tujuan pembelajaran/indikator/KD, baik yang disampaikan
         selama pembelajaran maupun di akhir pembelajaran, sebagian besar ( >
         75%) dapat dijawab oleh siswa dengan baik.




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                     46
C. Penutup/Setelah Pengamatan

    1.   Rangkuman
         Kolom “Ya” diisi, jika siswa membuat rangkuman dibimbing oleh guru
    2.   Tugas untuk pertemuan berikutnya
         Kolom “Ya” diisi, jika guru memberikan tugas (PR/baca buku/mencari
         informasi, dsb) untuk pertemuan berikutnya.

Format C : Panduan Wawancara Setelah Pengamatan.

     Wawancara dilakukan tidak di dalam kelas yang diamati beberapa saat
setelah pengamatan pembelajaran selesai.
     Format ini berisi pertanyaan yang dilakukan setelah pengawas melakukan
pengamatanpembelajaran. Pertanyaan dapat dikembangkan oleh pengawas.
Jawaban guru direkam dengan mencatat kata-kata kuncinya di lembar lain atau
ditulis pada panduan dengan mengisi kolom catatan yang disediakan sesuai
dengan aspek yang ditanyakan.

Pengolahan Hasil Supervisi

    Pengolahan data dilakukan setelah proses wawancara pasca observasi.
Penilaian hasil secara kualitatif yaitu amat baik, baik, cukup dan kurang dengan
memperhatikan tanda v pada kolom ”Ya”.
Contoh penilaian

Nilai Keseluruhan




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                        47
FORMAT A


PANDUAN WAWANCARA PRA PENGAMATAN

Lamanya wawancara : ……………… menit




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah   48
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah   49
FORMAT B : DAFTAR PERIKSA PENGAMATAN

INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK

1.   Nama sekolah          : ……………………………………………………..………
2.   Nama guru             : ……….…………………………………………………….
3.   Mata pelajaran        : …………………………………………………………..…
4.   Kelas / semester      : …………….……………………………………………….
5.   Hari/ tanggal/ jam ke : ………………….………………………………………….
6.   Kompetensi Dasar/ : ……………………………………………………………..
     Indikator ………………………………………………………………………………
7.   Jumlah siswa : ………orang, hadir: ………orang, tidak hadir: ……. orang




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                             50
…………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………..




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah   51
Catatan : ........



Mengetahui
Kepala Sekolah                              Guru,                                      Pengawas Sekolah


........................................   .......................................   .......................................
NIP..................................      NIP .................................     NIP .................................




Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                                                                    52
Lampiran 2.

             FORMAT SUPERVISI PENILAIAN PROSES BELAJAR MENGAJAR


      Nama Sekolah              :   ........................................................................................
      Nama Guru                 : .......................................................................................
      Mengajar Kelas            :   .......................................................................................
      Mata Pelajaran            :   .......................................................................................
      Hari/Tanggal supervisi :      .......................................................................................
      Jam Ke                    :   .......................................................................................
                                                                                          NILAI
     ASPEK YANG DINIALI DAN CARA PENILAIAN                      BOBOT                                            KETERANGAN
                                                                                             S        S2
A. Perangkat Pembelajaran
   a. Memiliki Kalender Pendidikan                                  2
   b. Menyusun Program Tahunan                                      4
   c. Menyusun Program Semester                                     4              20
   d. Membuat Silabus                                               4
   e. Membuat Rencana Pelaksanaan                                   6
   Pembelajaran
                                                                               Jumlah=
B. KELENGKAPAN SEKENARIO
PEMBELAJARAN
   a. Identitas Lengkap                                             2
   b. Tercantum/ Memuat SK, KD,Indikator dan
                                                                    2
   Materi      Pokok
   c. Berisi Pengalaman Bekerja/ Langkah
                                                                    2              10
   Mengajar,
      Sumber/bahan/ Media Belajar                                   2
   d. Ada Penilaian yang Terdiri Dari Jenis Tagihan,                2
     Bentuk, instrumen, dan Contoh Instrumen                        2
e. Ada Kunci Jawaban dan Uraian Tugas                               2
                                                                               Jumlah=
C. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
   a. Kegiatan Guru Memberikan Motivasi Kepada                      2
     Siswa Tercantum/ Diuraikan pada sekenario/
   b. Motifasi Berupa Contoh atau Pertanyaan                        2
      Menggali Informasi Sesuai Dengan Kopetens
   c. Dalam Motifasi Dikemukakan Kopetensi Yang                     2              10
      Akan Dicapai Dalam Kegiatan Pembelajaran
   d. Dalam Memotifasi Ditemukan Life Skill yang                    4
      Dimiliki dan Manfaatnya Dalam Kehidupan.



      Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah                                                                             53
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK

More Related Content

What's hot

Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah
Kompetensi Supervisi Kepala SekolahKompetensi Supervisi Kepala Sekolah
Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah
NASuprawoto Sunardjo
 
Buku kerja kepala sekolah (kecil)
Buku kerja kepala sekolah (kecil)Buku kerja kepala sekolah (kecil)
Buku kerja kepala sekolah (kecil)
togi_pasaribu
 
Panduan SD Bertaraf Internasional
Panduan SD Bertaraf InternasionalPanduan SD Bertaraf Internasional
Panduan SD Bertaraf Internasional
NASuprawoto Sunardjo
 
Buku BSE Kelas 06 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 06 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruBuku BSE Kelas 06 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 06 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
FarahYudian
 
Buku pegangan guru agama islam smp kelas 9 kurikulum 2013 www.matematohir.wor...
Buku pegangan guru agama islam smp kelas 9 kurikulum 2013 www.matematohir.wor...Buku pegangan guru agama islam smp kelas 9 kurikulum 2013 www.matematohir.wor...
Buku pegangan guru agama islam smp kelas 9 kurikulum 2013 www.matematohir.wor...
Muammar Rizq
 
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaran
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaranInstrumen supervisi kegiatan pembelajaran
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaran
Suaidin -Dompu
 
Dasar artistik 2
Dasar artistik 2Dasar artistik 2
Dasar artistik 2
Indonesia Pintar
 
juklak rekrutmen calon kepala sekolah madrasah
juklak rekrutmen calon kepala sekolah madrasahjuklak rekrutmen calon kepala sekolah madrasah
juklak rekrutmen calon kepala sekolah madrasah
Suaidin -Dompu
 
Pedomanpelaksanaanusbnpai2012
Pedomanpelaksanaanusbnpai2012Pedomanpelaksanaanusbnpai2012
Pedomanpelaksanaanusbnpai2012
Shina romandiyah
 
Juknis pkb 2017
Juknis pkb 2017Juknis pkb 2017
Juknis pkb 2017
Suaidin -Dompu
 
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAHBUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
NASuprawoto Sunardjo
 
Panduan pelaksanaan sbi
Panduan pelaksanaan sbiPanduan pelaksanaan sbi
Panduan pelaksanaan sbi
Nandang Sukmara
 
PTK Matematika SD
PTK Matematika SDPTK Matematika SD
PTK Matematika SD
NASuprawoto Sunardjo
 
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guruKelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
NurHidayah332
 
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruBuku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
FarahYudian
 
Kelas11 kelistrikan alat_berat_alternator_1519
Kelas11 kelistrikan alat_berat_alternator_1519Kelas11 kelistrikan alat_berat_alternator_1519
Kelas11 kelistrikan alat_berat_alternator_1519
yunanda fitrah
 
Analisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan GravimetriAnalisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan Gravimetri
lombkTBK
 
5 materi penilaian pelaporan kur'13 -edit syahril 290914
5 materi penilaian pelaporan kur'13 -edit syahril 2909145 materi penilaian pelaporan kur'13 -edit syahril 290914
5 materi penilaian pelaporan kur'13 -edit syahril 290914
EKO SUPRIYADI
 
Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminasi
Agribisnis Pembibitan Ternak RuminasiAgribisnis Pembibitan Ternak Ruminasi
Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminasi
lombkTBK
 

What's hot (20)

Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah
Kompetensi Supervisi Kepala SekolahKompetensi Supervisi Kepala Sekolah
Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah
 
MEMBIMBING GURU MELAKUKAN PTK
MEMBIMBING GURU MELAKUKAN PTKMEMBIMBING GURU MELAKUKAN PTK
MEMBIMBING GURU MELAKUKAN PTK
 
Buku kerja kepala sekolah (kecil)
Buku kerja kepala sekolah (kecil)Buku kerja kepala sekolah (kecil)
Buku kerja kepala sekolah (kecil)
 
Panduan SD Bertaraf Internasional
Panduan SD Bertaraf InternasionalPanduan SD Bertaraf Internasional
Panduan SD Bertaraf Internasional
 
Buku BSE Kelas 06 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 06 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruBuku BSE Kelas 06 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 06 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
 
Buku pegangan guru agama islam smp kelas 9 kurikulum 2013 www.matematohir.wor...
Buku pegangan guru agama islam smp kelas 9 kurikulum 2013 www.matematohir.wor...Buku pegangan guru agama islam smp kelas 9 kurikulum 2013 www.matematohir.wor...
Buku pegangan guru agama islam smp kelas 9 kurikulum 2013 www.matematohir.wor...
 
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaran
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaranInstrumen supervisi kegiatan pembelajaran
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaran
 
Dasar artistik 2
Dasar artistik 2Dasar artistik 2
Dasar artistik 2
 
juklak rekrutmen calon kepala sekolah madrasah
juklak rekrutmen calon kepala sekolah madrasahjuklak rekrutmen calon kepala sekolah madrasah
juklak rekrutmen calon kepala sekolah madrasah
 
Pedomanpelaksanaanusbnpai2012
Pedomanpelaksanaanusbnpai2012Pedomanpelaksanaanusbnpai2012
Pedomanpelaksanaanusbnpai2012
 
Juknis pkb 2017
Juknis pkb 2017Juknis pkb 2017
Juknis pkb 2017
 
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAHBUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
 
Panduan pelaksanaan sbi
Panduan pelaksanaan sbiPanduan pelaksanaan sbi
Panduan pelaksanaan sbi
 
PTK Matematika SD
PTK Matematika SDPTK Matematika SD
PTK Matematika SD
 
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guruKelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
 
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruBuku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
 
Kelas11 kelistrikan alat_berat_alternator_1519
Kelas11 kelistrikan alat_berat_alternator_1519Kelas11 kelistrikan alat_berat_alternator_1519
Kelas11 kelistrikan alat_berat_alternator_1519
 
Analisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan GravimetriAnalisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan Gravimetri
 
5 materi penilaian pelaporan kur'13 -edit syahril 290914
5 materi penilaian pelaporan kur'13 -edit syahril 2909145 materi penilaian pelaporan kur'13 -edit syahril 290914
5 materi penilaian pelaporan kur'13 -edit syahril 290914
 
Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminasi
Agribisnis Pembibitan Ternak RuminasiAgribisnis Pembibitan Ternak Ruminasi
Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminasi
 

Similar to SUPERVISI AKADEMIK

Buku panduan kerja kepala sekolah.pdf 1
Buku panduan kerja kepala sekolah.pdf  1Buku panduan kerja kepala sekolah.pdf  1
Buku panduan kerja kepala sekolah.pdf 1
Heri Suryono
 
38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah
38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah
38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah
mielaanjani
 
Pengembangan diri smp
Pengembangan diri smpPengembangan diri smp
Pengembangan diri smp
DaengMacora66
 
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian BerkelanjutanBuku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Guru Online
 
Panduan penyelengg sdsn
Panduan penyelengg sdsnPanduan penyelengg sdsn
Panduan penyelengg sdsn
NASuprawoto Sunardjo
 
MATERI PTK/PTS
MATERI PTK/PTSMATERI PTK/PTS
MATERI PTK/PTS
Suaidin -Dompu
 
Buku kerja kepala sekolah database www.dadangjsn.com
Buku kerja kepala sekolah   database www.dadangjsn.comBuku kerja kepala sekolah   database www.dadangjsn.com
Buku kerja kepala sekolah database www.dadangjsn.com
TriMulyono15
 
Buku kerja kepala_sekolah
Buku kerja kepala_sekolahBuku kerja kepala_sekolah
Buku kerja kepala sekolah
Buku kerja kepala sekolah Buku kerja kepala sekolah
Buku kerja kepala sekolah
Andi Anwar
 
MAKALAH KEL. 9 SUPERVISI PENDIDIKAN REVISI.pdf
MAKALAH KEL. 9 SUPERVISI PENDIDIKAN REVISI.pdfMAKALAH KEL. 9 SUPERVISI PENDIDIKAN REVISI.pdf
MAKALAH KEL. 9 SUPERVISI PENDIDIKAN REVISI.pdf
cahyomuhammad164
 
KELOMPOK 9 SUPERVISI PENDIDIKAN REVISI.pdf
KELOMPOK 9 SUPERVISI PENDIDIKAN REVISI.pdfKELOMPOK 9 SUPERVISI PENDIDIKAN REVISI.pdf
KELOMPOK 9 SUPERVISI PENDIDIKAN REVISI.pdf
FidelaNiam
 
040 Model P Diri
040 Model P Diri040 Model P Diri
040 Model P Diri
Ismail Hamim
 
1. ps supervisi akademik untuk rekan pengawas
1. ps   supervisi akademik untuk rekan pengawas1. ps   supervisi akademik untuk rekan pengawas
1. ps supervisi akademik untuk rekan pengawas
Drs. HM. Yunus
 
28801633 28792943-buku-3-20101
28801633 28792943-buku-3-2010128801633 28792943-buku-3-20101
28801633 28792943-buku-3-20101Il D'amore
 
KBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektifKBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektif
Jasmin Jasin
 
Mempersiapkan akreditasi
Mempersiapkan akreditasiMempersiapkan akreditasi
Mempersiapkan akreditasi
Nandang Sukmara
 
14 materi
14 materi14 materi
14 materi
Nandang Sukmara
 

Similar to SUPERVISI AKADEMIK (20)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENELITIAN TINDAKAN KELASPENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
 
Buku panduan kerja kepala sekolah.pdf 1
Buku panduan kerja kepala sekolah.pdf  1Buku panduan kerja kepala sekolah.pdf  1
Buku panduan kerja kepala sekolah.pdf 1
 
38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah
38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah
38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah
 
Pengembangan diri smp
Pengembangan diri smpPengembangan diri smp
Pengembangan diri smp
 
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian BerkelanjutanBuku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
 
Panduan penyelengg sdsn
Panduan penyelengg sdsnPanduan penyelengg sdsn
Panduan penyelengg sdsn
 
Kinerja guru
Kinerja guruKinerja guru
Kinerja guru
 
MATERI PTK/PTS
MATERI PTK/PTSMATERI PTK/PTS
MATERI PTK/PTS
 
Buku kerja kepala sekolah database www.dadangjsn.com
Buku kerja kepala sekolah   database www.dadangjsn.comBuku kerja kepala sekolah   database www.dadangjsn.com
Buku kerja kepala sekolah database www.dadangjsn.com
 
Buku kerja kepala_sekolah
Buku kerja kepala_sekolahBuku kerja kepala_sekolah
Buku kerja kepala_sekolah
 
Buku kerja kepala sekolah
Buku kerja kepala sekolah Buku kerja kepala sekolah
Buku kerja kepala sekolah
 
MAKALAH KEL. 9 SUPERVISI PENDIDIKAN REVISI.pdf
MAKALAH KEL. 9 SUPERVISI PENDIDIKAN REVISI.pdfMAKALAH KEL. 9 SUPERVISI PENDIDIKAN REVISI.pdf
MAKALAH KEL. 9 SUPERVISI PENDIDIKAN REVISI.pdf
 
KELOMPOK 9 SUPERVISI PENDIDIKAN REVISI.pdf
KELOMPOK 9 SUPERVISI PENDIDIKAN REVISI.pdfKELOMPOK 9 SUPERVISI PENDIDIKAN REVISI.pdf
KELOMPOK 9 SUPERVISI PENDIDIKAN REVISI.pdf
 
040 Model P Diri
040 Model P Diri040 Model P Diri
040 Model P Diri
 
1. ps supervisi akademik untuk rekan pengawas
1. ps   supervisi akademik untuk rekan pengawas1. ps   supervisi akademik untuk rekan pengawas
1. ps supervisi akademik untuk rekan pengawas
 
28801633 28792943-buku-3-20101
28801633 28792943-buku-3-2010128801633 28792943-buku-3-20101
28801633 28792943-buku-3-20101
 
KBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektifKBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektif
 
Kbm yang-efektif
Kbm yang-efektifKbm yang-efektif
Kbm yang-efektif
 
Mempersiapkan akreditasi
Mempersiapkan akreditasiMempersiapkan akreditasi
Mempersiapkan akreditasi
 
14 materi
14 materi14 materi
14 materi
 

More from NASuprawoto Sunardjo

Draft Kurikulum 2013
Draft Kurikulum 2013Draft Kurikulum 2013
Draft Kurikulum 2013
NASuprawoto Sunardjo
 
JUKNIS SPJ-BOS TAHUN 2012
JUKNIS SPJ-BOS TAHUN 2012JUKNIS SPJ-BOS TAHUN 2012
JUKNIS SPJ-BOS TAHUN 2012
NASuprawoto Sunardjo
 
PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012
PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012
PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012
NASuprawoto Sunardjo
 
KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012
KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012
KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012NASuprawoto Sunardjo
 
POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012
POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012
POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012
NASuprawoto Sunardjo
 
KTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURU
KTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURUKTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURU
KTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURUNASuprawoto Sunardjo
 
PERMASALAHAN KTI GURU
PERMASALAHAN KTI GURUPERMASALAHAN KTI GURU
PERMASALAHAN KTI GURU
NASuprawoto Sunardjo
 
PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAHPERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAHNASuprawoto Sunardjo
 
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAHIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAHNASuprawoto Sunardjo
 
LAPORAN PELAKSANAAN PKPS
LAPORAN PELAKSANAAN PKPSLAPORAN PELAKSANAAN PKPS
LAPORAN PELAKSANAAN PKPS
NASuprawoto Sunardjo
 
PKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAH
PKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAHPKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAH
PKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAHNASuprawoto Sunardjo
 
PKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASANPKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
NASuprawoto Sunardjo
 
PKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASANPKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
NASuprawoto Sunardjo
 
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASANPKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
NASuprawoto Sunardjo
 
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)NASuprawoto Sunardjo
 
GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH
GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH
GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH NASuprawoto Sunardjo
 
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAHKARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAHNASuprawoto Sunardjo
 

More from NASuprawoto Sunardjo (20)

Draft Kurikulum 2013
Draft Kurikulum 2013Draft Kurikulum 2013
Draft Kurikulum 2013
 
JUKNIS SPJ-BOS TAHUN 2012
JUKNIS SPJ-BOS TAHUN 2012JUKNIS SPJ-BOS TAHUN 2012
JUKNIS SPJ-BOS TAHUN 2012
 
PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012
PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012
PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012
 
TANYA JAWAB UN 2012
TANYA JAWAB UN 2012TANYA JAWAB UN 2012
TANYA JAWAB UN 2012
 
KRITERIA KELULUSAN UJIAN NASIONAL
KRITERIA KELULUSAN UJIAN NASIONALKRITERIA KELULUSAN UJIAN NASIONAL
KRITERIA KELULUSAN UJIAN NASIONAL
 
KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012
KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012
KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012
 
SOSIALISASI UJIAN NASIONAL 2012
SOSIALISASI UJIAN NASIONAL 2012SOSIALISASI UJIAN NASIONAL 2012
SOSIALISASI UJIAN NASIONAL 2012
 
POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012
POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012
POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012
 
KTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURU
KTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURUKTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURU
KTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURU
 
PERMASALAHAN KTI GURU
PERMASALAHAN KTI GURUPERMASALAHAN KTI GURU
PERMASALAHAN KTI GURU
 
PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAHPERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
 
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAHIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
 
LAPORAN PELAKSANAAN PKPS
LAPORAN PELAKSANAAN PKPSLAPORAN PELAKSANAAN PKPS
LAPORAN PELAKSANAAN PKPS
 
PKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAH
PKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAHPKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAH
PKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAH
 
PKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASANPKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
 
PKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASANPKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
 
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASANPKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
 
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)
 
GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH
GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH
GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH
 
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAHKARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
 

Recently uploaded

1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
denny404455
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Fathan Emran
 
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdfCP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
andimagfirahwati1
 
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian PembelajaranIntegrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
walidumar
 
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
TitisNindiasariAnggr
 
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
SDNBotoputih
 
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptxPAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
xtemplat
 
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
BAHTIARMUHAMAD
 
BAHAN MENGAJAR MATEMATIK KEPADA KANAK - KANAK
BAHAN MENGAJAR MATEMATIK KEPADA KANAK - KANAKBAHAN MENGAJAR MATEMATIK KEPADA KANAK - KANAK
BAHAN MENGAJAR MATEMATIK KEPADA KANAK - KANAK
HUMAH KUMARASAMY
 
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfAksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
DenysErlanders
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
RizkiArdhan
 
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
nengenok23
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
3. PEMBUATAN PETA KELOMPOK PEKERJAAN.pdf
3. PEMBUATAN PETA KELOMPOK PEKERJAAN.pdf3. PEMBUATAN PETA KELOMPOK PEKERJAAN.pdf
3. PEMBUATAN PETA KELOMPOK PEKERJAAN.pdf
FaldienaMarcelita3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi BencanaMateri Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
AyuniDwiLestari
 
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptxAksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
dhenisarlini86
 

Recently uploaded (20)

1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
 
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdfCP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
 
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian PembelajaranIntegrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
 
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
 
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
 
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptxPAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
 
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
 
BAHAN MENGAJAR MATEMATIK KEPADA KANAK - KANAK
BAHAN MENGAJAR MATEMATIK KEPADA KANAK - KANAKBAHAN MENGAJAR MATEMATIK KEPADA KANAK - KANAK
BAHAN MENGAJAR MATEMATIK KEPADA KANAK - KANAK
 
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfAksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
 
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
3. PEMBUATAN PETA KELOMPOK PEKERJAAN.pdf
3. PEMBUATAN PETA KELOMPOK PEKERJAAN.pdf3. PEMBUATAN PETA KELOMPOK PEKERJAAN.pdf
3. PEMBUATAN PETA KELOMPOK PEKERJAAN.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi BencanaMateri Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
 
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptxAksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
 

SUPERVISI AKADEMIK

  • 1. I HAN UR DA W Y T A TU NI SUPERVISI AKADEMIK Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Pengawas Sekolah DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2010
  • 2.
  • 3. SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Di dalam pelaksanaan program penguatan kemampuan kepala sekolah dan pengawas sekolah yang merupakan agenda dari program 100 hari Mendiknas, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) telah menyusun materi untuk penguatan kemampuan kepala sekolah dan pengawas sekolah. Di dalam pengembangan materi tersebut telah mengacu kepada standar pengawas sekolah sebagaimana diatur dalam Permendiknas No. 12 tahun 2007. Saya memberikan penghargaan yang tinggi kepada Direktorat Tenaga Kependidikan atas dihasilkannya materi penguatan kemampuan pengawas sekolah dalam rangka meningkatkan kompetensi pengawas sekolah. Materi ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi individu pengawas sekolah dan lembaga yang terkait dalam penguatan kemampuan pengawas sekolah di Propinsi dan Kab/Kota. Berbagai pihak yang ingin berkontribusi terhadap program penguatan pengawas sekolah dapat memperkaya dengan berbagai referensi dan khasanah bacaan lainnya untuk mewujudkan pengawas sekolah yang profesional dan akuntabel. Semoga semua usaha kita untuk penguatan kemampuan pengawas sekolah sesuai dengan standar pengawas sekolah sebagaimana diamanahkan dalam Permendiknas No. 12 tahun 2007 dapat diwujudkan, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya dan menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif, inovatif dan berpikir kritis. Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal PMPTK Prof. Dr. Baedhowi, M.Si NIP 19490828 197903 1 001 Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah i
  • 4. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah ii
  • 5. KATA PENGANTAR Pada tahun 2007, Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen PMPTK bekerjasama dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah berhasil merumuskan standar pengawas sekolah/madrasah yang ditetapkan melalui Permendiknas No 12 tahun 2007. Untuk mengoperasionalkan dan mengimplementasikan Permendiknas tersebut, Direktorat Tenaga Kependidikan telah berupaya menyusun materi pelatihan sesuai dengan masing-masing komponen kompetensi pengawas sekolah yang diatur dalam Permendiknas No 12 tahun 2007. Materi yang telah disusun ini merupakan bagian dari rencana pelaksanaan program penguatan pengawas sekolah, program kedua dari delapan program 100 hari Mendiknas. Program penguatan kemampuan pengawas sekolah sangat penting mengingat peran strategis pengawas sekolah di dalam proses peningkatan mutu pendidikan. Pengawas sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam mendorong guru untuk malakukan proses pembelajaran untuk mampu menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Materi ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi peningkatan kompetensi pengawas sekolah sesuai yang diamanahkan Permendiknas No 12 tahun 2007. Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, namun kami perlu menyampaikan penghargaan kepada tim penyusun buku ini yang telah berusaha dan berhasil mempersiapakan materi yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi usaha peningkatan kompetensi pengawas sekolah. Berbagai pihak yang terkait dengan penguatan kemampuan pengawas sekolah dapat memperkaya dengan materi yang lain sepanjang mencapai tujuan yang sama yaitu meningkatkan kompetensi pengawas sekolah sesuai dengan Permendiknas No 12 tahun 2007. Semoga buku ini bermanfaat bagi usaha penguatan kemampuan pengawas sekolah di seluruh Kab/Kota di Indonesia. Jakarta, Januari 2010 Direktur Tenaga Kependidikan Surya Dharma, MPA, Ph.D 19530927 197903 1 001 Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah iii
  • 6. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah iv
  • 7. DAFTAR ISI SAMBUTAN DIRJEN PMPTK .............................................................. i KATA PENGANTAR ............................................................................. iii DAFTAR ISI .......................................................................................... v PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Dimensi Kompetensi dan Kompetensi Pengawas Sekolah/ Madrasah ................................................................ 1 B. Kegunaan Bahan Belajar Mandiri bagi Pengawas ............. 3 .. C. Skenario Kegiatan Belajar ................................................... 4 . KEGIATAN BELAJAR 1 ....................................................................... 5 A. Supervisi Akademik di Sekolah/Madrasah ...................... 5 B. Pengantar ............................................................................ 5 . C. Uraian. ................................................................................. 5 . 1. Pertanyaan-pertanyaan kunci ......................................... 5 . 2. Uraian ............................................................................. 6 . a. Perbedaan supervisi akademik dengan supervisi administratif ................................................................ 6 b. Dukungan dalam supervisi akademik ......................... 7 . c. Sifat seorang pengawas akademik ............................ 8 .. d. Evaluasi dalam supervisi akademik? ......................... 8 .. e. Hubungan antara dukungan dan evaluasi dalam supervisi akademik ..................................................... . 10 f. Tujuan dari supervisi akademik/instruksional ............. 11 . Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah v
  • 8. g. Tujuan evaluasi dan supervisi terhadap guru ............. 14 . h. Differentiated Supervision .......................................... 18 . i. Supervisi pengembangan (Developmental Supervision)? ............................................................. .. 20 j. Gaya yang dapat mendukung kedua jenis pengawasan (Differentiated supervision dan Developmental supervision). ...................................... . 22 k. Ketrampilan yang dibutuhkan seorang pengawas akademik .................................................................... . 25 l. Proses supervisi ......................................................... 28 . m. Daftar cek/kendali (checklist)? ................................... 31 .. n. Mengukur kesuksesan perilaku kepengawasan ......... 35 . KESIMPULAN KEGIATAN YANG DISARANKAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN KEGIATAN BELAJAR 2 ...................................................................... 55 A. Judul Kegiatan Belajar ......................................................... 57 . B. Pengantar. ........................................................................... 57 . C. Uraian .................................................................................. 57 . 1. Pertanyaan-pertanyaan kunci: ........................................ 57 . 2. Uraian ............................................................................. 58 .. a. Arah belajar dan pembelajaran di sekolah/madrasah. 59 Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah vi
  • 9. . b. Menentukan Karakteristik Siswa (knowledge of learner) ....................................................................... . 68 c. Menentukan Karakteristik Materi ................................ 73 . d. Menentukan Karakteristik dan Memilih Metode Pembelajaran ............................................................ .. 82 e. Melakukan Pengamatan Pada Aspek-aspek Pembelajaran ............................................................. . 88 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah vii
  • 10.
  • 11. PENDAHULUAN A. Dimensi Kompetensi dan Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah Mengacu pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tanggal 28 maret 2007, tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah berkenaan dengan Kompetensi Pengawas Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) dan Pengawas Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) dalam Rumpun Mata Pelajaran yang Relevan (MIPA dan TIK, IPS, Bahasa, Olahraga Kesehatan, atau Seni Budaya). Untuk Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik dinyatakan bahwa pengawas harus memiliki kompetensi sebagai berikut: 1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. 2. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran /bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. 3. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP. 4. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui mata-mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 1
  • 12. 5. Membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. 6. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan (di kelas, laboratorium, dan atau di lapangan) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. 7. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. 8. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran/ bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaan yang relevan Kompetensi supervisi akademik adalah kemampuan pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai dan membina guru dalam rangka mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya, agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa. Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Oleh sebab itu sasaran supervisi akademik adalah guru dalam proses pembelajaran, yang terdiri dar materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu tujuan umum pengembangan Bahan Belajar Mandiri untuk kompetensi supervisi akademik ini adalah (1) menerapkan teknik dan metode supervisi akademik di sekolah dasar, dan (2) Mengembangkan Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 2
  • 13. kemampuan dalam menilai dan membina guru untuk mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa. B. Kegunaan Bahan Belajar Mandiri bagi Pengawas Bahan belajar mandiri bagi pengawas SMP ini diharapkan berguna sebagai bahan acuan dalam melakukan tugas-tugas kepengawasan dan sebagai salah satu sumber acuan dalam pengembangan profesional pengawas. Mengacu pada kompetensi inti dari dimensi kompetensi supervisi akademik, maka dari kegiatan belajar 1 yang ada pada BBM ini diharapkan tercapai penguasaan pengetahuan dan ketrampilan dalam menerapkan teknik dan metode supervisi akademik di sekolah dasar.. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 3
  • 14. DISKUSI DALAM MKPS (bekaitan dengan revisi tanggapan yang telah dibuat) C. Skenario Kegiatan Belajar 5’ Keterangan: = Perkiraan alokasi waktu • Perkiraan alokasi waktu digunakan untuk setiap masalah dan sifatnya amat kondisional. Jika dirasa sudah dipahami, maka dilanjutkan ke masalah selanjutnya. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 4
  • 15. KEGIATAN BELAJAR 1 A. Supervisi Akademik di Sekolah/Madrasah Ketrampilan utama dari seorang pengawas adalah melakukan penilaian dan pembinaan kepada guru untuk secara terus menerus meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas agar berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Untuk dapat mencapai kompetensi tersebut pengawas diharapkan dapat melakukan pengawasan akademik yang didasarkan pada metode dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan guru. B. Pengantar Para pengawas pasti menyadari bahwa tugas mereka cukup berat, dan ketrampilan yang dibutuhkan cukup kompleks. Bidang pengawasan instruksional dihadapkan pada kebutuhan yang amat penting dalam membantu guru agar dapat berkembang dengan pesat dalam pengelolaan kelas. Kompleksitas sekolah memaksa begitu banyak cara harus disiapkan guru dalam proses pembelajaran. Bayangkan, dimasa mendatang seseorang setelah sarjana baru mendapatkan kualifikasi sebagai pengajar setelah lulus dari Pendidikan Profesi Guru (PPG). Dengan demikian profesi pengawas menjadi lebih berat dan kompleks dengan tingkat ketrampilan yang harus lebih tinggi dari guru yang telah lulus PPG (Zepeda, 2006). C. Uraian. 1. Pertanyaan-pertanyaan kunci α. Apa yang membedakan supervisi akademik dengan supervisi administratif? Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 5
  • 16. β. Bagaimana metode dan teknik supervisi akademik dilaksanakan? χ. Dalam supervisi akademik terdapat istilah dukungan dan evaluasi, apa maksudnya? 2. Uraian a. Perbedaan supervisi akademik dengan supervisi administratif Dalam pendidikan dikenal dua tipe supervisi atau pengawasan. (1) Supervisi administratif/manajerial. (2) Supervisi Akademik. Yang pertama berkenaan dengan efisiensi internal dari sistem (pendidikan) dan biasanya menyangkut aspek kuantitatif, memberi jawaban pada pertanyaan mengapa institusi pendidikan harus berjalan dalam cara tertentu, dan menggunakan secara luas sumberdaya yang tersedia. Komunikasi dan informasi merupakan dua fungsi utama dari tipe supervisi ini. Tipe supervisi ini diusung oleh tingkat manajemen yang lebih tinggi ke tingkat manajemen yang lebih rendah, oleh karena itu, derajat dan tekanannya dapat berbeda. Fungsi supervisi administratif/manajerial adalah memicu unsur yang mendukung dan terkait dengan layanan pembelajaran. Tipe supervisi lain adalah supervisi akademik atau instruksional yang berkenaan dengan efektifitas eksternal—biasanya berkenaan dengan aspek kualitatif, yang memberi jawaban pada pertanyaan bagaimana siswa belajar lebih baik. Dukungan dan evaluasi merupakan dua fungsi utama untuk tipe supervisi ini. Tipe supervisi ini secara eksklusif dilaksanakan oleh staf pengawas lapangan untuk mengevaluasi hasil kerja guru. Jadi tujuan supervisi akademik adalah meningkatkan mutu pembelajaran. Supervisi akademik merupakan kegiatan terencana yang ditujukan pada aspek kualitatif sekolah dengan membantu guru melalui Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 6
  • 17. dukungan dan evaluasi pada proses belajar dan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar. b. Dukungan dalam supervisi akademik Fungsi dukungan dalam supervisi akademik adalah menyediakan bimbingan profesional dan bantuan teknis pada guru untuk meningkatkan proses pembelajaran. Dengan mengajar lebih baik berarti membantu siswa untuk: 1. Belajar lebih banyak (to learn more) 2. Belajar lebih cepat (to learn faster) 3. Belajar lebih mudah (to learn more easily) 4. Belajar lebih menyenangkan (to have more pleasure while learning) dan 5. Menggunakan/mengaplikasikan apa yang mereka pelajari dengan lebih efektif (to use/apply what they learn more effectively). Guru membutuhkan bantuan dan dukungan. Mereka memerlukan bantuan dalam memahami dan mempraktekkan strategi dan teknik belajar dan pembelajaran yang dapat meningkat hasil belajar siswa. Agar berhasil dengan baik, fungsi dukungan membutuhkan banyak waktu dan upaya. TIdak ada cara tunggal untuk mengerjakan fungsi ini. Kesuksesan tidak pernah dapat dijamin, tetapi upaya yang sungguh- sunguh tidak pernah sia-sia. Beberapa cara yang dapat mendukung guru adalah meningkatkan proses pembelajaran dalam: 1. Menggunakan secara efektif petunjuk bagi guru dan bahan pembantu guru lainnya. 2. Menggunakan buku teks secara efektif 3. Menggunakan praktek pembelajaran yang efektif yang dapat mereka pelajari selama pelatihan profesional/inservice training 4. Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah mereka miliki Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 7
  • 18. 5. Menggunakan metodologi yang luwes (fleksibel) 6. Merespon kebutuhan dan kemampuan individual siswa. 7. Menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantu pembelajaran 8. Mengelompokan siswa secara lebih efektif. 9. Mengevaluasi siswa dengan lebih akurat/teliti/seksama 10. Berkooperasi dengan guru lain agar lebih berhasil. 11. Mengikutsertakan masyarakat dalam mengelola kelas. 12. Meraih moral dan motivasi mereka sendiri. 13. Memperkenalkan teknik pembelajaran modern untuk inovasi dan kreatifitas layanan pembelajaran. 14. Membantu membuktikan siswa dalam meningkatkan ketrampilan berpikir kritis, menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan. 15. Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. c. Sifat seorang pengawas akademik Untuk mencapai butir-butir tersebut sifat seorang pengawas dalam melaksanakan supervisi akademik harus memiliki kualitas sebagai berikut: 1. Mendengarkan dengan sabar 2. Menunjukkan ketrampilan dengan jelas 3. Menawarkan insentif atau dorongan dengan tepat. 4. Mempertimbangkan reaksi dan pemahaman dengan tepat. 5. Menjelaskan, merangsang (stimulating) dan memuji secara simpatik dan penuh perhatian 6. Meningkatkan pengetahuan sendiri secara berkelanjutan. d. Evaluasi dalam supervisi akademik? Proses evaluasi merupakan proses yang amat penting. Dapat dikatakan bahwa tidak ada bimbingan efektif tanpa proses evaluasi. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 8
  • 19. Evaluasi adalah suatu tindakan pengujian terhadap manfaat (worth), kualitas, kebermaknaan, jumlah, kadar atau tingkat, tekanan atau kondisi dari beberapa perbandingan situasi, (dari hasil evaluasi dari beberapa situasi yang sama yang digunakan sebagai standar perbandingan), yang kualitasnya telah diketahui dengan baik. Berikut beberapa definisi tentang evaluasi. “Evaluation is the process of ascertaining the decision area of concern, selecting appropriate information, collecting and analysing that information in order to report summary data useful to decision makers in selecting among alternatives (Alkin). (Evaluasi adalah proses yang penting dalam bidang pengambilan keputusan, memilih informasi yang tepat, mengumpulkan dan menganalisis informasi tersebut agar diperoleh data yang tepat yang akan digunakan pengambil keputusan dalam memilih diantara beberapa alternatif) Dalam pendidikan, supervisi akademik didefinisikan sebagai: “It is the process of bringing about improvement in instruction by working with people who are helping the pupils. It is a process of stimulating growth and a means of helping teachers to help themselves. The supervisory programme is one of instructional improvement.” (Spears) (Proses peningkatan pembelajaran melalui kerjasama dengan orang lain untuk membantu siswa. Ini adalah sebuah proses yang dapat merangsang pertumbuhan dan cara membantu guru untuk membantu mereka sendiri. Program pengawasan adalah salah satu program peningkatan pembelajaran) Karakteristik evaluasi adalah: 1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang akan dievaluasi. 2. Memfasilitasi pertimbangan-pertimbangan. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 9
  • 20. 3. Menyediakan informasi yang berguna (ilmiah, reliabel, valid dan tepat waktu) 4. Melaporkan penyimpangan/kelemahan untuk memperoleh remediasi dari yang dapat diukur saat itu juga. e. Hubungan antara dukungan dan evaluasi dalam supervisi akademik Dalam sistem pendidikan, kualitas pembelajaran dapat dikategorikan mulai dari yang unggul, baik, memadai, buruk dan tidak ada harapan. Penentuan jenjang kualitas ini merupakan fungsi evaluatif dari pengawasan/supervisi akademik, baik dari kepala sekolah maupun dari pengawas. Penyediaan dukungan merupakan fungsi selanjutnya dari supervisi akademik. Sebelum ‘didukung’ dibutuhkan penilaian aktual, dan tipe dukungan yang dibutuhkan guru—tipe evaluasi ini disebut evaluasi formatif. Gambar 1. Siklus alamiah dan evaluasi formatif dari supervisi akademik/instruksional. Setelah memperoleh dukungan yang disediakan, diperlukan pertimbangan secara efektif dari hal yang sama. Ini disebut evaluasi Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 10
  • 21. sumatif. Hal ini menunjukkan bahwa ‘evaluasi dan dukungan’ merupakan fungsi daur (siklus) yang tidak ada akhirnya : siklus evaluasi – dukungan - evaluasi. Oleh karena itu sebelum berkunjung ke sekolah, ke kelas, ke guru, kinerja siswa atau bidang apa saja yang menjadi perhatian peningkatan sekolah, seorang pengawas harus memiliki pemikiran yang jelas berkenaan dengan bidang spesifik yang akan dievaluasi dan dukungan yang perlu diberikan kepada guru untuk meningkatkan proses belajar dan pembelajaran. Guru yang baik adalah guru yang memiliki rencana pembelajaran sebelum memasuki kelas. Demikian pula dengan pengawas yang baik harus memiliki petunjuk kunjungan untuk dirinya sebelum memasuki kelas atau sekolah. Petunjuk ini disebut daftar kendali (checklist). Checklist adalah instrumen evaluasi untuk mempertimbangkan dan menilai situasi sebenarnya dari kegiatan yang terjadi dalam kelas atau di sekolah. Dengan bantuan ‘instrumen’ ini dan kumpulan data yang dimiliki, pengawas dapat mendiagnosis penyebab dari ‘penyakit’ di tempat ia melakukan pengawasan dan dapat mengajukan resep yang benar. REFLEKSI Dari perspektif Anda sebagai pengawas aktif atau calon pengawas, definisikan istilah pengawasan instruksional dan evaluasi guru. Pertahankan definisi ini dan modifikasi definisi tesebut seperti apa yang dapat dibaca pada modul ini. Menurut Anda apa yang membedakan kita melakukan supervisi administratif dengan supervisi akademik? Dapatkah Anda mengembangkan instrumen supervisi akademik berdasarkan kebutuhan khas sekolah yang Anda supervisi? (Coba bandingkan dengan lampiran contoh instrumen supervisi akademik yang dibuat oleh API yang disertakan dalam lampiran 1 BBM ini) f. Tujuan dari supervisi akademik/instruksional Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 11
  • 22. Supervisi instruksional bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan, pengembangan, interaksi, penyelesaian masalah yang bebas kesalahan, dan sebuah komitmen untuk membangun kapasitas guru. Cogan (1973) dan Goldhammer (1969), penyusun kerangka supervisi klinis, meramalkan praktek yang akan memposisikan guru sebagai pebelajar aktif. Lebih lanjut, Cogan menegaskan bahwa guru memiliki kemampuan menjadi penanggungjawab professional dan lebih dari pada itu ia mampu menjadi “penganalisis kinerjanya sendiri, terbuka untuk membantu orang lain, dan mengarahkan diri sendiri” (h.12). Unruh dan Turner (1970) menyatakan bahwa supervisi sebagai “sebuah proses sosial dari stimulasi, pengasuhan, dan memprediksi pengembangan professional guru” (h. 17) dan pengawas sebagai “penggerak utama dalam pengembangan secara optimum kondisi pembelajaran” (h. 135). Apabila guru belajar dari memeriksa praktiknya sendiri dengan bantuan sejawat atau pengawas, pembelajarannya menjadi lebih personal dan oleh karena itu lebih kuat. Maksud dari supervisi akademik/instruksional adalah formatif, sesuai dengan proses yang sedang berjalan, proses pengembangan, dengan pendekatan yang berbeda yang memungkinkan guru untuk belajar dari cara penganalisisan dan perefleksian praktik di kelas mereka dengan pendampingan pengawas atau profesional lainnya (Glatthorn, 1984, 1990, Glickman, 1990). Sebaliknya, maksud dari evaluasi adalah sumatif; pengamatan kelas dan penilaian kinerja professional lainnya mengarah pada pertimbangan final atau rating keseluruhan (mis., M=memuaskan, B= baik, PP = perlu peningkatan). McGreal (1983) memperjelas bahwa seluruh supervisi mengarah ke evaluasi dan pengawas tidak dapat mengevaluasi guru sebelum mereka melakukan pengamatan terhadap guru di dalam kelasnya. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 12
  • 23. REFLEKSI Dapatkan sebuah salinan dari prosedur dan kebijakan yang berpengaruh atas evaluasi guru dan pengawasan di dalam sistem sekolah dimana Anda bekerja. Apa yang disinggung dalam kebijakan untuk kepengawasan dan evaluasi guru? Apa maksud dari supervisi dan evaluasi? Penelitian pada kebiasaan supervisi menyatakan bahwa, kebanyak sekolah mengurangi tujuan awal dari supervisi akademik/instruksional dengan menggantikannya dengan evaluasi (Sullivan & Glanz, 2000). Maksud dari evaluasi adalah untuk melihat ketercapainya dengan ketentuan standar pendidikan nasional dan kebijakan Pemda. Menguji/menentukan nilai guru pada akhir tahun, dan dapat pula digunakan untuk menentukan apakah seorang guru layak untuk mengajar atau tidak. Tujuan dari supervisi adalah untuk meningkatkan: 1. Interaksi tatap muka dan membangun hubungan antara guru dengan pengawas (Acheson & Gall, 1997; Bellon & Bellon, 1982; Goldhammer, 1969; McGreal, 1983); 2. Pembelajaran bagi guru dan pengawas (Mosher & Purpel, 1972) 3. Meningkatkan belajar siswa melalui peningkatan pembelajaran guru (Blumberg, 1980; Cogan, 1973; Harris, 1975) 4. Basis data untuk pengambilan keputusan (Bellon & Bellon, 1982) 5. Pengembangan kapasitas individual dan organisasi (Pajak, 1993) 6. Membangun kepercayaan pada proses, satu sama lain, dan lingkungan (Costa & Garmston, 1994), dan 7. Mengubah hasil dengan pengembangan kehidupan yang lebih baik untuk guru dan siswa dan pembelajaran mereka (Sergiovanni & Starratt, 1998). Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 13
  • 24. Secara umum tujuan supervisi adalah meningkatkan kualitas pembelajaran yang berdampak pada peningkatan kualitas hasil belajar peserta didik. Ada beberapa catatan yang diberikan Glatthorn (1984), ia percaya bahwa supervisi klinis tidak “mengenai sasaran” dan bahwa sebuah perbedaan pendekatan pada supervisi diperlukan karena: • Standar praktek supervisi kepala sekolah dan pengawas sering tidak mencukupi dan tidak efektif. • Supervisi klinis kerap tidak dapat dikerjakan dengan mudah, karena harus melakukan supervisi klinis pada seluruh guru – hal ini banyak menghabiskan waktu sehingga tidak praktis untuk digunakan pada seluruh guru, dan tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa supervisi klinis meningkatkan kinerja guru yang kompeten dan berpengalaman. • Guru membutuhkan model pengembangan yang berbeda, dan gaya belajar (learning style) yang berbeda – mereka menyukai tipe interaksi, hubungan kepengawasan, dan jenis lingkungan tertentu agar mereka dapat bekerja (hh. 2-3) REFLEKSI Dengan mempertimbangkan bagaimana Anda melakukan pengawasan dan evaluasi. Berikan pengalaman Anda berkenaan dengan pengawasan dan evaluasi. Perubahan apa yang masuk akal dan kenapa? Apa yang akan diawasi yang dapat mengembangkan dan membedakan dari apa yang dilihat? Apa yang butuh diubah dari lingkungan kerja Anda untuk seorang pengawas pada saat mengimplementasikan perubahan yang teridentifikasi? g. Tujuan evaluasi dan supervisi terhadap guru Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 14
  • 25. Ciri khas sekolah adalah menggunakan metode pengawasan yang sama untuk seluruh guru tanpa menghiraukan apakah mereka guru pemula, guru berpengalaman, atau guru yang mau pensiun. Pendekatan satu ukuran untuk semua pada pengawasan sangat birokrat, mempercayakan pada metoda inspeksi, dan lebih memperhatikan efisiensi administratif (baca Sullivan & Glanz, 2000). Metode pengawasan ini berlawanan dengan watak apa yang akan dicapai oleh metode kooperatif secara professional, “dalam membantu hubungan yang otentik, mutual dan individual” (Glatthorn & Shield, 1983, h. 80). Diakui bahwa belajar mengajar adalah proses tanpa henti (ongoing process), jarang supervisi akademik/instruksional memberikan otoritas pada guru dalam memilih pengembangan profesional dan opsi kepengawasan yang paling sesuai dengan kebutuhan. Kontradiksi dalam teori dan tujuan dari pengawasan ini terjadi manakala praktek pengawasan hanya diartikan sebagai evaluasi, dan apabila pengawasan terbatas hanya pada satu model seperti model pengawasan klinis. Dengan berpikir maju atau berpikir ke depan, diharapkan dapat merefleksikan kebutuhan guru dan kebutuhan belajar unik mereka. Evaluasi guru adalah evaluasi sumatif dan secara ideal terjadi sebagai sebuah pelengkap dari supervisi formatif. Tujuan dari evaluasi dan supervisi tidak saling berlawanan; keduanya dapat mendukung peningkatan pembelajaran. Pada akhir kuartal, semester dan akhir tahun, guru menguji siswa sebagai nilai akhir yang merupakan pencapaian dari sebuah proses pembelajaran selama waktu tersebut. Pada bidang yang sama, evaluasi guru mengarah pada penilaian untuk tahun tersebut. Seperti siswa yang menerima masukan selama kurun waktu satu tahun, guru menerima masukan tentang kinerja mereka Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 15
  • 26. melalui kegiatan professional sebagai siklus ganda supervisi, kemudian mereka menerima penilaian keseluruhan. Penilaian tersebut menyajikan sebuah benchmark. Kebanyakan konflik yang melekat dan merentang antara supervisi dan evaluasi berakar pada tujuan atau keluaran akhir dari evaluasi. Acheson dan Gall (1997) menggarisbawahi bahwa konflik antara evaluasi dan supervisi sebagai berikut: Salah satu masalah dalam supervisi adalah dilemma antara (a) mengevaluasi guru untuk membuat keputusan tentang retensi (penyimpanan), promosi dan masa jabatan, dengan (b) bekerja dengan guru dengan kritik yang bersahabat atau kolega yang membantu mengembangkan ketrampilan (skill) guru. (h. 209). Dari penjelasan di atas, Acheson dan Gall berargumentasi bahwa supervisi dan evaluasi pada akhirnya melayani tujuan yang sama: ”peningkatan pembelajaran” (h.48). Darling-Hammond (1986) menyimpulkan bahwa “evaluasi pembelajaran sebagian besar dilakukan untuk menjamin adanya standar yang tepat kegiatan belajar dan pembelajaran (h. 532). Evaluasi pada kebanyakan guru berpengalaman sebagai “ laporan kepala sekolah untuk kinerja guru, biasanya tercatat dalam bentuk checklist, dan kadang-kadang diawali dengan pertemuan singkat”. (Peterson, 2000, h. 18). Melalui praktek yang demikian, ada sedikit temuan bahwa guru tidaklah dengan mudah melihat perbedaan antara supervisi dan evaluasi. McGreal (1983) menyatakan bahwa guru pada akhir tahun seharusnya menerima nilai sumatif mereka , misalkan dengan kriteia M=memuaskan, B= baik, PP = perlu peningkatan. Faktor penyumbang perolehan nilai tersebut adalah keragaman keluaran yang terkait dengan guru, yaitu: promosi, retensi, terminasi dan kenaikan gaji. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 16
  • 27. Peterson (2000) menyatakan 12 hal dalam evaluasi guru yang dapat menjembatani jurang pemisah antara supervisi dan evaluasi: 1. Tekankan bahwa fungsi evaluasi guru adalah untuk menemukan, mendokumentasikan, dan memberi pengakuan terhadap hasil pembelajaran yang baik. 2. Gunakan alasan yang baik untuk mengevaluasi 3. Tempatkan guru sebagai pusat aktivitas evaluasi 4. Gunakan lebih dari satu orang untuk mempertimbangkan kualitas dan kinerja guru 5. Batasi peran/pertimbangan kepala sekolah dalam mengevaluasi guru 6. Gunakan sumber data majemuk untuk melaporkan tentang kualitas guru 7. Apabila mungkin, termasuk data aktual hasil belajar siswa. 8. Gunakan variabel sumber data untuk melaporkan keputusan/pertimbangan tentang guru 9. Luangkan waktu dan gunakan sumber-sumber lain yang dibutuhkan untuk dapat menyatakan terjadinya pembelajaran yang baik. 10. Gunakan hasil penelitian dalam mengevaluasi guru secara benar 11. Perhatikan pengevaluasian guru secara sosilogis. 12. Gunakan hasil evaluasi guru untuk mendorong catatan pengembangan professional pribadi, publikasikan kumpulan hasil REFLEKSI evaluasi, yang mendukung sistem peningkatan guru. Peterson (2000) menyatakan bahwa evaluator, dan supervisi yang fungsinya dikembangkan, membutuhkan sumber data (misalnya data actual hasil belajar siswa) untuk melaporkan hasil keputusan tentang guru secara timbal balik, dalam mengevaluasi guru. Dari perspektif formatif, hal apa di samping data hasil belajar siswa yang dapat dan yang akan digunakan untuk meningkatkan pengembangan dan peningkatan guru? Setelah mengidentifikasi data lain yang penting: Bagaimana guru akan Anda libatkan dalam pemeriksaan butir Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah tersebut sebagai data hasil pembelajaran (mis., hasil kerja 17 siswa, rencana pembelajaran, dsb.)? Jenis administrasi apa yang mendukung apa yang diinginkan? Bagaimana Anda akan membantu guru untuk memonitor dampak dari usaha ini pada praktek kerja mereka? Bagaimana halnya dengan hasil belajar siswa?
  • 28. Supervisi dapat menjadi “jantung sistem evaluasi guru yang baik” (Acheson & Gall, 19977, p. 60) , khsusunya pada differentiated supervision dan guru menjadi aktor utama dalam proses. h. Differentiated Supervision Glatthorn (1997) menggambarkan supervisi yang dapat memperlihatkan perbedaan (Differentiated Supervision) sebagai “sebuah pendekatan pada supervisi yang melengkapi guru dengan opsi tentang jenis-jenis kepengawasan (advisory) dan layanan evaluasi yang mereka terima” (h. 3). Differentiated Supervision dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa pembelajaran adalah suatu profesi; guru harus Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 18
  • 29. memilik derajat kontrol atau pengendalian pada semua pengembangan professional dan memiliki kuasa untuk memilih dukungan yang mereka butuhkan. Sekolah efektif mendorong kolegalitas dalam masyarakat yang dibangun sebagai dasar kerjasama/kooperasi, pendampingan yang timbal-balik, dan kepercayaan diantara guru dan staf. Tanpa hubungan kolegalitas antara guru dengan pengawas, tidak akan menghasilkan peningkatan dan pengembangan yang alamiah. Seperti Kindread nyatakan pada tahun 1952, semua guru memiliki kebutuhan umum, antara lain: 1. Keamanan 2. Kondisi kerja yang menyenangkan 3. Perlakuan yang jujur dan seimbang 4. Perasaan bahwa mereka adalah bagian integral dari sekolah 5. Pengakuan hasil kerja mereka, dan 6. Hak suara secara administratif. (hh. 158-159) Supervisi yang membedakan (Differentiated Supervision) dapat berkembang hanya dalam lingkungan yang memiliki hubungan kolegial yang dibangun melalui “pendampingan kooperatif dan timbal balik” (Glatthorn, 1990, p. 177). Pendekatan supervisi yang membedakan (Differentiated Supervision) memperkenankan pengawas untuk konsentrasi pada guru yang membutuhkan waktu mereka dan usaha yang banyak, bukan melakukan pengamatan kelas yang tidak sungguh-sungguh pada seluruh guru hanya untuk keperluan dinas pendidikan. Sistem pembedaan Glatthorn telah membuat asumsi yang ‘tidak memperhatikan pengalaman dan kompetensi, seluruh guru dikembangkan dalam tiga proses yang berhubungan untuk meningkatkan pembelajaran: Evaluasi guru, pengembangan staf, dan Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 19
  • 30. pengamatan informal” (1990, h. 179). Sesuai dengan pendapat Glatthorn, guru harus dikembangkan dalam “dua atau lebih” sebagai berikut: 1. Pengembangan intensif atau intensive development (dianjurkan menggunakan model supervisi klinis) 2. Pengembangan Kooperatif atau Cooperative development (pembangunan, secara sosial menjembatani kegiatan seperti peer coaching, lesson study atau penelitian tindakan); atau 3. Pengembangan yang diarahkan sendiri atau self directed development (pengembangan kegiatan guru yang diarahkan oleh dirinya sendiri) Pendekatan differentiated supervision dari Glatthron tidak dimaksudkan menjadi perspektif, tetapi lebih pada ‘sebuah pendekatan proses, yang didalamnya setiap sekolah mengembangkan modelnya sendiri. Hal ini merupakan salah satu tanggapan terhadap kebutuhan khusus dan sumberdaya” (1990, h.179). KERJA LAPANGAN Tanyakan kepada pengawas …. Wawancara satu orang (mis. Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, atau yayasan) siapa yang mengawasi guru sesuai aturan yang ada. Tanyakan pada orang tersebut: Bagaimana Anda melakukan supervisi yang membedakan (differentiated supervision)? Mengapa Anda melakukan supervisi yang membedakan? Adakah contoh dimana supervisi ini tidak layak dinyatakan sebagai supervisi yang membedakan? Setelah wawancara informal, identifikasi hal utama yang Anda pelajari tentang supervisi yang membedakan. Apa yang dapat Anda pelajari? i. Supervisi pengembangan (Developmental Supervision)? Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 20
  • 31. Glickman (1981) menyatakan bahwa “tujuan supervisi akademik/instruksional adalah untuk membantu guru belajar bagaimana meningkatkan kapasitas dirinya untuk mencapai tujuan pembelajaran professional untuk siswa mereka” (h. 3), dan gaya kepengawasan merupakan salah satu dari cara untuk meningkatkan atau mengurangi keterlibatan dalam pembelajaran yang dikembangkan secara tepat. Kesuksesan supervisi pengembangan terletak pada kemampuan pengawas untuk menilai tingkat konseptual guru atau kelompok guru, dan kemudian menerapkan pendekatan kepengawasan yang sesuai dengan tingkatannya. Pendiagnosaan tingkat konseptual guru adalah bagian penting untuk sukses dalam supervisi pengembangan. Ham’s menemukan (1986), seperti yang dikutip oleh Waite (1998), menyatakan. “Pengawas yang amat efektif mampu memadukan model yang tepat atau strategi yang tepat untuk kebutuhan khusus dan tingkat pengembangan dari guru itu sendiri” (1998, h.300). Dari perbedaan daya pembelajaran yang ada dan variasi tingkat pengalaman dari setiap guru, pengawas perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa. STUDI KASUS Sebagai kepala sekolah SMP Z, Ibu Susan baru saja menerima 14 guru baru. Delapan dari guru tersebut baru lulus sarjana pendidikan, dan 6 adalah orang baru mengenal sistem pendidikan SMP Z . Kedua kelompok guru ini telah diuji sebagai calon guru. Pertimbangan apa yang harus Ibu Susan dan tim administratif sekolah lakukan sebagai pengembangan strategi untuk mensupervisi guru-guru baru ini? Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 21
  • 32. Glickman (1981) mengidentifikasi orientasi kepengawasan menjadi pengawasan berbasis instruksi, bukan instruksi dan kolaboratif. Orientasi ini menggambarkan jenis-jenis pendekatan seorang pengawas yang akan dipilih berdasarkan taraf pengembangan guru; “supervisi yang efektif harus didasarkan pada kesesuaian orientasi kepengawasan dengan kebutuhan dan karakteristik guru” (h. 40). j. Gaya yang dapat mendukung kedua jenis pengawasan (Differentiated supervision dan Developmental supervision). Glickman (1990) mengidentifikasi empat pendekatan interpersonal yang paralel dengan situasi teori kepemimpinan: 1. Pendekatan instruksi terkontrol (Directive control approach) 2. Pendekatan instruksi informasional (Directive informational approach) 3. Pendekatan kolaboratif (Collaborative approach) 4. Pendekatan non instruksi (Non directive approach) Tabel di bawah ini menggambarkan empat pendekatan kepengawasan, dengan saran kapan dan di bawah kondisi apa seorang pengawas dapat menggunakan pendekatan ini. Tabel 1. Gaya Kepengawasan Gaya Rentang Perilaku Audiens Kepengawasan Kepengawasan Directive control Guru baru; guru pada Memberitahukan, approach: perencanaan mengarahkan, Pengawas peningkatan formal; menunjukkan, mengarahkan seluruh guru yang berupaya memberi aspek proses keras untuk pembelajaran, dan kepengawasan menggunakan memberi pembelajaran baru perintah/amanat. namun strategi pembelajaran yang amat perlu. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 22
  • 33. Directive informational Guru baru: Memberitahukan, approach: guru yang berupaya memberi Pengawas berbagi keras untuk pembelajaran, informasi dengan menggunakan membangun alternatif- menekankan pada apa pembelajaran baru alternatif antara guru yang harus dicapai namun strategi dan pengawas. pembelajaran yang amat perlu. Collaborative Guru berpengalaman: Pembimbingan, approach: Guru dengan kepakaran pertahankan fokus Terbuka, pemecahan dan ketrampilan yang selama diskusi, masalah dua arah; guru baik. hubungkan guru dan pengawas memiliki dengan kebutuhan kesetaraan dalam yang sama. mencari pemahaman praktis dan dampaknya kepada hasil belajar siswa. Pengambilan keputusan kolaboratif dengan guru mengarah pada kerangka pertanyaan, pura-pura bertanya (problem posing) dan membuat keputusan akhir tentang pelajaran apa yang akan dikerjakan dimasa selanjutnya. Non directive Guru utama (master Dengarkan dengan approach: teacher) cara yang tidak Mengarahkan diri mengadili; bertanya sendiri; guru dengan pertanyaan mengembangkan terbuka; sediakan penyelesaian dan penjelasan/ klarifikasi aktivitas yang sedang pada pertanyaan yang berjalan untuk diajukan; kembangkan membantu praktek inkuiri melalui refleksi, pengujian. skenario peran sera, dan dialog. Perlu dicatat bahwa tidak ada aturan yang susah atau yang mudah tentang gaya yang mana yang harus digunakan, dan seperti yang Glickman (1981) katakan, “kecuali apabila semua guru luar biasa homogennya, tidak ada pendekatan tunggal yang efektif untuk semua hal” (h.40). Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 23
  • 34. STUDI KASUS Pak Amir seorang wakil kepala sekolah, baru saja menyelesaikan pengamatan kelas selama 40 menit pada kelas Pak Rudi seorang guru IPA di sebuah SMP. Pak Amir duduk di meja kerjanya dan berpikir keras bagaimana pendekatan pertemuan setelah pengamatan akan dilakukan. Melalui catatan-catatannya, Pak Amir melihat data-data sebagai berikut: Empat belas dari 40 siswa melakukan tugas kurang dari 50% untuk waktu yang disediakan. Pak Rudi menggunakan sekitar 30% waktunya untuk mengarahkan kembali bagaimana berperilaku dalam menyelesaikan tugas. Siswa agak kurang hormat kepada Pak Rudi (bersungut-sungut, mengabaikan arahan dia). Selama 15 menit terakhir, siswa yang melaksanakan tugas pada umumnya, mulai menghentikan tugasnya (Edi berbalik ke Nisa dan mereka mengobrol; Andri mendorong makan siangnya hingga jatuh; Rusdi menjual permennya; Tina membaca majalah; Dedi memasukkan kepalanya kedalam jaketnya, dan Shanti bermain-main dengan pensil warnyanya). Ketika bel berbunyi, siswa ‘berlari’ ke luar sementara Pak Rudi sedang menjelaskan tugas pekerjaan rumah mereka. Dua siswa langsung melaporkan kepada Pak Rudi setelah sekolah. Pada pertemuan pra-pengamatan, Pak Rudi menyatakan bahwa dia “tidak menyukai” siswanya. Ia berbagi bahwa siswa tidak melaksanakan tugas-tugasnya dan mengobrol diantara mereka sendiri pada saat “siswa yang baik” melakukan pertanyaan. Pak Amir menset waktu dan menjelaskan bahwa ia akan fokus pada pengamatannya sendiri untuk pengelolaan kelas keseluruhan. Ia menjelaskan pada Pak Rudi bahwa ia akan mengikuti proses interaksi yang terjadi dengan siswa, bagaimana siswa dalam melaksanakan tugas, dan bagaimana perilaku setelah tugas selesai, serta isyarat-isyarat verbal yang pak Rudi berikan kepada siswa yang terlihat tidak melakukan tugas. Pak Rudi menjadi guru sebagai karir keduanya. Sebelum mengajar, Pak Rudi bekerja sebagai sales selama 17 tahun dalam bidang obat-obatan. Dua tahun yang lalu, Pak Rudi mulai mengajar sebagai guru honor. Setelah membaca Gaya Kepengawasan Glickman pada table 1, diskusikan pendekatan pertemuan setelah pengamatan. Berpasangan, peran serta, asumsi- asumsi peran Pak Amir dan Pak Rudi. Dari mana Pak Amir harus memulai memberikan umpan balik? Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 24
  • 35. k. Ketrampilan yang dibutuhkan seorang pengawas akademik Pengawas bekerja lebih dari sekedar mengamati guru di dalam kelas; mereka melibatkan guru dalam rentang kegiatan yang lebih luas yang fokus pada pembelajaran. Kegiatan ini terkait dengan pengembangan professional dari usaha-usaha pengawasan. Kegiatan- kegiatan tersebut dapat mencakup: memperkenalkan peer coaching, penelitian tindakan, pengembangan portofolio pembelajaran, kelompok studi, teman kritis, dan inisiatif lain yang masuk akal untuk konteks sekolah dasar. Peran pengawas menjadi sangat kompleks; Wiles dan Bondi (1996) mendaftar beberapa peran yang membutuhkan kompetensi: 1. Pengawas adalah memberdayakan orang. Pengawas memerlukan sensitivitas pada fakta bahwa sekolah memiliki bermacam-macam masyarakat belajar. 2. Pengawas sebagai pengembang kurikulum. Peran instruksional dari pengawasan memiliki tiga dimensi, yaitu: penelitian, komunikasi dan pembelajaran. 3. Pengawas sebagai pekerja humas. Kecakapan majemuk dalam hubungan masyarakat memerlukan interaksi keseharian dengan beragam kelompok. 4. Pengawas sebagai pengembang staf. Rencana pengembangan staf merupakan metode utama dari peningkatan pembelajaran. 5. Pengawasa sebagai administrator. Administrator membutuhkan set ketrampilan yang amat khusus. 6. Pengawas sebagai manajer perubahan. Pergerakan perubahan yang sistemik membutuhkan pengawas untuk mengelola dan menerapkan perubahan. 7. Pengawas sebagai penilai (evaluator). Peran evaluatif adalah terus menerus (1997, hh. 18-22). Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 25
  • 36. REFLEKSI Wiles dan Bondi (1996) menyatakan bahwa “pengawas sebagai administrator. Administator membutuhkan set ketrampilan yang amat khusus” Adakah konflik inheren (yang melekat) dalam bagian pertama pernyataan “pengawas sebagai administrator?” Siapkan diri untuk berbagi pemikiran Anda dalam kelompok kecil. Set ketrampilan khusus apa yang pengawas butuhkan untuk bekerja bersama guru? Siapkan diri untuk berbagi pemikiran Anda dalam kelompok kecil. Tanpa memperhatikan kerja, tugas, atau bagaimana peran pengawas diasumsikan, gaya pengawasan (mis. Instruksi dan kolaborasi) akan memiliki dampak pada hubungan antara guru dengan pengawas. Guru memiliki kebutuhan unik sepanjang karir pekerjaannya. Beberapa pengalaman, guru yang kompeten akan lebih suka untuk bekerja dengan caranya sendiri untuk membantu pengembangan profesionalnya (Glatthorn, 1997). Guru ini memiliki kemampuan untuk mengarahkan sebuah program yang diarahkan pada kebutuhan personal dan professional dirinya sendiri. Pada pengawasan yang diarahkan diri sendiri (self directed supervision), guru mengambil inisiatif untuk memilih bidang yang disukai atau yang diinginkannya, menempatkan sumberdaya yang tersedia agar sesuai dengan tujuannya, dan mengembangkan serta melaksanakan rencana pembelajaran dan pengembangannya. Dalam hal ini pengawas berperan sebagai pendukung, bukan pengarah yang mahakuasa. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 26
  • 37. REFLEKSI Refleksikan dari pengalaman baru Anda tentang supervisi akademik/instruksional Bagaimana Anda akan mengklasfikasikan gaya kepengawasan administrator (administrator’s supervisory style)? Perilaku apa yang mengarahkan Anda pada kesimpulan tersebut? Gaya kepengawasan apa, jika ada, yang paling sesuai? Kenapa?. Refleksi di atas penting untuk mencoba mengembangkan tahap kepengawasan menjadi refleksi yang sungguh-sungguh, tentang jenis praktek kepengawasan apa yang paling sesuai bagi guru. Pengawas yang efektif memiliki ciri: 1. Melengkapi guru dengan lingkungan pendukung yang memberi tekanan pada pengambilan resiko. 2. Memotivasi guru secara berkelanjutan untuk mencari kinerja optimum guru. 3. Menganjurka/mendorong menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran yang telah dikenal; dan 4. Melengkapi kesempatan majemuk untuk perkembangan professional. Ada banyak pendekatan dalam supervisi. Apabila pendekatan yang membedakan (differentiated approach) dilakukan pada awal Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 27
  • 38. tahapan, peer coaching (pendampingan sebaya) dapat berkembang menjadi model pengembangan staf. l. Proses supervisi Proses supervisi didasarkan pada premis yang dinyatakan di bawah ini: Langkah I Pertemuan Pra-pengamatan. Pengawas berusaha untuk menjelaskan pada guru kegiatan spesifik di kelas. Berunding dengan guru untuk membangun saling pengertian dan kemudahan komunikasi, sehinga kunjungannya dapat diterima dan tidak menakutkan. Ia dapat mendiskusikan dan memutuskan hal di bawah ini dengan guru, yaitu bagaimana butir-butir di bawah ini akan dilihat: Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 28
  • 39. 1. Metode pembelajaran. 2. Pengelolaan kelas. 3. Situasi belajar dan pembelajaran 4. Suasana kedisiplinan/disipliner kelas 5. Presentasi pelajaran. 6. Reaksi siswa. 7. Tugas menulis siswa 8. Penggunaan alat bantu audio visual dan alat bantu pembelajaran lainnya. Pengawas juga menetapkan teknik kepengawasannya seperti: 1. Duduk dibagian belakang dan memperhatikan. 2. Berjalan mengelilingi kelas dan melihat apa yang dikerjakan siswa? 3. Mencoba memberikan contoh dengan menyajikan sebuah model pembelajaran. 4. Mengajukan sessi tanya jawab di dalam kelas. Langkah-II Pengamatan. Setelah melakukan pertemuan sebelumnya serta berdiskusi dengan guru, pengawas harus memutuskan hal-hal yang harus diamati dari kejadian-kejadian yang ada, misalnya: 1. Apakah guru secara konsisten mendominasi kelas sepanjang waktu? 2. Apakah ia melibatkan kelas dalam proses? 3. Seberapa banyak ia menggunakan papan tulis? 4. Apakah metodenya efektif? 5. Apakah tayangan dalam alat bantu audio visual dan alat bantu pembelajaran lainnya relevan dengan materi ajar? Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 29
  • 40. 6. Seberapa banyak pembelajaran nyata terjadi di dalam kelas? Selama pengamatan, pengawas mencatat butir petunjuk konstruktif dan positif, yang nantinya akan didiskusikan dengan guru. Langkah-III Analisis hasil pengamatan Pengawas mengorganisasi data pengamatan ke dalam bidang/mata pelajaran yang jelas untuk umpan balaik pada guru. Pengawas kemudian membuat analisis yang menyeluruh/komprehensif pada data yang ada untuk menafsirkan hasil pengamatannya. Jika ini merupakan proses daur ulang, maka ia menentukan apakah dibutuhkan perubahan yang menyeluruh. Jika demikian, apakah mereka memiliki pengaruh yang diinginkan terhadap bidang yang menjadi minatnya. Berdasarkan analisisnya, maka pengawas kemudian mengidentifikasi perilaku pembelajaran yang positif, yang harus dipelihara dan perilaku negatif yang harus dirubah, agar dapat menyelesaikan/menanggulangi masalah. Langkah-IV Pertemuan setelah pengamatan Data yang telah dianalisis ditunjukkan pada guru. Umpan balik diberikan sedemikian sehingga guru dapat memahami temuan, mengubah perilaku yang teridentifikasi dan mempraktekkan panduan yang diberikan. Penerimaan dan internalisasi merupakan capaian terbaik. Hal ini terjadi apabila hubungan antara guru dengan pengawas dapat digolongkan ke dalam sifat kooperatif dan kolegalitas yang tidak mengancam. Hubungan yang bersahabat merupakan hubungan yang Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 30
  • 41. banyak manfaatnya, karena keduanya akan banyak memperoleh manfaaat dengan bekerja bersama. Hubungan mereka harus menunjukkan : 1. Kepercayaan timbal balik terhadap kemampuannya masing- masing. 2. Kepercayaan/ketergantungan satu sama lain sebagai bentuk pertolongan/bantuan konstruktif 3. Pendirian untuk saling bekerja sama menuju tujuan bersama. Dari umpan balik pengawas dan dukungan pada guru, maka dapat ditentukan bersama: 1. Perilaku positif pembelajaran yang harus dipelihara. 2. Strategi-strategi alternatif untuk mencapai perubahan yang diinginkan. 3. Kelayakan/kepantasan dari menggunakan kembali metode yang pernah dilakukan. Asumsinya adalah apabila perilaku guru berubah, maka permasalahan spesifik dalam bidang yang menjadi perhatian akan dapat diselesaikan. m. Daftar cek/kendali (checklist)? Daftar kendali merupakan suatu instrumen untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi situasi nyata dari suatu aktivitas/ situasi yang terjadi didalam kelas atau di sekolah. Hasil ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan oleh seorang pengawas, seperti rencana Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 31
  • 42. pembelajaran bagi guru. Beberapa contoh daftar kendali dapat direproduksi di bawah ini. Daftar kendali untuk kunjungan ke sekolah 1. Beritahu pada kepala sekolah yang akan dikunjungi, kapan waktu, tujuan kunjungan, persiapan khusus yang dibutuhkan, untuk memperoleh informasi yang diperlukan. 2. Periksa secara sepintas dokumen pengamatan dari kunjungan sebelumnya. 3. Tindaklanjuti apapun yang timbul dari kunjungan sebelumnya. 4. Periksa informasi umum yang tersedia tentang sekolah tersebut, staf dan masyarakatnya. 5. Adakah sumberdaya/bahan yang dapat disalahtafsirkan oleh kepala sekolah atau guru. 6. Siapkan rencana kunjungan Anda, antara lain: (i) Rencana umum (ii) Tujuan khusus (Specific Objectives). (iii) Metoda pendekatan (iv) Alokasi waktu (v) Outcome/keluaran yang diharapkan 7. Periksa perjalanan secara rinci dan tata ulang kondisi yang dibutuhkan. Daftar kendali untuk kunjungan kelas 1. Tentukan kelas dan waktunya. Pertama buat hubungan (contact) dengan guru. Arahkan pada pembentukan hubungan Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 32
  • 43. dan kemudahan komunikasi, sehingga kunjungan dapat diterima dan tidak menakutkan. 2. Rumuskan tujuan dari kunjungan Anda. 3. Tentukan metode kepengawasan Anda, secara luwes/fleksible 4. Catat waktu pada jadwal (schedule) Anda sebagai tindak lanjut dari diskusi bersama guru dengan cara yang amat bersahat. Daftar Cek Pengamatan Presentasi Pelajaran. a. Apakah guru membuat pernyataan tujuan dengan jelas? b. Apakah ia mereview pelajaran sebelumnya? c. Apakah ia menampilkan pelajaran baru dengan cara ringkas/ sederhana, logis dan berurutan? d. Apakah ia memberikan petunjuk praktis pada siswa-siswanya? e. Apakah ia menyediakan kesempatan pada kelas untuk praktek secara bebas/independen? f. Apakah ia menugaskan pekerjaan rumah pada siswa? g. Apakah ia secara terus menerus mendominasi siswa? h. Apakah ia menggunakan alat bantu audio visual yang relevan dengan cukup? i. Seberapa banyak ia menggunakan papan tulis? j. Apakah suasana/lingkungan kelas pada kegiatan pembelajaran membuat siswa aktif berpartisipasi? k. Seberapa banyak pembelajaran nyata terjadi? 1. Tuliskan butir-butir catatan pembimbingan yang konstruktif. Yakinkan bahwa Anda memiliki beberapa catatan tentang kinerja guru yang dapat Anda berikan pujian. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 33
  • 44. 2. Identifikasi keistimewaan utama dari pelajaran yang akan Anda diskusikan dengan guru. Tekankan saran positif dan ide dari pada saran-saran negatif seperti komentar “apa yang …, dan kenapa itu, Anda kerjakan” 3. Libatkan guru dalam perencanaan pelajaran/metoda untuk meningkatkan situasi pembelajaran. Checklist Review dan Supervisi. A. Dasar pertimbangan: 1. Apakah ada pra-perencanaan bersama dengan guru? 2. Apakah guru menghargai sepenuhnya proses supervisi dan diskusi yang dilakukan setelah itu? 3. Apakah lokasi diskusi secara fisik cocok atau pantas? 4. Apakah waktu/durasi diskusi mencukupi? 5. Bagaimana anda menjamin suasana yang rileks/santai dalam pembelajaran. Tipe checklist yang sama dapat disiapkan tentang ketersediaan yang tepat dan kegunaan fasilitas fisik, catatan ujian internal dan eksternal, catatan kantor dsb. B. Mekanisme Diskusi: 1. Meninjau/mereview kata-kata pembukaan Anda; • Apa yang mereka desain untuk dicapai? • Apa yang tejadi pada reaksi guru? 2. Selama diskusi; • Siapa yang paling banyak berbicara? • Kenapa? Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 34
  • 45. 3. Apakah Anda mendengarkan penjelasan/komentar guru secara seksama? 4. Apakah Anda memberikan catatan tertulis untuk petunjuk guru? C. Evaluasi: 1. Bagaimana akan Anda pertimbangkan reaksi guru, baik pada sikap maupun reaksi mereka yang akan didiskusikan dalam “Pertemuan setelah pengamatan”? 2. Apakah persyaratan/ketentuannya mencukupi untuk membuat tindakan lanjutan? n. Mengukur kesuksesan perilaku kepengawasan Berikut urutan sebagai nilai kesuksesan perilaku kepengawasan (supervisory behaviours): 1. Miliki pemikiran yang terbuka tentang guru dan siswa manakala melakukan pengawasan di sekolah 2. Menghimpun informasi sebelum membuat kesimpulan. 3. Kumpulkan informasi yang dapat lebih membantu, dari pada menggunakan kritik yang tidak berguna. 4. Tetap melakukan pengamatan yang tidak menganggu (unobstructive) dan coba perhatikan bagaimana menjalankan kelas senormal mungkin. 5. Jadilah pemimpin bukan pengendara. 6. Sediakan contoh kongkrit. 7. Berikan kepercayaan pada guru, tunjukkan apresiasi/penghormatan pada kerja mereka dan berikan dorongan untuk berinisiatif. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 35
  • 46. 8. Secara sadar dan berhati-hati, perkuat komunikasi dua arah secara terbuka. 9. Sopan kepada guru dan siswa, juga sadari permasalahan mereka dan coba untuk memberi penyelesaiannya pada mereka. 10. Tunjukkan kestabilan emosional, suasana hati dan tabiat yang stabil. REFLEKSI Kerjakan pekerjaan rumah Anda. Datang ke sekolah dengan persiapan penuh dengan daftar cek untuk menawarkan bimbingan profesional. KESIMPULAN Tujuan dari model supervisi klinis digunakan sebagai penyediaan kesempatan pada guru untuk menguji atau memeriksa dan kemudian merefleksikan apa yang telah dipraktekkan dengan bantuan seorang pengawas akademik/instruksional. Selain itu, ditujukan untuk mendukung peningkatan dan pengembangan guru. Ciri dari pendekatan yang berbeda (differentiated approach) pada pengawasan yaitu pendekatan tersebut berpusat pada kebutuhan guru (tahapan karis dan pembelajaran orang dewasa). Beberapa pendekatan terkait dengan supervise klinis, termasuk pertemuan pra-pengamatan, pengamatan, dan setelah pengamatan. Setiap pendekatan memiliki keunikan desain dan penerapannya; dengan demikian, semua pendekatan dilandaskan pada praktek yang berakar Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 36
  • 47. dari paham konstruktifisme dan teori pembelajaran pemodelan-sosial, refleksi, inkuiri, dan penyelesaian masalah secara aktif. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 37
  • 48. KEGIATAN YANG DISARANKAN Dari teori ke praktik Pada kegiatan awal, Anda telah menghasilkan salinan dari kebijakan dan prosedur yang memerintahkan evaluasi guru dan pengawasan guru di dalam sistem dimana Anda bekerja. Sekarang kajilah pernyataan undang-undang yang memerintahkan pengawasan, evaluasi, dan pengembangan profesional guru. Dalam dokumen ini, temukan irisan perintah pengawasan, evaluasi dan pengembangan professional guru. Apakah ada ketidaksesuaian? Laporkan temuan Anda dalam pertemuan antar pengawas. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 38
  • 49. DAFTAR PUSTAKA Acheson, K. A., & Gall, M. D. (1997). Techniques in the clinical supervision of the teachers: Preservice and inservice applications (4th ed.). White Palins, NY: Longman. Arends Richard I. (2007). Learning to Teach. Seventh edition. New York: McGraw Hill Companies. Bellon, J. J., & Bellon,E. C. (1982). Classroom supervision and instructional improvement : A synergetic process (2nd ed.). Dubuque, IA: Kendall/Hunt. Blumberg, A. (1980). Supervisiors and teachers : A private cold war (2nd ed.). Berkeley , CA : McCutchan. Cogan , M. (1937). Clinical supervision. Boston : Houghton-Mifflin. Costa, A. L., & Garmston, R. J. (1994). Cognitive coaching: A foundation for renaissance schools. Norwood, MA: Christopher-Gordon. Interstate School Leaders Licensure Consortium Standards for School Leaders. (1996). Retrieved July 7, 2006, from http: / / www.ccsso.org / standards.html Darling-Hammond, L. (1986). Teaching knowledge: How do we test it? American Educator , 10(3), 18-21,46. Glatthorn A. A. (1997). Differentiated supervision (2nd ed.). Alexandria, V A: Association for Supervision and Curriculum Development. Glatthorn, A. A. (1990). Supervisory leadership: Introdution to instructional supervision. New York: HarperCollins. Glatthorn A. A. (1984). Differentiated supervision. Alexandria, V A: Association for Supervision and Curriculum. Glatthorn, A. A., & Shields, C. R. (1983). Credo for supervision in Catholic schools. In J. J. Ciriello (Ed.), The principal as managerial leader: Expectations in the areas of personnel management , institutional management , finance , and development (pp. 76-89). Washington, DC: U. S. Catholic Conference. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 39
  • 50. Glickman, C. D. (1990). Supervision of instruction: A developmet approach (2nd ed.). Boston: Allyn and Bacon. Glickman, C. D. (1981). Developmental supervision : Altenative practices for helping teachers. New York: Holt, Rinehart and Winston. Goldhammer, R. (1969). Clinical supervision: Special methods for the supervision of teachers. New York: Hlot, Rinehart and Winston. Harris, B. M. (1975). Supervisory behavior in education (2nded.). Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall. Interstate School Leaders Licensure Consortium. (1996). Standards for school leaders. Washington, DC: Author. Retrieved July 7, 2006, from http: / / www.ccsso.org/content/pdfs/isllcstd.pdf Kindred, L. W. (1952). How can the principal promote professional growth in the staff? National Association of Secondary Principals Bulletin, 185(2), 156-162. McGreal, T. (1983). Effective teacher evalution. Alexandria, V A : Association for Supervision and Curriculum. Mosher, R. L., & Purpel, D. E. (1972). Supervision: The reluctant profession. Boston: Houghton-Mifflin. Pajak, E. F. (1993). Approaches to clinical supervision: Alternatives for improving instruction. Norwood, MA: Christopher-Gordon. Peterson, K. D. (2000). Teacher evalution: A comprehensive guide to new direction and practices (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Corwin Press. Sergiovanni, T. J., & Starratt, R. J. (1998). Supervision: A re-definition (6th ed.). Boston: McGraw-Hill. Sullivan, S., & Glanz, J. (2000). Alternative approaches to supervision: Cases from the field. Journal of Curriculum and Supervision, 15(3), 212-235. Unruh, A., & Turner, H. E. (1970). Supervision for change and innovation. Boston: Houghton-Mifflin. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 40
  • 51. Waite, D. (1998). Anthropology, sociology , and supervision. In G. R. Firth, & E. F. Pajak (Eds. ), Handbook of research on school supervision (pp. 287-309). New York: Simon & Schuster. Wiles, J., & Bondi, J. (1996). Supervision: A guide to practice. Colombus, OH: C. E. Merrill. Zepeda, S.J. (2006). High stakes supervision: We must do more. The International Journal of Leadership in Education, 9(1), 61-73. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 41
  • 52. Lampiran 1. CONTOH SUPERVISI AKADEMIK Supervisi akademik merupakan kegiatan pembinaan dengan memberi bantuan teknis kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Supervisi akademik sebaiknya dilakukan dengan pendekatan supervisi klinis yang dilaksanakan secara berkesinambungan melalui tahapan pra-observasi, observasi pembelajaran, dan pasca observasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap Pra-observasi, Observasi, dan Pascaobsevasi. Pra-observasi (Pertemuan awal) • Menciptakan suasana akrab dengan guru • Membahas persiapan yang dibuat oleh guru dan membuat kesepakatan mengenai aspek yang menjadi fokus pengamatan • Menyepakati instrumen observasi yang akan digunakan Observasi (Pengamatan pembelajaran) • Pengamatan difokuskan pada aspek yang telah disepakati • Menggunakan instrumen observasi • Di samping instrumen perlu dibuat catatan (fieldnotes) • Catatan observasi meliputi perilaku guru dan siswa • Tidak mengganggu proses pembelajaran Pasca-observasi (Pertemuan balikan) • Dilaksanakan segera setelah observasi • Tanyakan bagaimana pendapat guru mengenai proses pembelajaran yang baru berlangsung • Tunjukkan data hasil observasi (instrumen dan catatan) – beri kesempatan guru mencermati dan menganalisisnya • Diskusikan secara terbuka hasil observasi, terutama pada aspek yang telah disepakati (kontrak) –Berikan penguatan terhadap penampilan guru. Hindari kesan menyalahkan. Usahakan guru menemukan sendiri kekurangannya • Berikan dorongan moral bahwa guru mampu memperbaiki kekurangannya • Tentukan bersama rencana pembelajaran dan supervisi berikutnya. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 42
  • 53. PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK SECARA KLINIS Format A : Panduan Wawancara Pra Observasi Berisi pertanyaan yang dilakukan sebelum pengawas melakukan pengamatan pembelajaran. Pertanyaan ini dapat dikembangkan oleh pengawas. Jawaban guru direkam dengan mencatat kata-kata kuncinya di lembar lain atau ditulis pada panduan dengan mengisi kolom catatan yang disediakan sesuai dengan aspek yang ditanyakan. Format B : Daftar Periksa Observasi Pembelajaran Instrumen ini diawali dengan identitas yang harus diisi oleh pengawas. Nomor 1 diisi nama sekolah; no. 2 nama guru yang disupervisi; no. 3 mata pelajaran yang diobservasi; no. 4 kelas/ semester yang disupervisi; no. 5 diisi hari, tanggal, dan jam pelajaran ke berapa supervisi dilaksanakan; no. 6 diisi kompetensi dasar dan indikator sesuai dengan yang ditulis guru dalam RPPnya; no.7 diisi jumlah seluruh siswa di kelas yang disupervisi, jumlah siswa yang hadir, dan yang tidak hadir. Berikutnya ada dua bagian yaitu I. Persiapan dan II. Kegiatan Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran meliputi tiga tahap yaitu A. Pendahuluan, B. Kegiatan Pokok, dan C. Penutup. Setiap aspek diamati dengan cermat, kemudian pengawas membubuhkan tanda cek (v) pada kolom ”Tidak (tidak ada)”jika aspek yang ditanyakan tidak ada/tidak muncul. Kolom ”Ya/ada” (artinya aspek yang ditanyakan muncul). Kolom ini dibagi menjadi dua bagian yaitu ”baik” dan ”perlu diperbaiki”. Pengawas mengisi kolom tersebut dengan kualitas aspek yang ditanyakan sesuai dengan kondisi pembelajaran yang diamati. Pengisian instrumen ini memerlukan kemampuan khusus dari pengawas. Pada setiap checklist bubukan skala nilai dan klasifikasinya. I. Persiapan 1. Program tahunan. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya”jika guru dapat menunjukkan program tahunan untuk mata pelajaran dan kelas yang diampu, pada tahun pelajaran yang sedang berjalan, lengkap dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan pembagian alokasi waktu selama satu tahun pelajaran sesuai dengan minggu efektif belajar. 2. Program semester. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika guru dapat menunjukkan program semester untuk mata pelajaran dan kelas yang diampu, pada semester yang sedang berjalan (semester 1 atau 2), lengkap dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, pembagian Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 43
  • 54. alokasi waktu, dan rincian penyajian pada minggu-minggu tertentu selama satu semester sesuai dengan minggu efektif belajar. 3. Silabus. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika guru dapat menunjukkan silabus untuk mata pelajaran dan kelas yang diampu, tahun yang sedang berjalan, lengkap dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Materi Pembelajaran, Indikator, Penilaian, Alokasi waktu, dan Sumber belajar. 4. KKM untuk KD yang dibahas. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya”jika Kriteria Ketuntasan Minimum untuk Kompetensi Dasar yang sedang dibahas > 75 dan sesuai dengan aturan perhitungan criteria tersebut, dan ditulis pada kolom keterangan nilai KKMnya. 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika guru dapat menunjukkan RPP untuk pembelajaran yang sedang dilaksanakan, dilengkapi dengan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang sistematis dan logis, serta melibatkan siswa secara aktif untuk mencapai tujuan pembelajaran/ indikator/KD, materi pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. 6. Buku nilai. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika guru dapat menunjukkanbuku nilai yang berisi nilai-nilai siswa untuk semua penilaian yang telah dilaksanakan, baik untuk pengetahuan, praktik, maupun sikap. 7. Selanjutnya, jika pengawas mengisi tanda cek (v) pada kolom ”Ya ”, maka perlu diperbaiki”, pada kolom ”keterangan” kemudian ditulis secara singkat dan jelas. II. Kegiatan Pembelajaran A. Pendahuluan/Pra-pengamatan 1. Kesiapan alat bantu dan media pembelajaran (Sumber Belajar). Kolom “Ya” diisi, jika guru telah menyiapkan sumber belajar yang diperlukan secara lengkap. 2. Motivasi, artinya membangkitkan kemauan belajar siswa, agar siswa merasa tertarik ingin tahu, apa yang akan dipelajarinya. Hal ini dapat diamati, misalnya ketika guru: a. mengawali pelajaran dengan ceria, b. menunjukkan kegunaan Kompetensi Dasar(KD) yang akan dibahas dalam kehidupan sehari-hari atau hubungannya dengan mata pelajaran yang lain, c. memberi permasalahan yang menantang sehingga membangkitkan keinginan siswa untuk memecahkannya. 3. Apersepsi. (Pengetahuan prasyarat yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas). Ini dapat dilihat apakah guru mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang lalu yang berhubungan dengan materi Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 44
  • 55. yang akan dibahas. Kolom “Ya” diisi bila hal tersebut dilakukan dengan baik. 4. Kejelasan Kompetensi Dasar/ Indikator. Kolom “Ya” diisi, jika guru menyampaikan baik lisan maupun tertulis KD/ Indikator yang harus dikuasai siswa setelah selesai pembelajaran. 5. Kesiapan bahan ajar (Sumber Belajar). Kolom “Ya” diisi, jika guru telah menyiapkan bahan ajar, baik berupa buku teks, modul, kaset/ cd pembelajaran, dsb. B. Kegiatan Pokok/Pengamatan 1. Penguasaan Materi. Kolom “Ya”diisi jika guru tampak mantap dan percaya diri, tidak ragu- ragu dalam menyajikan pembelajaran, serta pertanyaan-pertanyaan siswa dijawab dengan tepat. Jika pengawas berlatar belakang pendidikan sama dengan guru yang disupervisi pengamatan dapat lebih teliti dengan memperhatikan kebenaran konsep-konsep yang disampaikan oleh guru. 2. Pengelolaan kelas Kolom “Ya” diisi, jika terjadi kemudahan bagi siswa untuk berinteraksi dengan guru, antar teman, bahan ajar, dan alat-alat pembelajaran ( Sumber Belajar). 3. Pengelolaan waktu Kolom “Ya” diisi, jika penggunaan waktu yang tersedia dikelola dengan baik dalam pembelajaran, dan lebih banyak digunakan untuk kegiatan siswa dibandingkan dengan kegiatan guru 4. Metode/ pendekatan yang bervariasi Kolom “Ya” diisi, jika terlihat guru tidak hanya menggunakan satu macam metode, misalnya hanya ceramah saja selama pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dapat menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dilanjutkan dengan presentasi hasil diskusi, dan sebagainya. 5. Penggunaan alat bantu/ media pembelajaran Kolom “Ya” diisi, jika guru tampak terampil, efektif, dan efisien menggunakan alat bantu/ media pembelajaran (Sumber Belajar) yang telah disiapkan 6. Peran guru sebagai fasilitator Kolom “Ya” diisi, jika guru tidak mendominasi kegiatan pembelajaran, tetapi memberi kesempatan/memfasilitasi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan dalam upaya pencapaian indikator/kompetensi dasar, dan selalu siap membantu siswa bila diperlukan 7. Teknik bertanya Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 45
  • 56. Kolom “Ya” diisi, jika guru menerapkan teknik bertanya dengan baik, misalnya: a. mengajukan pertanyaan kepada semua siswa b. memberi waktu tunggu bagi siswa untuk berpikir. c. menghindari jawaban serentak dengan menunjuk salah seorang siswa untuk menjawab Dalam menanggapi pertanyaan/ jawaban siswa, sikap guru: a. sabar mendengarkan sampai selesai (tidak memotong pertanyaan/ jawaban siswa) b. tidak mencemooh walaupun pertanyaan/ jawaban siswa kurang tepat c. tidak langsung menyalahkan pendapat siswa d. memberi penghargaan pada pertanyaan yang berbobot/ jawaban yang tepat 8. Penggunaan papan tulis Kolom “Ya” diisi, jika penggunaan papan tulis dengan pembagian sebagai berikut: s untuk menuliskan hal-hal yang segera dihapus, dan yang tidak dihapus sampai akhir pembelajaran, d untuk menulis pokok-pokok penting saja, dan teknik menulis tidak membelakangi siswa. 9. Interaksi guru –peserta didik 10. Interaksi antar peserta didik Kolom “Ya” diisi, jika hubungan guru dan siswa atau hubungan antar siswa dalam pembelajaran tampak akrab dan saling menghormati 11. Aktivitas peserta didik a –g Kolom “Ya” diisi, jika semua kegiatan dapat dilakukan dengan baik 12. Sikap dan minat peserta didik dalam pembelajaran: a. Kolom “Ya” diisi, jika jumlah siswa yang hadir > 95 % b. Kolom “Ya” diisi, jika tampak sebagian besar ( > 75%) siswa membawa buku pelajaran yang relevan c. Kolom “Ya” diisi, jika sebagian besar ( > 75%) siswa tampak mencatat 13. Pencapaian KD/ Indikator Kolom “Ya” diisi, jika pertanyaan-pertanyaan guru yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran/indikator/KD, baik yang disampaikan selama pembelajaran maupun di akhir pembelajaran, sebagian besar ( > 75%) dapat dijawab oleh siswa dengan baik. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 46
  • 57. C. Penutup/Setelah Pengamatan 1. Rangkuman Kolom “Ya” diisi, jika siswa membuat rangkuman dibimbing oleh guru 2. Tugas untuk pertemuan berikutnya Kolom “Ya” diisi, jika guru memberikan tugas (PR/baca buku/mencari informasi, dsb) untuk pertemuan berikutnya. Format C : Panduan Wawancara Setelah Pengamatan. Wawancara dilakukan tidak di dalam kelas yang diamati beberapa saat setelah pengamatan pembelajaran selesai. Format ini berisi pertanyaan yang dilakukan setelah pengawas melakukan pengamatanpembelajaran. Pertanyaan dapat dikembangkan oleh pengawas. Jawaban guru direkam dengan mencatat kata-kata kuncinya di lembar lain atau ditulis pada panduan dengan mengisi kolom catatan yang disediakan sesuai dengan aspek yang ditanyakan. Pengolahan Hasil Supervisi Pengolahan data dilakukan setelah proses wawancara pasca observasi. Penilaian hasil secara kualitatif yaitu amat baik, baik, cukup dan kurang dengan memperhatikan tanda v pada kolom ”Ya”. Contoh penilaian Nilai Keseluruhan Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 47
  • 58. FORMAT A PANDUAN WAWANCARA PRA PENGAMATAN Lamanya wawancara : ……………… menit Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 48
  • 59. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 49
  • 60. FORMAT B : DAFTAR PERIKSA PENGAMATAN INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK 1. Nama sekolah : ……………………………………………………..……… 2. Nama guru : ……….……………………………………………………. 3. Mata pelajaran : …………………………………………………………..… 4. Kelas / semester : …………….………………………………………………. 5. Hari/ tanggal/ jam ke : ………………….…………………………………………. 6. Kompetensi Dasar/ : …………………………………………………………….. Indikator ……………………………………………………………………………… 7. Jumlah siswa : ………orang, hadir: ………orang, tidak hadir: ……. orang Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 50
  • 62. Catatan : ........ Mengetahui Kepala Sekolah Guru, Pengawas Sekolah ........................................ ....................................... ....................................... NIP.................................. NIP ................................. NIP ................................. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 52
  • 63. Lampiran 2. FORMAT SUPERVISI PENILAIAN PROSES BELAJAR MENGAJAR Nama Sekolah : ........................................................................................ Nama Guru : ....................................................................................... Mengajar Kelas : ....................................................................................... Mata Pelajaran : ....................................................................................... Hari/Tanggal supervisi : ....................................................................................... Jam Ke : ....................................................................................... NILAI ASPEK YANG DINIALI DAN CARA PENILAIAN BOBOT KETERANGAN S S2 A. Perangkat Pembelajaran a. Memiliki Kalender Pendidikan 2 b. Menyusun Program Tahunan 4 c. Menyusun Program Semester 4 20 d. Membuat Silabus 4 e. Membuat Rencana Pelaksanaan 6 Pembelajaran Jumlah= B. KELENGKAPAN SEKENARIO PEMBELAJARAN a. Identitas Lengkap 2 b. Tercantum/ Memuat SK, KD,Indikator dan 2 Materi Pokok c. Berisi Pengalaman Bekerja/ Langkah 2 10 Mengajar, Sumber/bahan/ Media Belajar 2 d. Ada Penilaian yang Terdiri Dari Jenis Tagihan, 2 Bentuk, instrumen, dan Contoh Instrumen 2 e. Ada Kunci Jawaban dan Uraian Tugas 2 Jumlah= C. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR a. Kegiatan Guru Memberikan Motivasi Kepada 2 Siswa Tercantum/ Diuraikan pada sekenario/ b. Motifasi Berupa Contoh atau Pertanyaan 2 Menggali Informasi Sesuai Dengan Kopetens c. Dalam Motifasi Dikemukakan Kopetensi Yang 2 10 Akan Dicapai Dalam Kegiatan Pembelajaran d. Dalam Memotifasi Ditemukan Life Skill yang 4 Dimiliki dan Manfaatnya Dalam Kehidupan. Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 53