Dokumen tersebut membahas tentang kompetensi supervisi kepala sekolah/madrasah dalam mengawasi proses pembelajaran. Terdapat beberapa poin penting antara lain prinsip-prinsip, tujuan, jenis, langkah-langkah dan kegiatan pelaksanaan supervisi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Modul ini membahas materi videografi yang dibagi menjadi tujuh unit pembelajaran, mulai dari pengenalan film hingga finishing video. Materi ini bertujuan membentuk karakter siswa dan keterampilan mereka dalam membuat karya seni rupa dan kriya berbasis videografi secara saintifik dan berwawasan lingkungan.
Dokumen tersebut merupakan pendahuluan dari bahan belajar mandiri tentang dimensi kompetensi manajerial untuk kepala sekolah. Ia menjelaskan latar belakang, standar kompetensi kepala sekolah menurut peraturan pemerintah, deskripsi bahan belajar mandiri, dan tujuannya untuk meningkatkan kompetensi manajerial kepala sekolah.
Dokumen tersebut membahas tentang kompetensi supervisi kepala sekolah/madrasah dalam mengawasi proses pembelajaran. Terdapat beberapa poin penting antara lain prinsip-prinsip, tujuan, jenis, langkah-langkah dan kegiatan pelaksanaan supervisi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Modul ini membahas materi videografi yang dibagi menjadi tujuh unit pembelajaran, mulai dari pengenalan film hingga finishing video. Materi ini bertujuan membentuk karakter siswa dan keterampilan mereka dalam membuat karya seni rupa dan kriya berbasis videografi secara saintifik dan berwawasan lingkungan.
Dokumen tersebut merupakan pendahuluan dari bahan belajar mandiri tentang dimensi kompetensi manajerial untuk kepala sekolah. Ia menjelaskan latar belakang, standar kompetensi kepala sekolah menurut peraturan pemerintah, deskripsi bahan belajar mandiri, dan tujuannya untuk meningkatkan kompetensi manajerial kepala sekolah.
Bahan belajar mandiri ini membahas konsep dan latihan supervisi akademik bagi kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru. Terdiri dari 5 kegiatan belajar yang mencakup pengantar, uraian, contoh, latihan, ringkasan, dan refleksi tentang perencanaan program, teknik, dan tindak lanjut hasil supervisi akademik.
Dokumen tersebut membahas tentang panduan penyelenggaraan rintisan sekolah dasar bertaraf internasional. Ringkasannya adalah: (1) Dokumen ini memberikan panduan konsep, proses, standar, dan evaluasi penyelenggaraan rintisan sekolah dasar bertaraf internasional; (2) Sekolah dasar bertaraf internasional adalah sekolah dasar nasional yang mengembangkan standar nasional dengan penguatan kompetensi internasional untuk bersaing global; (
Buku BSE Kelas 06 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruFarahYudian
Buku ini merupakan buku guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk siswa kelas VI SD/MI yang disusun sesuai dengan Kurikulum 2013. Buku ini berisi penjelasan mengenai kompetensi inti, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, proses pembelajaran, penilaian, dan interaksi guru dengan orang tua untuk enam pelajaran agama Islam.
Instrumen ini digunakan untuk mengawasi kegiatan pembelajaran guru melalui observasi terhadap beberapa aspek seperti pendahuluan, inti, dan penutup pembelajaran. Aspek-aspek tersebut dievaluasi skor dan kondisinya untuk memberikan umpan balik guna perbaikan proses pembelajaran.
juklak rekrutmen calon kepala sekolah madrasahSuaidin -Dompu
Petunjuk pelaksanaan ini memberikan panduan proses rekrutmen calon kepala sekolah/madrasah meliputi pengumuman kebutuhan, pengajuan calon, seleksi administratif dan akademik, serta mekanisme pelaksanaannya.
Buku pedoman ini membahas pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk SD, SMP, dan SMA/SMK tahun pelajaran 2011/2012, mencakup pedoman, kisi-kisi soal, dan evaluasi pelaksanaan USBN PAI.
Buku kerja ini bertujuan untuk membantu pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas pengawasan dan peningkatan kompetensi guru melalui penyediaan pedoman dan contoh format kegiatan pengawasan.
Modul ini membahas cara menentukan fokus masalah untuk penelitian tindakan kelas (PTK) dalam pembelajaran matematika di SD. Langkah-langkahnya adalah:
1. Memunculkan masalah yang mungkin terjadi dalam pembelajaran matematika di kelas dengan berbagai teknik seperti observasi, wawancara, studi dokumen.
2. Mengidentifikasi masalah utama yang ingin diteliti lebih lanjut melalui diskusi dengan teman sej
Buku ini membahas teknik-teknik analisis kuantitatif titrimetri dan gravimetri. Terdapat empat kegiatan pembelajaran utama yaitu titrasi penetralan, titrasi pengendapan, titrasi pembentukan senyawa kompleks, dan titrasi redoks. Buku ini bertujuan untuk membangun sikap ilmiah siswa dan pengetahuan tentang berbagai teknik analisis kuantitatif.
Buku ini membahas tentang Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminansia dan terdiri atas 2 kompetensi dasar yaitu Membuat Studi Kelayakan Usaha Pembibitan Ternak Ruminansia dan Memelihara Calon Induk dan Pejantan. Buku ini bertujuan agar siswa dapat melakukan pembibitan ternak ruminansia secara benar sehingga menghasilkan bibit berkualitas.
Buku panduan kerja kepala sekolah.pdf 1Heri Suryono
Dokumen tersebut merupakan panduan kerja kepala sekolah yang disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokoknya dalam pengembangan sekolah, peningkatan mutu sekolah, penerapan kepemimpinan dan kewirausahaan, serta pengawasan pembelajaran dan pengembangan profesionalisme.
Bahan belajar mandiri ini membahas konsep dan latihan supervisi akademik bagi kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru. Terdiri dari 5 kegiatan belajar yang mencakup pengantar, uraian, contoh, latihan, ringkasan, dan refleksi tentang perencanaan program, teknik, dan tindak lanjut hasil supervisi akademik.
Dokumen tersebut membahas tentang panduan penyelenggaraan rintisan sekolah dasar bertaraf internasional. Ringkasannya adalah: (1) Dokumen ini memberikan panduan konsep, proses, standar, dan evaluasi penyelenggaraan rintisan sekolah dasar bertaraf internasional; (2) Sekolah dasar bertaraf internasional adalah sekolah dasar nasional yang mengembangkan standar nasional dengan penguatan kompetensi internasional untuk bersaing global; (
Buku BSE Kelas 06 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruFarahYudian
Buku ini merupakan buku guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk siswa kelas VI SD/MI yang disusun sesuai dengan Kurikulum 2013. Buku ini berisi penjelasan mengenai kompetensi inti, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, proses pembelajaran, penilaian, dan interaksi guru dengan orang tua untuk enam pelajaran agama Islam.
Instrumen ini digunakan untuk mengawasi kegiatan pembelajaran guru melalui observasi terhadap beberapa aspek seperti pendahuluan, inti, dan penutup pembelajaran. Aspek-aspek tersebut dievaluasi skor dan kondisinya untuk memberikan umpan balik guna perbaikan proses pembelajaran.
juklak rekrutmen calon kepala sekolah madrasahSuaidin -Dompu
Petunjuk pelaksanaan ini memberikan panduan proses rekrutmen calon kepala sekolah/madrasah meliputi pengumuman kebutuhan, pengajuan calon, seleksi administratif dan akademik, serta mekanisme pelaksanaannya.
Buku pedoman ini membahas pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk SD, SMP, dan SMA/SMK tahun pelajaran 2011/2012, mencakup pedoman, kisi-kisi soal, dan evaluasi pelaksanaan USBN PAI.
Buku kerja ini bertujuan untuk membantu pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas pengawasan dan peningkatan kompetensi guru melalui penyediaan pedoman dan contoh format kegiatan pengawasan.
Modul ini membahas cara menentukan fokus masalah untuk penelitian tindakan kelas (PTK) dalam pembelajaran matematika di SD. Langkah-langkahnya adalah:
1. Memunculkan masalah yang mungkin terjadi dalam pembelajaran matematika di kelas dengan berbagai teknik seperti observasi, wawancara, studi dokumen.
2. Mengidentifikasi masalah utama yang ingin diteliti lebih lanjut melalui diskusi dengan teman sej
Buku ini membahas teknik-teknik analisis kuantitatif titrimetri dan gravimetri. Terdapat empat kegiatan pembelajaran utama yaitu titrasi penetralan, titrasi pengendapan, titrasi pembentukan senyawa kompleks, dan titrasi redoks. Buku ini bertujuan untuk membangun sikap ilmiah siswa dan pengetahuan tentang berbagai teknik analisis kuantitatif.
Buku ini membahas tentang Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminansia dan terdiri atas 2 kompetensi dasar yaitu Membuat Studi Kelayakan Usaha Pembibitan Ternak Ruminansia dan Memelihara Calon Induk dan Pejantan. Buku ini bertujuan agar siswa dapat melakukan pembibitan ternak ruminansia secara benar sehingga menghasilkan bibit berkualitas.
Buku panduan kerja kepala sekolah.pdf 1Heri Suryono
Dokumen tersebut merupakan panduan kerja kepala sekolah yang disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokoknya dalam pengembangan sekolah, peningkatan mutu sekolah, penerapan kepemimpinan dan kewirausahaan, serta pengawasan pembelajaran dan pengembangan profesionalisme.
Dokumen tersebut membahas tentang model dan contoh program pengembangan diri untuk sekolah menengah pertama. Dokumen ini memberikan panduan struktur program pengembangan diri melalui pelayanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler serta contoh-contoh program dan laporan terkait."
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian BerkelanjutanGuru Online
Buku pedoman ini membahas pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru untuk meningkatkan kompetensi secara berkelanjutan sesuai dengan peraturan perundangan. Pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi untuk meningkatkan karakteristik, pengetahuan, dan keterampilan guru guna meningkatkan mutu pendidikan.
Panduan ini menjelaskan proses penetapan dan implementasi program Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN), termasuk persyaratan, proses penetapan, langkah kegiatan, implementasi program, dan pembiayaannya. Panduan ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pihak terkait dalam menyelenggarakan SDSN sesuai standar nasional pendidikan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara mengatasi masalah pembelajaran melalui siklus tindakan yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Tujuan PTK adalah memperbaiki praktik pembelajaran, mengembangkan kompetensi guru, dan memperbaiki proses pembelajaran.
Buku kerja kepala sekolah database www.dadangjsn.comTriMulyono15
Buku kerja ini memberikan pedoman bagi kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai standar nasional pendidikan. Buku ini mencakup penjelasan tentang perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan, evaluasi, kepemimpinan, dan sistem informasi sekolah. Harapannya, buku ini dapat membantu kepala sekolah meningkatkan kinerja dan mutu pendidikan sekolah.
Buku ini memberikan pedoman bagi kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai standar nasional pendidikan. Buku ini mencakup penjelasan tentang kepala sekolah profesional, tugas pokok kepala sekolah, tahapan kegiatan kepala sekolah, dan contoh-contoh dokumen pendukung seperti rencana kerja dan struktur organisasi sekolah.
Buku ini memberikan panduan bagi guru dalam merancang kegiatan belajar mengajar yang efektif sesuai dengan kurikulum 2004. Buku ini menjelaskan tujuh ciri kegiatan belajar mengajar yang efektif yaitu berpusat pada siswa, memberikan pengalaman belajar nyata, mengembangkan keterampilan sosial siswa, serta memfasilitasi siswa untuk membangun pemahaman secara mandiri.
Buku panduan ini membahas tentang konsep dan pelaksanaan akreditasi sekolah. Akreditasi bertujuan untuk menilai kelayakan dan kinerja sekolah berdasarkan standar mutu, serta membantu sekolah meningkatkan mutu melalui evaluasi diri. Akreditasi dilaksanakan oleh lembaga yang ditunjuk dan menilai berbagai komponen sekolah seperti kurikulum, pembelajaran, sarana prasarana, dan persyaratan lainnya.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengembangkan kompetensi siswa yang seimbang antara soft skills dan hard skills melalui pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Kurikulum ini mengubah kedudukan mata pelajaran menjadi pengembangan kompetensi berdasarkan mata pelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang pertanggungjawaban keuangan bantuan operasional sekolah (BOS) tahun 2012. Mencakup prinsip-prinsip manajemen keuangan sekolah yang baik seperti transparansi, akuntabilitas, serta tugas pengelolaan keuangan sekolah seperti perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan pengawasan.
Dokumen tersebut membahas tentang pertanggungjawaban keuangan bantuan operasional sekolah (BOS) tahun 2012. Mencakup prinsip-prinsip manajemen keuangan sekolah yang baik seperti transparansi, akuntabilitas, serta tugas penatausahaan keuangan sekolah termasuk pembukuan, pelaporan, dan waktu pelaporan.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang prosedur standar pelaksanaan Ujian Nasional Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, dan Sekolah Dasar Luar Biasa tahun pelajaran 2011/2012 yang mencakup persyaratan peserta ujian, penyelenggara ujian di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah/madrasah, serta tugas dan tanggung jawab masing-masing penyelenggara.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan profesi guru melalui kegiatan karya tulis ilmiah (KTI), termasuk masalah yang dihadapi guru dalam mengembangkan profesinya dan jenis-jenis KTI yang dapat digunakan.
Laporan hasil penilaian kinerja pengawas sekolah yang meliputi proses penilaian, penentuan skor, dan rekomendasi perbaikan untuk pengawas sekolah berdasarkan hasil penilaian kinerja.
Dokumen tersebut membahas tentang evaluasi program pendidikan, yang mencakup definisi evaluasi, tujuan evaluasi, dan manfaat evaluasi. Evaluasi didefinisikan sebagai proses penilaian pencapaian tujuan program dan pengungkapan masalah untuk peningkatan kualitas. Tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi dan pelajaran guna perencanaan program berikutnya. Manfaat evaluasi meliputi identifikasi keberhasilan/kegagalan program, area yang dapat
Dokumen tersebut membahas tentang instrumen pelaksanaan program pengawasan pusat pengembangan tenaga kependidikan yang mencakup tata tertib dan tata krama untuk asesor dalam melakukan pengawasan, pembinaan guru, kepala sekolah, pemantauan standar nasional pendidikan, serta penilaian kinerja guru dan kepala sekolah.
Pengawas sekolah bertugas menyusun program pengawasan tahunan yang mencakup penyusunan identitas, pendahuluan, identifikasi hasil pengawasan sebelumnya, matriks program pengawasan dan petunjuk teknis pengisian instrumen. Program pengawasan harus memenuhi kriteria tertentu sesuai pedoman yang ditetapkan.
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
SUPERVISI AKADEMIK
1. I HAN
UR DA
W
Y
T
A
TU
NI
SUPERVISI AKADEMIK
Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan
Pengawas Sekolah
DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT JENDERAL
PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2010
2.
3. SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL
PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Di dalam pelaksanaan program penguatan kemampuan kepala sekolah dan
pengawas sekolah yang merupakan agenda dari program 100 hari Mendiknas,
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) telah menyusun materi untuk
penguatan kemampuan kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Di dalam pengembangan materi tersebut telah mengacu kepada standar
pengawas sekolah sebagaimana diatur dalam Permendiknas No. 12 tahun 2007.
Saya memberikan penghargaan yang tinggi kepada Direktorat Tenaga
Kependidikan atas dihasilkannya materi penguatan kemampuan pengawas
sekolah dalam rangka meningkatkan kompetensi pengawas sekolah.
Materi ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi individu pengawas sekolah
dan lembaga yang terkait dalam penguatan kemampuan pengawas sekolah di
Propinsi dan Kab/Kota. Berbagai pihak yang ingin berkontribusi terhadap
program penguatan pengawas sekolah dapat memperkaya dengan berbagai
referensi dan khasanah bacaan lainnya untuk mewujudkan pengawas sekolah
yang profesional dan akuntabel.
Semoga semua usaha kita untuk penguatan kemampuan pengawas sekolah
sesuai dengan standar pengawas sekolah sebagaimana diamanahkan dalam
Permendiknas No. 12 tahun 2007 dapat diwujudkan, sehingga dapat
meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya dan menghasilkan lulusan yang
cerdas, kreatif, inovatif dan berpikir kritis.
Jakarta, Januari 2010
Direktur Jenderal PMPTK
Prof. Dr. Baedhowi, M.Si
NIP 19490828 197903 1 001
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah i
5. KATA PENGANTAR
Pada tahun 2007, Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen PMPTK bekerjasama
dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah berhasil merumuskan
standar pengawas sekolah/madrasah yang ditetapkan melalui Permendiknas No
12 tahun 2007. Untuk mengoperasionalkan dan mengimplementasikan
Permendiknas tersebut, Direktorat Tenaga Kependidikan telah berupaya
menyusun materi pelatihan sesuai dengan masing-masing komponen
kompetensi pengawas sekolah yang diatur dalam Permendiknas No 12 tahun
2007.
Materi yang telah disusun ini merupakan bagian dari rencana pelaksanaan
program penguatan pengawas sekolah, program kedua dari delapan program
100 hari Mendiknas. Program penguatan kemampuan pengawas sekolah sangat
penting mengingat peran strategis pengawas sekolah di dalam proses
peningkatan mutu pendidikan.
Pengawas sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam mendorong
guru untuk malakukan proses pembelajaran untuk mampu menumbuhkan
kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan pemecahan masalah, berpikir
kritis dan memiliki naluri jiwa kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu
sistem pendidikan. Materi ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
peningkatan kompetensi pengawas sekolah sesuai yang diamanahkan
Permendiknas No 12 tahun 2007.
Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, namun kami perlu
menyampaikan penghargaan kepada tim penyusun buku ini yang telah berusaha
dan berhasil mempersiapakan materi yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi
usaha peningkatan kompetensi pengawas sekolah. Berbagai pihak yang terkait
dengan penguatan kemampuan pengawas sekolah dapat memperkaya dengan
materi yang lain sepanjang mencapai tujuan yang sama yaitu meningkatkan
kompetensi pengawas sekolah sesuai dengan Permendiknas No 12 tahun 2007.
Semoga buku ini bermanfaat bagi usaha penguatan kemampuan pengawas
sekolah di seluruh Kab/Kota di Indonesia.
Jakarta, Januari 2010
Direktur Tenaga Kependidikan
Surya Dharma, MPA, Ph.D
19530927 197903 1 001
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah iii
7. DAFTAR ISI
SAMBUTAN DIRJEN PMPTK .............................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR ISI .......................................................................................... v
PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Dimensi Kompetensi dan Kompetensi Pengawas Sekolah/
Madrasah ................................................................ 1
B. Kegunaan Bahan Belajar Mandiri bagi Pengawas ............. 3
..
C. Skenario Kegiatan Belajar ................................................... 4
.
KEGIATAN BELAJAR 1 ....................................................................... 5
A. Supervisi Akademik di Sekolah/Madrasah ...................... 5
B. Pengantar ............................................................................ 5
.
C. Uraian. ................................................................................. 5
.
1. Pertanyaan-pertanyaan kunci ......................................... 5
.
2. Uraian ............................................................................. 6
.
a. Perbedaan supervisi akademik dengan supervisi
administratif ................................................................ 6
b. Dukungan dalam supervisi akademik ......................... 7
.
c. Sifat seorang pengawas akademik ............................ 8
..
d. Evaluasi dalam supervisi akademik? ......................... 8
..
e. Hubungan antara dukungan dan evaluasi dalam
supervisi akademik .....................................................
. 10
f. Tujuan dari supervisi akademik/instruksional ............. 11
.
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah v
8. g. Tujuan evaluasi dan supervisi terhadap guru ............. 14
.
h. Differentiated Supervision .......................................... 18
.
i. Supervisi pengembangan (Developmental
Supervision)? .............................................................
..
20
j. Gaya yang dapat mendukung kedua jenis
pengawasan (Differentiated supervision dan
Developmental supervision). ......................................
. 22
k. Ketrampilan yang dibutuhkan seorang pengawas
akademik ....................................................................
. 25
l. Proses supervisi ......................................................... 28
.
m. Daftar cek/kendali (checklist)? ................................... 31
..
n. Mengukur kesuksesan perilaku kepengawasan ......... 35
.
KESIMPULAN
KEGIATAN YANG DISARANKAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KEGIATAN BELAJAR 2 ...................................................................... 55
A. Judul Kegiatan Belajar ......................................................... 57
.
B. Pengantar. ........................................................................... 57
.
C. Uraian .................................................................................. 57
.
1. Pertanyaan-pertanyaan kunci: ........................................ 57
.
2. Uraian ............................................................................. 58
..
a. Arah belajar dan pembelajaran di sekolah/madrasah. 59
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah vi
9. .
b. Menentukan Karakteristik Siswa (knowledge of
learner) .......................................................................
. 68
c. Menentukan Karakteristik Materi ................................ 73
.
d. Menentukan Karakteristik dan Memilih Metode
Pembelajaran ............................................................
.. 82
e. Melakukan Pengamatan Pada Aspek-aspek
Pembelajaran .............................................................
. 88
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah vii
10.
11. PENDAHULUAN
A. Dimensi Kompetensi dan Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah
Mengacu pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
12 Tahun 2007 tanggal 28 maret 2007, tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah berkenaan dengan Kompetensi Pengawas Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) dan Pengawas
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) dalam Rumpun Mata
Pelajaran yang Relevan (MIPA dan TIK, IPS, Bahasa, Olahraga Kesehatan,
atau Seni Budaya). Untuk Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik
dinyatakan bahwa pengawas harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan
perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang
relevan di sekolah menengah yang sejenis.
2. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan
kecenderungan perkembangan proses pembelajaran /bimbingan tiap mata
pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah
menengah yang sejenis.
3. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis
berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan
prinsip-prinsip pengembangan KTSP.
4. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan
strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat
mengembangkan berbagai potensi siswa melalui mata-mata pelajaran
dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang
sejenis.
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 1
12. 5. Membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang
relevan di sekolah menengah yang sejenis.
6. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/
bimbingan (di kelas, laboratorium, dan atau di lapangan) untuk tiap mata
pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah
menengah yang sejenis.
7. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap
mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah
menengah yang sejenis.
8. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam
pembelajaran/ bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata
pelajaan yang relevan
Kompetensi supervisi akademik adalah kemampuan pengawas sekolah
dalam melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai dan membina guru
dalam rangka mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang
dilaksanakannya, agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa.
Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam
meningkatkan mutu proses pembelajaran. Oleh sebab itu sasaran supervisi
akademik adalah guru dalam proses pembelajaran, yang terdiri dar materi
pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan
strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi
informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta
penelitian tindakan kelas.
Oleh karena itu tujuan umum pengembangan Bahan Belajar Mandiri
untuk kompetensi supervisi akademik ini adalah (1) menerapkan teknik dan
metode supervisi akademik di sekolah dasar, dan (2) Mengembangkan
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 2
13. kemampuan dalam menilai dan membina guru untuk mempertinggi kualitas
proses pembelajaran yang dilaksanakannya agar berdampak terhadap
kualitas hasil belajar siswa.
B. Kegunaan Bahan Belajar Mandiri bagi Pengawas
Bahan belajar mandiri bagi pengawas SMP ini diharapkan berguna
sebagai bahan acuan dalam melakukan tugas-tugas kepengawasan dan
sebagai salah satu sumber acuan dalam pengembangan profesional
pengawas.
Mengacu pada kompetensi inti dari dimensi kompetensi supervisi
akademik, maka dari kegiatan belajar 1 yang ada pada BBM ini diharapkan
tercapai penguasaan pengetahuan dan ketrampilan dalam menerapkan teknik
dan metode supervisi akademik di sekolah dasar..
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 3
14. DISKUSI DALAM MKPS
(bekaitan dengan revisi
tanggapan yang telah
dibuat)
C. Skenario Kegiatan Belajar
5’
Keterangan:
= Perkiraan alokasi waktu
• Perkiraan alokasi waktu digunakan untuk setiap masalah
dan sifatnya amat kondisional. Jika dirasa sudah dipahami,
maka dilanjutkan ke masalah selanjutnya.
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 4
15. KEGIATAN BELAJAR 1
A. Supervisi Akademik di Sekolah/Madrasah
Ketrampilan utama dari seorang pengawas adalah melakukan penilaian
dan pembinaan kepada guru untuk secara terus menerus meningkatkan
kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas agar berdampak
pada kualitas hasil belajar siswa. Untuk dapat mencapai kompetensi tersebut
pengawas diharapkan dapat melakukan pengawasan akademik yang
didasarkan pada metode dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan
kebutuhan guru.
B. Pengantar
Para pengawas pasti menyadari bahwa tugas mereka cukup berat, dan
ketrampilan yang dibutuhkan cukup kompleks. Bidang pengawasan
instruksional dihadapkan pada kebutuhan yang amat penting dalam
membantu guru agar dapat berkembang dengan pesat dalam pengelolaan
kelas. Kompleksitas sekolah memaksa begitu banyak cara harus disiapkan
guru dalam proses pembelajaran. Bayangkan, dimasa mendatang seseorang
setelah sarjana baru mendapatkan kualifikasi sebagai pengajar setelah lulus
dari Pendidikan Profesi Guru (PPG). Dengan demikian profesi pengawas
menjadi lebih berat dan kompleks dengan tingkat ketrampilan yang harus
lebih tinggi dari guru yang telah lulus PPG (Zepeda, 2006).
C. Uraian.
1. Pertanyaan-pertanyaan kunci
α. Apa yang membedakan supervisi akademik dengan supervisi
administratif?
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 5
16. β. Bagaimana metode dan teknik supervisi akademik dilaksanakan?
χ. Dalam supervisi akademik terdapat istilah dukungan dan evaluasi, apa
maksudnya?
2. Uraian
a. Perbedaan supervisi akademik dengan supervisi administratif
Dalam pendidikan dikenal dua tipe supervisi atau pengawasan. (1)
Supervisi administratif/manajerial. (2) Supervisi Akademik. Yang
pertama berkenaan dengan efisiensi internal dari sistem (pendidikan)
dan biasanya menyangkut aspek kuantitatif, memberi jawaban pada
pertanyaan mengapa institusi pendidikan harus berjalan dalam cara
tertentu, dan menggunakan secara luas sumberdaya yang tersedia.
Komunikasi dan informasi merupakan dua fungsi utama dari tipe
supervisi ini. Tipe supervisi ini diusung oleh tingkat manajemen yang
lebih tinggi ke tingkat manajemen yang lebih rendah, oleh karena itu,
derajat dan tekanannya dapat berbeda. Fungsi supervisi
administratif/manajerial adalah memicu unsur yang mendukung dan
terkait dengan layanan pembelajaran.
Tipe supervisi lain adalah supervisi akademik atau instruksional
yang berkenaan dengan efektifitas eksternal—biasanya berkenaan
dengan aspek kualitatif, yang memberi jawaban pada pertanyaan
bagaimana siswa belajar lebih baik. Dukungan dan evaluasi
merupakan dua fungsi utama untuk tipe supervisi ini. Tipe supervisi ini
secara eksklusif dilaksanakan oleh staf pengawas lapangan untuk
mengevaluasi hasil kerja guru. Jadi tujuan supervisi akademik adalah
meningkatkan mutu pembelajaran.
Supervisi akademik merupakan kegiatan terencana yang ditujukan
pada aspek kualitatif sekolah dengan membantu guru melalui
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 6
17. dukungan dan evaluasi pada proses belajar dan pembelajaran yang
dapat meningkatkan hasil belajar.
b. Dukungan dalam supervisi akademik
Fungsi dukungan dalam supervisi akademik adalah menyediakan
bimbingan profesional dan bantuan teknis pada guru untuk
meningkatkan proses pembelajaran. Dengan mengajar lebih baik
berarti membantu siswa untuk:
1. Belajar lebih banyak (to learn more)
2. Belajar lebih cepat (to learn faster)
3. Belajar lebih mudah (to learn more easily)
4. Belajar lebih menyenangkan (to have more pleasure while learning)
dan
5. Menggunakan/mengaplikasikan apa yang mereka pelajari dengan
lebih efektif (to use/apply what they learn more effectively).
Guru membutuhkan bantuan dan dukungan. Mereka memerlukan
bantuan dalam memahami dan mempraktekkan strategi dan teknik
belajar dan pembelajaran yang dapat meningkat hasil belajar siswa.
Agar berhasil dengan baik, fungsi dukungan membutuhkan banyak
waktu dan upaya. TIdak ada cara tunggal untuk mengerjakan fungsi ini.
Kesuksesan tidak pernah dapat dijamin, tetapi upaya yang sungguh-
sunguh tidak pernah sia-sia. Beberapa cara yang dapat mendukung
guru adalah meningkatkan proses pembelajaran dalam:
1. Menggunakan secara efektif petunjuk bagi guru dan bahan
pembantu guru lainnya.
2. Menggunakan buku teks secara efektif
3. Menggunakan praktek pembelajaran yang efektif yang dapat mereka
pelajari selama pelatihan profesional/inservice training
4. Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah mereka miliki
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 7
18. 5. Menggunakan metodologi yang luwes (fleksibel)
6. Merespon kebutuhan dan kemampuan individual siswa.
7. Menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantu pembelajaran
8. Mengelompokan siswa secara lebih efektif.
9. Mengevaluasi siswa dengan lebih akurat/teliti/seksama
10. Berkooperasi dengan guru lain agar lebih berhasil.
11. Mengikutsertakan masyarakat dalam mengelola kelas.
12. Meraih moral dan motivasi mereka sendiri.
13. Memperkenalkan teknik pembelajaran modern untuk inovasi dan
kreatifitas layanan pembelajaran.
14. Membantu membuktikan siswa dalam meningkatkan ketrampilan
berpikir kritis, menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan.
15. Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
c. Sifat seorang pengawas akademik
Untuk mencapai butir-butir tersebut sifat seorang pengawas dalam
melaksanakan supervisi akademik harus memiliki kualitas sebagai
berikut:
1. Mendengarkan dengan sabar
2. Menunjukkan ketrampilan dengan jelas
3. Menawarkan insentif atau dorongan dengan tepat.
4. Mempertimbangkan reaksi dan pemahaman dengan tepat.
5. Menjelaskan, merangsang (stimulating) dan memuji secara simpatik
dan penuh perhatian
6. Meningkatkan pengetahuan sendiri secara berkelanjutan.
d. Evaluasi dalam supervisi akademik?
Proses evaluasi merupakan proses yang amat penting. Dapat
dikatakan bahwa tidak ada bimbingan efektif tanpa proses evaluasi.
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 8
19. Evaluasi adalah suatu tindakan pengujian terhadap manfaat (worth),
kualitas, kebermaknaan, jumlah, kadar atau tingkat, tekanan atau
kondisi dari beberapa perbandingan situasi, (dari hasil evaluasi dari
beberapa situasi yang sama yang digunakan sebagai standar
perbandingan), yang kualitasnya telah diketahui dengan baik.
Berikut beberapa definisi tentang evaluasi.
“Evaluation is the process of ascertaining the decision
area of concern, selecting appropriate information,
collecting and analysing that information in order to report
summary data useful to decision makers in selecting
among alternatives (Alkin).
(Evaluasi adalah proses yang penting dalam bidang pengambilan
keputusan, memilih informasi yang tepat, mengumpulkan dan
menganalisis informasi tersebut agar diperoleh data yang tepat yang
akan digunakan pengambil keputusan dalam memilih diantara beberapa
alternatif)
Dalam pendidikan, supervisi akademik didefinisikan sebagai:
“It is the process of bringing about improvement in
instruction by working with people who are helping the
pupils. It is a process of stimulating growth and a means
of helping teachers to help themselves. The supervisory
programme is one of instructional improvement.”
(Spears)
(Proses peningkatan pembelajaran melalui kerjasama dengan orang lain
untuk membantu siswa. Ini adalah sebuah proses yang dapat
merangsang pertumbuhan dan cara membantu guru untuk membantu
mereka sendiri. Program pengawasan adalah salah satu program
peningkatan pembelajaran)
Karakteristik evaluasi adalah:
1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang akan dievaluasi.
2. Memfasilitasi pertimbangan-pertimbangan.
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 9
20. 3. Menyediakan informasi yang berguna (ilmiah, reliabel, valid dan
tepat waktu)
4. Melaporkan penyimpangan/kelemahan untuk memperoleh remediasi
dari yang dapat diukur saat itu juga.
e. Hubungan antara dukungan dan evaluasi dalam supervisi
akademik
Dalam sistem pendidikan, kualitas pembelajaran dapat
dikategorikan mulai dari yang unggul, baik, memadai, buruk dan tidak
ada harapan. Penentuan jenjang kualitas ini merupakan fungsi evaluatif
dari pengawasan/supervisi akademik, baik dari kepala sekolah maupun
dari pengawas. Penyediaan dukungan merupakan fungsi selanjutnya
dari supervisi akademik. Sebelum ‘didukung’ dibutuhkan penilaian
aktual, dan tipe dukungan yang dibutuhkan guru—tipe evaluasi ini
disebut evaluasi formatif.
Gambar 1. Siklus alamiah dan evaluasi formatif dari supervisi
akademik/instruksional.
Setelah memperoleh dukungan yang disediakan, diperlukan
pertimbangan secara efektif dari hal yang sama. Ini disebut evaluasi
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 10
21. sumatif. Hal ini menunjukkan bahwa ‘evaluasi dan dukungan’
merupakan fungsi daur (siklus) yang tidak ada akhirnya : siklus evaluasi
– dukungan - evaluasi.
Oleh karena itu sebelum berkunjung ke sekolah, ke kelas, ke guru,
kinerja siswa atau bidang apa saja yang menjadi perhatian peningkatan
sekolah, seorang pengawas harus memiliki pemikiran yang jelas
berkenaan dengan bidang spesifik yang akan dievaluasi dan dukungan
yang perlu diberikan kepada guru untuk meningkatkan proses belajar
dan pembelajaran.
Guru yang baik adalah guru yang memiliki rencana pembelajaran
sebelum memasuki kelas. Demikian pula dengan pengawas yang baik
harus memiliki petunjuk kunjungan untuk dirinya sebelum memasuki
kelas atau sekolah. Petunjuk ini disebut daftar kendali (checklist).
Checklist adalah instrumen evaluasi untuk mempertimbangkan dan
menilai situasi sebenarnya dari kegiatan yang terjadi dalam kelas atau di
sekolah. Dengan bantuan ‘instrumen’ ini dan kumpulan data yang
dimiliki, pengawas dapat mendiagnosis penyebab dari ‘penyakit’ di
tempat ia melakukan pengawasan dan dapat mengajukan resep yang
benar.
REFLEKSI
Dari perspektif Anda sebagai pengawas aktif atau calon pengawas,
definisikan istilah pengawasan instruksional dan evaluasi guru.
Pertahankan definisi ini dan modifikasi definisi tesebut seperti apa yang dapat
dibaca pada modul ini.
Menurut Anda apa yang membedakan kita melakukan supervisi administratif
dengan supervisi akademik?
Dapatkah Anda mengembangkan instrumen supervisi akademik berdasarkan
kebutuhan khas sekolah yang Anda supervisi?
(Coba bandingkan dengan lampiran contoh instrumen supervisi akademik
yang dibuat oleh API yang disertakan dalam lampiran 1 BBM ini)
f. Tujuan dari supervisi akademik/instruksional
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 11
22. Supervisi instruksional bertujuan untuk meningkatkan
pertumbuhan, pengembangan, interaksi, penyelesaian masalah yang
bebas kesalahan, dan sebuah komitmen untuk membangun kapasitas
guru. Cogan (1973) dan Goldhammer (1969), penyusun kerangka
supervisi klinis, meramalkan praktek yang akan memposisikan guru
sebagai pebelajar aktif. Lebih lanjut, Cogan menegaskan bahwa guru
memiliki kemampuan menjadi penanggungjawab professional dan lebih
dari pada itu ia mampu menjadi “penganalisis kinerjanya sendiri, terbuka
untuk membantu orang lain, dan mengarahkan diri sendiri” (h.12).
Unruh dan Turner (1970) menyatakan bahwa supervisi sebagai
“sebuah proses sosial dari stimulasi, pengasuhan, dan memprediksi
pengembangan professional guru” (h. 17) dan pengawas sebagai
“penggerak utama dalam pengembangan secara optimum kondisi
pembelajaran” (h. 135). Apabila guru belajar dari memeriksa praktiknya
sendiri dengan bantuan sejawat atau pengawas, pembelajarannya
menjadi lebih personal dan oleh karena itu lebih kuat.
Maksud dari supervisi akademik/instruksional adalah formatif,
sesuai dengan proses yang sedang berjalan, proses pengembangan,
dengan pendekatan yang berbeda yang memungkinkan guru untuk
belajar dari cara penganalisisan dan perefleksian praktik di kelas
mereka dengan pendampingan pengawas atau profesional lainnya
(Glatthorn, 1984, 1990, Glickman, 1990).
Sebaliknya, maksud dari evaluasi adalah sumatif; pengamatan
kelas dan penilaian kinerja professional lainnya mengarah pada
pertimbangan final atau rating keseluruhan (mis., M=memuaskan, B=
baik, PP = perlu peningkatan). McGreal (1983) memperjelas bahwa
seluruh supervisi mengarah ke evaluasi dan pengawas tidak dapat
mengevaluasi guru sebelum mereka melakukan pengamatan terhadap
guru di dalam kelasnya.
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 12
23. REFLEKSI
Dapatkan sebuah salinan dari prosedur dan kebijakan yang berpengaruh
atas evaluasi guru dan pengawasan di dalam sistem sekolah dimana
Anda bekerja.
Apa yang disinggung dalam kebijakan untuk kepengawasan dan evaluasi
guru?
Apa maksud dari supervisi dan evaluasi?
Penelitian pada kebiasaan supervisi menyatakan bahwa,
kebanyak sekolah mengurangi tujuan awal dari supervisi
akademik/instruksional dengan menggantikannya dengan evaluasi
(Sullivan & Glanz, 2000). Maksud dari evaluasi adalah untuk melihat
ketercapainya dengan ketentuan standar pendidikan nasional dan
kebijakan Pemda. Menguji/menentukan nilai guru pada akhir tahun, dan
dapat pula digunakan untuk menentukan apakah seorang guru layak
untuk mengajar atau tidak.
Tujuan dari supervisi adalah untuk meningkatkan:
1. Interaksi tatap muka dan membangun hubungan antara guru dengan
pengawas (Acheson & Gall, 1997; Bellon & Bellon, 1982;
Goldhammer, 1969; McGreal, 1983);
2. Pembelajaran bagi guru dan pengawas (Mosher & Purpel, 1972)
3. Meningkatkan belajar siswa melalui peningkatan pembelajaran guru
(Blumberg, 1980; Cogan, 1973; Harris, 1975)
4. Basis data untuk pengambilan keputusan (Bellon & Bellon, 1982)
5. Pengembangan kapasitas individual dan organisasi (Pajak, 1993)
6. Membangun kepercayaan pada proses, satu sama lain, dan
lingkungan (Costa & Garmston, 1994), dan
7. Mengubah hasil dengan pengembangan kehidupan yang lebih baik
untuk guru dan siswa dan pembelajaran mereka (Sergiovanni &
Starratt, 1998).
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 13
24. Secara umum tujuan supervisi adalah meningkatkan kualitas
pembelajaran yang berdampak pada peningkatan kualitas hasil belajar
peserta didik.
Ada beberapa catatan yang diberikan Glatthorn (1984), ia percaya
bahwa supervisi klinis tidak “mengenai sasaran” dan bahwa sebuah
perbedaan pendekatan pada supervisi diperlukan karena:
• Standar praktek supervisi kepala sekolah dan pengawas sering tidak
mencukupi dan tidak efektif.
• Supervisi klinis kerap tidak dapat dikerjakan dengan mudah, karena
harus melakukan supervisi klinis pada seluruh guru – hal ini banyak
menghabiskan waktu sehingga tidak praktis untuk digunakan pada
seluruh guru, dan tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa supervisi
klinis meningkatkan kinerja guru yang kompeten dan
berpengalaman.
• Guru membutuhkan model pengembangan yang berbeda, dan gaya
belajar (learning style) yang berbeda – mereka menyukai tipe
interaksi, hubungan kepengawasan, dan jenis lingkungan tertentu
agar mereka dapat bekerja (hh. 2-3)
REFLEKSI
Dengan mempertimbangkan bagaimana Anda melakukan
pengawasan dan evaluasi. Berikan pengalaman Anda berkenaan
dengan pengawasan dan evaluasi.
Perubahan apa yang masuk akal dan kenapa?
Apa yang akan diawasi yang dapat mengembangkan dan
membedakan dari apa yang dilihat?
Apa yang butuh diubah dari lingkungan kerja Anda untuk seorang
pengawas pada saat mengimplementasikan perubahan yang
teridentifikasi?
g. Tujuan evaluasi dan supervisi terhadap guru
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 14
25. Ciri khas sekolah adalah menggunakan metode pengawasan yang
sama untuk seluruh guru tanpa menghiraukan apakah mereka guru
pemula, guru berpengalaman, atau guru yang mau pensiun.
Pendekatan satu ukuran untuk semua pada pengawasan sangat
birokrat, mempercayakan pada metoda inspeksi, dan lebih
memperhatikan efisiensi administratif (baca Sullivan & Glanz, 2000).
Metode pengawasan ini berlawanan dengan watak apa yang akan
dicapai oleh metode kooperatif secara professional, “dalam membantu
hubungan yang otentik, mutual dan individual” (Glatthorn & Shield, 1983,
h. 80).
Diakui bahwa belajar mengajar adalah proses tanpa henti
(ongoing process), jarang supervisi akademik/instruksional memberikan
otoritas pada guru dalam memilih pengembangan profesional dan opsi
kepengawasan yang paling sesuai dengan kebutuhan.
Kontradiksi dalam teori dan tujuan dari pengawasan ini terjadi
manakala praktek pengawasan hanya diartikan sebagai evaluasi, dan
apabila pengawasan terbatas hanya pada satu model seperti model
pengawasan klinis. Dengan berpikir maju atau berpikir ke depan,
diharapkan dapat merefleksikan kebutuhan guru dan kebutuhan belajar
unik mereka.
Evaluasi guru adalah evaluasi sumatif dan secara ideal terjadi
sebagai sebuah pelengkap dari supervisi formatif. Tujuan dari evaluasi
dan supervisi tidak saling berlawanan; keduanya dapat mendukung
peningkatan pembelajaran. Pada akhir kuartal, semester dan akhir
tahun, guru menguji siswa sebagai nilai akhir yang merupakan
pencapaian dari sebuah proses pembelajaran selama waktu tersebut.
Pada bidang yang sama, evaluasi guru mengarah pada penilaian untuk
tahun tersebut. Seperti siswa yang menerima masukan selama kurun
waktu satu tahun, guru menerima masukan tentang kinerja mereka
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 15
26. melalui kegiatan professional sebagai siklus ganda supervisi, kemudian
mereka menerima penilaian keseluruhan. Penilaian tersebut
menyajikan sebuah benchmark.
Kebanyakan konflik yang melekat dan merentang antara supervisi
dan evaluasi berakar pada tujuan atau keluaran akhir dari evaluasi.
Acheson dan Gall (1997) menggarisbawahi bahwa konflik antara
evaluasi dan supervisi sebagai berikut:
Salah satu masalah dalam supervisi adalah dilemma antara (a)
mengevaluasi guru untuk membuat keputusan tentang retensi
(penyimpanan), promosi dan masa jabatan, dengan (b) bekerja dengan
guru dengan kritik yang bersahabat atau kolega yang membantu
mengembangkan ketrampilan (skill) guru. (h. 209).
Dari penjelasan di atas, Acheson dan Gall berargumentasi bahwa
supervisi dan evaluasi pada akhirnya melayani tujuan yang sama:
”peningkatan pembelajaran” (h.48).
Darling-Hammond (1986) menyimpulkan bahwa “evaluasi
pembelajaran sebagian besar dilakukan untuk menjamin adanya standar
yang tepat kegiatan belajar dan pembelajaran (h. 532). Evaluasi pada
kebanyakan guru berpengalaman sebagai “ laporan kepala sekolah
untuk kinerja guru, biasanya tercatat dalam bentuk checklist, dan
kadang-kadang diawali dengan pertemuan singkat”. (Peterson, 2000, h.
18). Melalui praktek yang demikian, ada sedikit temuan bahwa guru
tidaklah dengan mudah melihat perbedaan antara supervisi dan
evaluasi.
McGreal (1983) menyatakan bahwa guru pada akhir tahun
seharusnya menerima nilai sumatif mereka , misalkan dengan kriteia
M=memuaskan, B= baik, PP = perlu peningkatan. Faktor penyumbang
perolehan nilai tersebut adalah keragaman keluaran yang terkait dengan
guru, yaitu: promosi, retensi, terminasi dan kenaikan gaji.
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 16
27. Peterson (2000) menyatakan 12 hal dalam evaluasi guru yang
dapat menjembatani jurang pemisah antara supervisi dan evaluasi:
1. Tekankan bahwa fungsi evaluasi guru adalah untuk menemukan,
mendokumentasikan, dan memberi pengakuan terhadap hasil
pembelajaran yang baik.
2. Gunakan alasan yang baik untuk mengevaluasi
3. Tempatkan guru sebagai pusat aktivitas evaluasi
4. Gunakan lebih dari satu orang untuk mempertimbangkan kualitas
dan kinerja guru
5. Batasi peran/pertimbangan kepala sekolah dalam mengevaluasi
guru
6. Gunakan sumber data majemuk untuk melaporkan tentang kualitas
guru
7. Apabila mungkin, termasuk data aktual hasil belajar siswa.
8. Gunakan variabel sumber data untuk melaporkan
keputusan/pertimbangan tentang guru
9. Luangkan waktu dan gunakan sumber-sumber lain yang dibutuhkan
untuk dapat menyatakan terjadinya pembelajaran yang baik.
10. Gunakan hasil penelitian dalam mengevaluasi guru secara benar
11. Perhatikan pengevaluasian guru secara sosilogis.
12. Gunakan hasil evaluasi guru untuk mendorong catatan
pengembangan professional pribadi, publikasikan kumpulan hasil
REFLEKSI
evaluasi, yang mendukung sistem peningkatan guru.
Peterson (2000) menyatakan bahwa evaluator, dan supervisi
yang fungsinya dikembangkan, membutuhkan sumber data
(misalnya data actual hasil belajar siswa) untuk melaporkan
hasil keputusan tentang guru secara timbal balik, dalam
mengevaluasi guru.
Dari perspektif formatif, hal apa di samping data hasil belajar
siswa yang dapat dan yang akan digunakan untuk
meningkatkan pengembangan dan peningkatan guru? Setelah
mengidentifikasi data lain yang penting:
Bagaimana guru akan Anda libatkan dalam pemeriksaan butir
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah
tersebut sebagai data hasil pembelajaran (mis., hasil kerja 17
siswa, rencana pembelajaran, dsb.)?
Jenis administrasi apa yang mendukung apa yang diinginkan?
Bagaimana Anda akan membantu guru untuk memonitor
dampak dari usaha ini pada praktek kerja mereka?
Bagaimana halnya dengan hasil belajar siswa?
28. Supervisi dapat menjadi “jantung sistem evaluasi guru yang baik”
(Acheson & Gall, 19977, p. 60) , khsusunya pada differentiated
supervision dan guru menjadi aktor utama dalam proses.
h. Differentiated Supervision
Glatthorn (1997) menggambarkan supervisi yang dapat
memperlihatkan perbedaan (Differentiated Supervision) sebagai
“sebuah pendekatan pada supervisi yang melengkapi guru dengan opsi
tentang jenis-jenis kepengawasan (advisory) dan layanan evaluasi yang
mereka terima” (h. 3). Differentiated Supervision dilakukan dengan
dasar pemikiran bahwa pembelajaran adalah suatu profesi; guru harus
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 18
29. memilik derajat kontrol atau pengendalian pada semua pengembangan
professional dan memiliki kuasa untuk memilih dukungan yang mereka
butuhkan.
Sekolah efektif mendorong kolegalitas dalam masyarakat yang
dibangun sebagai dasar kerjasama/kooperasi, pendampingan yang
timbal-balik, dan kepercayaan diantara guru dan staf. Tanpa hubungan
kolegalitas antara guru dengan pengawas, tidak akan menghasilkan
peningkatan dan pengembangan yang alamiah. Seperti Kindread
nyatakan pada tahun 1952, semua guru memiliki kebutuhan umum,
antara lain:
1. Keamanan
2. Kondisi kerja yang menyenangkan
3. Perlakuan yang jujur dan seimbang
4. Perasaan bahwa mereka adalah bagian integral dari sekolah
5. Pengakuan hasil kerja mereka, dan
6. Hak suara secara administratif. (hh. 158-159)
Supervisi yang membedakan (Differentiated Supervision) dapat
berkembang hanya dalam lingkungan yang memiliki hubungan kolegial
yang dibangun melalui “pendampingan kooperatif dan timbal balik”
(Glatthorn, 1990, p. 177).
Pendekatan supervisi yang membedakan (Differentiated
Supervision) memperkenankan pengawas untuk konsentrasi pada guru
yang membutuhkan waktu mereka dan usaha yang banyak, bukan
melakukan pengamatan kelas yang tidak sungguh-sungguh pada
seluruh guru hanya untuk keperluan dinas pendidikan. Sistem
pembedaan Glatthorn telah membuat asumsi yang ‘tidak
memperhatikan pengalaman dan kompetensi, seluruh guru
dikembangkan dalam tiga proses yang berhubungan untuk
meningkatkan pembelajaran: Evaluasi guru, pengembangan staf, dan
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 19
30. pengamatan informal” (1990, h. 179). Sesuai dengan pendapat
Glatthorn, guru harus dikembangkan dalam “dua atau lebih” sebagai
berikut:
1. Pengembangan intensif atau intensive development (dianjurkan
menggunakan model supervisi klinis)
2. Pengembangan Kooperatif atau Cooperative development
(pembangunan, secara sosial menjembatani kegiatan seperti peer
coaching, lesson study atau penelitian tindakan); atau
3. Pengembangan yang diarahkan sendiri atau self directed
development (pengembangan kegiatan guru yang diarahkan oleh
dirinya sendiri)
Pendekatan differentiated supervision dari Glatthron tidak
dimaksudkan menjadi perspektif, tetapi lebih pada ‘sebuah pendekatan
proses, yang didalamnya setiap sekolah mengembangkan modelnya
sendiri. Hal ini merupakan salah satu tanggapan terhadap kebutuhan
khusus dan sumberdaya” (1990, h.179).
KERJA LAPANGAN
Tanyakan kepada pengawas ….
Wawancara satu orang (mis. Kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, atau yayasan) siapa yang mengawasi guru sesuai
aturan yang ada. Tanyakan pada orang tersebut:
Bagaimana Anda melakukan supervisi yang membedakan
(differentiated supervision)?
Mengapa Anda melakukan supervisi yang membedakan?
Adakah contoh dimana supervisi ini tidak layak dinyatakan
sebagai supervisi yang membedakan?
Setelah wawancara informal, identifikasi hal utama yang Anda
pelajari tentang supervisi yang membedakan. Apa yang dapat
Anda pelajari?
i. Supervisi pengembangan (Developmental Supervision)?
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 20
31. Glickman (1981) menyatakan bahwa “tujuan supervisi
akademik/instruksional adalah untuk membantu guru belajar bagaimana
meningkatkan kapasitas dirinya untuk mencapai tujuan pembelajaran
professional untuk siswa mereka” (h. 3), dan gaya kepengawasan
merupakan salah satu dari cara untuk meningkatkan atau mengurangi
keterlibatan dalam pembelajaran yang dikembangkan secara tepat.
Kesuksesan supervisi pengembangan terletak pada kemampuan
pengawas untuk menilai tingkat konseptual guru atau kelompok guru,
dan kemudian menerapkan pendekatan kepengawasan yang sesuai
dengan tingkatannya.
Pendiagnosaan tingkat konseptual guru adalah bagian penting
untuk sukses dalam supervisi pengembangan. Ham’s menemukan
(1986), seperti yang dikutip oleh Waite (1998), menyatakan. “Pengawas
yang amat efektif mampu memadukan model yang tepat atau strategi
yang tepat untuk kebutuhan khusus dan tingkat pengembangan dari
guru itu sendiri” (1998, h.300). Dari perbedaan daya pembelajaran yang
ada dan variasi tingkat pengalaman dari setiap guru, pengawas perlu
memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa.
STUDI KASUS
Sebagai kepala sekolah SMP Z, Ibu Susan baru saja menerima 14 guru
baru. Delapan dari guru tersebut baru lulus sarjana pendidikan, dan 6
adalah orang baru mengenal sistem pendidikan SMP Z . Kedua kelompok
guru ini telah diuji sebagai calon guru. Pertimbangan apa yang harus Ibu
Susan dan tim administratif sekolah lakukan sebagai pengembangan
strategi untuk mensupervisi guru-guru baru ini?
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 21
32. Glickman (1981) mengidentifikasi orientasi kepengawasan
menjadi pengawasan berbasis instruksi, bukan instruksi dan kolaboratif.
Orientasi ini menggambarkan jenis-jenis pendekatan seorang pengawas
yang akan dipilih berdasarkan taraf pengembangan guru; “supervisi
yang efektif harus didasarkan pada kesesuaian orientasi kepengawasan
dengan kebutuhan dan karakteristik guru” (h. 40).
j. Gaya yang dapat mendukung kedua jenis pengawasan
(Differentiated supervision dan Developmental supervision).
Glickman (1990) mengidentifikasi empat pendekatan interpersonal
yang paralel dengan situasi teori kepemimpinan:
1. Pendekatan instruksi terkontrol (Directive control approach)
2. Pendekatan instruksi informasional (Directive informational
approach)
3. Pendekatan kolaboratif (Collaborative approach)
4. Pendekatan non instruksi (Non directive approach)
Tabel di bawah ini menggambarkan empat pendekatan
kepengawasan, dengan saran kapan dan di bawah kondisi apa seorang
pengawas dapat menggunakan pendekatan ini.
Tabel 1. Gaya Kepengawasan
Gaya Rentang Perilaku
Audiens
Kepengawasan Kepengawasan
Directive control Guru baru; guru pada Memberitahukan,
approach: perencanaan mengarahkan,
Pengawas peningkatan formal; menunjukkan,
mengarahkan seluruh guru yang berupaya memberi
aspek proses keras untuk pembelajaran, dan
kepengawasan menggunakan memberi
pembelajaran baru perintah/amanat.
namun strategi
pembelajaran yang
amat perlu.
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 22
33. Directive informational Guru baru: Memberitahukan,
approach: guru yang berupaya memberi
Pengawas berbagi keras untuk pembelajaran,
informasi dengan menggunakan membangun alternatif-
menekankan pada apa pembelajaran baru alternatif antara guru
yang harus dicapai namun strategi dan pengawas.
pembelajaran yang
amat perlu.
Collaborative Guru berpengalaman: Pembimbingan,
approach: Guru dengan kepakaran pertahankan fokus
Terbuka, pemecahan dan ketrampilan yang selama diskusi,
masalah dua arah; guru baik. hubungkan guru
dan pengawas memiliki dengan kebutuhan
kesetaraan dalam yang sama.
mencari pemahaman
praktis dan dampaknya
kepada hasil belajar
siswa. Pengambilan
keputusan kolaboratif
dengan guru mengarah
pada kerangka
pertanyaan, pura-pura
bertanya (problem
posing) dan membuat
keputusan akhir tentang
pelajaran apa yang akan
dikerjakan dimasa
selanjutnya.
Non directive Guru utama (master Dengarkan dengan
approach: teacher) cara yang tidak
Mengarahkan diri mengadili; bertanya
sendiri; guru dengan pertanyaan
mengembangkan terbuka; sediakan
penyelesaian dan penjelasan/ klarifikasi
aktivitas yang sedang pada pertanyaan yang
berjalan untuk diajukan; kembangkan
membantu praktek inkuiri melalui refleksi,
pengujian. skenario peran sera,
dan dialog.
Perlu dicatat bahwa tidak ada aturan yang susah atau yang
mudah tentang gaya yang mana yang harus digunakan, dan seperti
yang Glickman (1981) katakan, “kecuali apabila semua guru luar biasa
homogennya, tidak ada pendekatan tunggal yang efektif untuk semua
hal” (h.40).
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 23
34. STUDI KASUS
Pak Amir seorang wakil kepala sekolah, baru saja menyelesaikan pengamatan
kelas selama 40 menit pada kelas Pak Rudi seorang guru IPA di sebuah SMP.
Pak Amir duduk di meja kerjanya dan berpikir keras bagaimana pendekatan
pertemuan setelah pengamatan akan dilakukan. Melalui catatan-catatannya, Pak
Amir melihat data-data sebagai berikut:
Empat belas dari 40 siswa melakukan tugas kurang dari 50% untuk waktu yang
disediakan.
Pak Rudi menggunakan sekitar 30% waktunya untuk mengarahkan kembali
bagaimana berperilaku dalam menyelesaikan tugas.
Siswa agak kurang hormat kepada Pak Rudi (bersungut-sungut, mengabaikan
arahan dia).
Selama 15 menit terakhir, siswa yang melaksanakan tugas pada umumnya, mulai
menghentikan tugasnya (Edi berbalik ke Nisa dan mereka mengobrol; Andri
mendorong makan siangnya hingga jatuh; Rusdi menjual permennya; Tina
membaca majalah; Dedi memasukkan kepalanya kedalam jaketnya, dan
Shanti bermain-main dengan pensil warnyanya).
Ketika bel berbunyi, siswa ‘berlari’ ke luar sementara Pak Rudi sedang
menjelaskan tugas pekerjaan rumah mereka.
Dua siswa langsung melaporkan kepada Pak Rudi setelah sekolah.
Pada pertemuan pra-pengamatan, Pak Rudi menyatakan bahwa dia “tidak
menyukai” siswanya. Ia berbagi bahwa siswa tidak melaksanakan tugas-tugasnya
dan mengobrol diantara mereka sendiri pada saat “siswa yang baik” melakukan
pertanyaan. Pak Amir menset waktu dan menjelaskan bahwa ia akan fokus pada
pengamatannya sendiri untuk pengelolaan kelas keseluruhan. Ia menjelaskan
pada Pak Rudi bahwa ia akan mengikuti proses interaksi yang terjadi dengan
siswa, bagaimana siswa dalam melaksanakan tugas, dan bagaimana perilaku
setelah tugas selesai, serta isyarat-isyarat verbal yang pak Rudi berikan kepada
siswa yang terlihat tidak melakukan tugas.
Pak Rudi menjadi guru sebagai karir keduanya. Sebelum mengajar, Pak Rudi
bekerja sebagai sales selama 17 tahun dalam bidang obat-obatan. Dua tahun
yang lalu, Pak Rudi mulai mengajar sebagai guru honor.
Setelah membaca Gaya Kepengawasan Glickman pada table 1, diskusikan
pendekatan pertemuan setelah pengamatan. Berpasangan, peran serta, asumsi-
asumsi peran Pak Amir dan Pak Rudi. Dari mana Pak Amir harus memulai
memberikan umpan balik?
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 24
35. k. Ketrampilan yang dibutuhkan seorang pengawas akademik
Pengawas bekerja lebih dari sekedar mengamati guru di dalam
kelas; mereka melibatkan guru dalam rentang kegiatan yang lebih luas
yang fokus pada pembelajaran. Kegiatan ini terkait dengan
pengembangan professional dari usaha-usaha pengawasan. Kegiatan-
kegiatan tersebut dapat mencakup: memperkenalkan peer coaching,
penelitian tindakan, pengembangan portofolio pembelajaran, kelompok
studi, teman kritis, dan inisiatif lain yang masuk akal untuk konteks
sekolah dasar. Peran pengawas menjadi sangat kompleks; Wiles dan
Bondi (1996) mendaftar beberapa peran yang membutuhkan
kompetensi:
1. Pengawas adalah memberdayakan orang. Pengawas memerlukan
sensitivitas pada fakta bahwa sekolah memiliki bermacam-macam
masyarakat belajar.
2. Pengawas sebagai pengembang kurikulum. Peran instruksional dari
pengawasan memiliki tiga dimensi, yaitu: penelitian, komunikasi dan
pembelajaran.
3. Pengawas sebagai pekerja humas. Kecakapan majemuk dalam
hubungan masyarakat memerlukan interaksi keseharian dengan
beragam kelompok.
4. Pengawas sebagai pengembang staf. Rencana pengembangan staf
merupakan metode utama dari peningkatan pembelajaran.
5. Pengawasa sebagai administrator. Administrator membutuhkan set
ketrampilan yang amat khusus.
6. Pengawas sebagai manajer perubahan. Pergerakan perubahan
yang sistemik membutuhkan pengawas untuk mengelola dan
menerapkan perubahan.
7. Pengawas sebagai penilai (evaluator). Peran evaluatif adalah terus
menerus (1997, hh. 18-22).
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 25
36. REFLEKSI
Wiles dan Bondi (1996) menyatakan bahwa “pengawas sebagai
administrator. Administator membutuhkan set ketrampilan yang
amat khusus”
Adakah konflik inheren (yang melekat) dalam bagian pertama
pernyataan “pengawas sebagai administrator?”
Siapkan diri untuk berbagi pemikiran Anda dalam kelompok kecil.
Set ketrampilan khusus apa yang pengawas butuhkan untuk
bekerja bersama guru?
Siapkan diri untuk berbagi pemikiran Anda dalam kelompok kecil.
Tanpa memperhatikan kerja, tugas, atau bagaimana peran
pengawas diasumsikan, gaya pengawasan (mis. Instruksi dan
kolaborasi) akan memiliki dampak pada hubungan antara guru dengan
pengawas. Guru memiliki kebutuhan unik sepanjang karir
pekerjaannya. Beberapa pengalaman, guru yang kompeten akan lebih
suka untuk bekerja dengan caranya sendiri untuk membantu
pengembangan profesionalnya (Glatthorn, 1997). Guru ini memiliki
kemampuan untuk mengarahkan sebuah program yang diarahkan pada
kebutuhan personal dan professional dirinya sendiri. Pada pengawasan
yang diarahkan diri sendiri (self directed supervision), guru mengambil
inisiatif untuk memilih bidang yang disukai atau yang diinginkannya,
menempatkan sumberdaya yang tersedia agar sesuai dengan
tujuannya, dan mengembangkan serta melaksanakan rencana
pembelajaran dan pengembangannya. Dalam hal ini pengawas
berperan sebagai pendukung, bukan pengarah yang mahakuasa.
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 26
37. REFLEKSI
Refleksikan dari pengalaman baru Anda tentang supervisi
akademik/instruksional
Bagaimana Anda akan mengklasfikasikan gaya kepengawasan
administrator (administrator’s supervisory style)?
Perilaku apa yang mengarahkan Anda pada kesimpulan
tersebut?
Gaya kepengawasan apa, jika ada, yang paling sesuai?
Kenapa?.
Refleksi di atas penting untuk mencoba mengembangkan tahap
kepengawasan menjadi refleksi yang sungguh-sungguh, tentang jenis
praktek kepengawasan apa yang paling sesuai bagi guru.
Pengawas yang efektif memiliki ciri:
1. Melengkapi guru dengan lingkungan pendukung yang memberi
tekanan pada pengambilan resiko.
2. Memotivasi guru secara berkelanjutan untuk mencari kinerja
optimum guru.
3. Menganjurka/mendorong menggunakan prinsip-prinsip
pembelajaran yang telah dikenal; dan
4. Melengkapi kesempatan majemuk untuk perkembangan
professional.
Ada banyak pendekatan dalam supervisi. Apabila pendekatan
yang membedakan (differentiated approach) dilakukan pada awal
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 27
38. tahapan, peer coaching (pendampingan sebaya) dapat berkembang
menjadi model pengembangan staf.
l. Proses supervisi
Proses supervisi didasarkan pada premis yang dinyatakan di bawah ini:
Langkah I Pertemuan Pra-pengamatan.
Pengawas berusaha untuk menjelaskan pada guru kegiatan
spesifik di kelas. Berunding dengan guru untuk membangun saling
pengertian dan kemudahan komunikasi, sehinga kunjungannya dapat
diterima dan tidak menakutkan. Ia dapat mendiskusikan dan
memutuskan hal di bawah ini dengan guru, yaitu bagaimana butir-butir
di bawah ini akan dilihat:
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 28
39. 1. Metode pembelajaran.
2. Pengelolaan kelas.
3. Situasi belajar dan pembelajaran
4. Suasana kedisiplinan/disipliner kelas
5. Presentasi pelajaran.
6. Reaksi siswa.
7. Tugas menulis siswa
8. Penggunaan alat bantu audio visual dan alat bantu pembelajaran
lainnya.
Pengawas juga menetapkan teknik kepengawasannya seperti:
1. Duduk dibagian belakang dan memperhatikan.
2. Berjalan mengelilingi kelas dan melihat apa yang dikerjakan siswa?
3. Mencoba memberikan contoh dengan menyajikan sebuah model
pembelajaran.
4. Mengajukan sessi tanya jawab di dalam kelas.
Langkah-II Pengamatan.
Setelah melakukan pertemuan sebelumnya serta berdiskusi
dengan guru, pengawas harus memutuskan hal-hal yang harus diamati
dari kejadian-kejadian yang ada, misalnya:
1. Apakah guru secara konsisten mendominasi kelas sepanjang
waktu?
2. Apakah ia melibatkan kelas dalam proses?
3. Seberapa banyak ia menggunakan papan tulis?
4. Apakah metodenya efektif?
5. Apakah tayangan dalam alat bantu audio visual dan alat bantu
pembelajaran lainnya relevan dengan materi ajar?
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 29
40. 6. Seberapa banyak pembelajaran nyata terjadi di dalam kelas?
Selama pengamatan, pengawas mencatat butir petunjuk konstruktif dan
positif, yang nantinya akan didiskusikan dengan guru.
Langkah-III Analisis hasil pengamatan
Pengawas mengorganisasi data pengamatan ke dalam
bidang/mata pelajaran yang jelas untuk umpan balaik pada guru.
Pengawas kemudian membuat analisis yang menyeluruh/komprehensif
pada data yang ada untuk menafsirkan hasil pengamatannya. Jika ini
merupakan proses daur ulang, maka ia menentukan apakah dibutuhkan
perubahan yang menyeluruh. Jika demikian, apakah mereka memiliki
pengaruh yang diinginkan terhadap bidang yang menjadi minatnya.
Berdasarkan analisisnya, maka pengawas kemudian
mengidentifikasi perilaku pembelajaran yang positif, yang harus
dipelihara dan perilaku negatif yang harus dirubah, agar dapat
menyelesaikan/menanggulangi masalah.
Langkah-IV Pertemuan setelah pengamatan
Data yang telah dianalisis ditunjukkan pada guru. Umpan balik
diberikan sedemikian sehingga guru dapat memahami temuan,
mengubah perilaku yang teridentifikasi dan mempraktekkan panduan
yang diberikan.
Penerimaan dan internalisasi merupakan capaian terbaik. Hal ini
terjadi apabila hubungan antara guru dengan pengawas dapat
digolongkan ke dalam sifat kooperatif dan kolegalitas yang tidak
mengancam. Hubungan yang bersahabat merupakan hubungan yang
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 30
41. banyak manfaatnya, karena keduanya akan banyak memperoleh
manfaaat dengan bekerja bersama. Hubungan mereka harus
menunjukkan :
1. Kepercayaan timbal balik terhadap kemampuannya masing-
masing.
2. Kepercayaan/ketergantungan satu sama lain sebagai bentuk
pertolongan/bantuan konstruktif
3. Pendirian untuk saling bekerja sama menuju tujuan bersama.
Dari umpan balik pengawas dan dukungan pada guru, maka dapat
ditentukan bersama:
1. Perilaku positif pembelajaran yang harus dipelihara.
2. Strategi-strategi alternatif untuk mencapai perubahan yang
diinginkan.
3. Kelayakan/kepantasan dari menggunakan kembali metode yang
pernah dilakukan.
Asumsinya adalah apabila perilaku guru berubah, maka
permasalahan spesifik dalam bidang yang menjadi perhatian akan
dapat diselesaikan.
m. Daftar cek/kendali (checklist)?
Daftar kendali merupakan suatu instrumen untuk
mempertimbangkan dan mengevaluasi situasi nyata dari suatu aktivitas/
situasi yang terjadi didalam kelas atau di sekolah. Hasil ini merupakan
sesuatu yang amat diperlukan oleh seorang pengawas, seperti rencana
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 31
42. pembelajaran bagi guru. Beberapa contoh daftar kendali dapat
direproduksi di bawah ini.
Daftar kendali untuk kunjungan ke sekolah
1. Beritahu pada kepala sekolah yang akan dikunjungi, kapan
waktu, tujuan kunjungan, persiapan khusus yang dibutuhkan,
untuk memperoleh informasi yang diperlukan.
2. Periksa secara sepintas dokumen pengamatan dari kunjungan
sebelumnya.
3. Tindaklanjuti apapun yang timbul dari kunjungan sebelumnya.
4. Periksa informasi umum yang tersedia tentang sekolah tersebut,
staf dan masyarakatnya.
5. Adakah sumberdaya/bahan yang dapat disalahtafsirkan oleh
kepala sekolah atau guru.
6. Siapkan rencana kunjungan Anda, antara lain:
(i) Rencana umum
(ii) Tujuan khusus (Specific Objectives).
(iii) Metoda pendekatan
(iv) Alokasi waktu
(v) Outcome/keluaran yang diharapkan
7. Periksa perjalanan secara rinci dan tata ulang kondisi yang
dibutuhkan.
Daftar kendali untuk kunjungan kelas
1. Tentukan kelas dan waktunya. Pertama buat hubungan
(contact) dengan guru. Arahkan pada pembentukan hubungan
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 32
43. dan kemudahan komunikasi, sehingga kunjungan dapat diterima
dan tidak menakutkan.
2. Rumuskan tujuan dari kunjungan Anda.
3. Tentukan metode kepengawasan Anda, secara luwes/fleksible
4. Catat waktu pada jadwal (schedule) Anda sebagai tindak lanjut
dari diskusi bersama guru dengan cara yang amat bersahat.
Daftar Cek Pengamatan Presentasi Pelajaran.
a. Apakah guru membuat pernyataan tujuan dengan jelas?
b. Apakah ia mereview pelajaran sebelumnya?
c. Apakah ia menampilkan pelajaran baru dengan cara ringkas/
sederhana, logis dan berurutan?
d. Apakah ia memberikan petunjuk praktis pada siswa-siswanya?
e. Apakah ia menyediakan kesempatan pada kelas untuk praktek
secara bebas/independen?
f. Apakah ia menugaskan pekerjaan rumah pada siswa?
g. Apakah ia secara terus menerus mendominasi siswa?
h. Apakah ia menggunakan alat bantu audio visual yang relevan
dengan cukup?
i. Seberapa banyak ia menggunakan papan tulis?
j. Apakah suasana/lingkungan kelas pada kegiatan pembelajaran
membuat siswa aktif berpartisipasi?
k. Seberapa banyak pembelajaran nyata terjadi?
1. Tuliskan butir-butir catatan pembimbingan yang konstruktif.
Yakinkan bahwa Anda memiliki beberapa catatan tentang kinerja
guru yang dapat Anda berikan pujian.
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 33
44. 2. Identifikasi keistimewaan utama dari pelajaran yang akan Anda
diskusikan dengan guru. Tekankan saran positif dan ide dari pada
saran-saran negatif seperti komentar “apa yang …, dan kenapa itu,
Anda kerjakan”
3. Libatkan guru dalam perencanaan pelajaran/metoda untuk
meningkatkan situasi pembelajaran.
Checklist Review dan Supervisi.
A. Dasar pertimbangan:
1. Apakah ada pra-perencanaan bersama dengan guru?
2. Apakah guru menghargai sepenuhnya proses supervisi dan
diskusi yang dilakukan setelah itu?
3. Apakah lokasi diskusi secara fisik cocok atau pantas?
4. Apakah waktu/durasi diskusi mencukupi?
5. Bagaimana anda menjamin suasana yang rileks/santai dalam
pembelajaran.
Tipe checklist yang sama dapat disiapkan tentang ketersediaan yang
tepat dan kegunaan fasilitas fisik, catatan ujian internal dan eksternal,
catatan kantor dsb.
B. Mekanisme Diskusi:
1. Meninjau/mereview kata-kata pembukaan Anda;
• Apa yang mereka desain untuk dicapai?
• Apa yang tejadi pada reaksi guru?
2. Selama diskusi;
• Siapa yang paling banyak berbicara?
• Kenapa?
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 34
45. 3. Apakah Anda mendengarkan penjelasan/komentar guru
secara seksama?
4. Apakah Anda memberikan catatan tertulis untuk petunjuk
guru?
C. Evaluasi:
1. Bagaimana akan Anda pertimbangkan reaksi guru, baik pada
sikap maupun reaksi mereka yang akan didiskusikan dalam
“Pertemuan setelah pengamatan”?
2. Apakah persyaratan/ketentuannya mencukupi untuk membuat
tindakan lanjutan?
n. Mengukur kesuksesan perilaku kepengawasan
Berikut urutan sebagai nilai kesuksesan perilaku kepengawasan
(supervisory behaviours):
1. Miliki pemikiran yang terbuka tentang guru dan siswa manakala
melakukan pengawasan di sekolah
2. Menghimpun informasi sebelum membuat kesimpulan.
3. Kumpulkan informasi yang dapat lebih membantu, dari pada
menggunakan kritik yang tidak berguna.
4. Tetap melakukan pengamatan yang tidak menganggu
(unobstructive) dan coba perhatikan bagaimana menjalankan kelas
senormal mungkin.
5. Jadilah pemimpin bukan pengendara.
6. Sediakan contoh kongkrit.
7. Berikan kepercayaan pada guru, tunjukkan apresiasi/penghormatan
pada kerja mereka dan berikan dorongan untuk berinisiatif.
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 35
46. 8. Secara sadar dan berhati-hati, perkuat komunikasi dua arah secara
terbuka.
9. Sopan kepada guru dan siswa, juga sadari permasalahan mereka
dan coba untuk memberi penyelesaiannya pada mereka.
10. Tunjukkan kestabilan emosional, suasana hati dan tabiat yang stabil.
REFLEKSI
Kerjakan pekerjaan rumah Anda. Datang ke sekolah dengan
persiapan penuh dengan daftar cek untuk menawarkan bimbingan
profesional.
KESIMPULAN
Tujuan dari model supervisi klinis digunakan sebagai penyediaan
kesempatan pada guru untuk menguji atau memeriksa dan kemudian
merefleksikan apa yang telah dipraktekkan dengan bantuan seorang pengawas
akademik/instruksional. Selain itu, ditujukan untuk mendukung peningkatan dan
pengembangan guru.
Ciri dari pendekatan yang berbeda (differentiated approach) pada
pengawasan yaitu pendekatan tersebut berpusat pada kebutuhan guru (tahapan
karis dan pembelajaran orang dewasa). Beberapa pendekatan terkait dengan
supervise klinis, termasuk pertemuan pra-pengamatan, pengamatan, dan setelah
pengamatan. Setiap pendekatan memiliki keunikan desain dan penerapannya;
dengan demikian, semua pendekatan dilandaskan pada praktek yang berakar
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 36
47. dari paham konstruktifisme dan teori pembelajaran pemodelan-sosial, refleksi,
inkuiri, dan penyelesaian masalah secara aktif.
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 37
48. KEGIATAN YANG DISARANKAN
Dari teori ke praktik
Pada kegiatan awal, Anda telah menghasilkan salinan dari kebijakan dan
prosedur yang memerintahkan evaluasi guru dan pengawasan guru di dalam
sistem dimana Anda bekerja. Sekarang kajilah pernyataan undang-undang yang
memerintahkan pengawasan, evaluasi, dan pengembangan profesional guru.
Dalam dokumen ini, temukan irisan perintah pengawasan, evaluasi dan
pengembangan professional guru. Apakah ada ketidaksesuaian? Laporkan
temuan Anda dalam pertemuan antar pengawas.
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 38
49. DAFTAR PUSTAKA
Acheson, K. A., & Gall, M. D. (1997). Techniques in the clinical supervision
of the teachers: Preservice and inservice applications (4th ed.). White
Palins, NY: Longman.
Arends Richard I. (2007). Learning to Teach. Seventh edition. New York:
McGraw Hill Companies.
Bellon, J. J., & Bellon,E. C. (1982). Classroom supervision and instructional
improvement : A synergetic process (2nd ed.). Dubuque, IA:
Kendall/Hunt.
Blumberg, A. (1980). Supervisiors and teachers : A private cold war (2nd
ed.). Berkeley , CA : McCutchan.
Cogan , M. (1937). Clinical supervision. Boston : Houghton-Mifflin.
Costa, A. L., & Garmston, R. J. (1994). Cognitive coaching: A foundation for
renaissance schools. Norwood, MA: Christopher-Gordon.
Interstate School Leaders Licensure Consortium Standards for School
Leaders. (1996). Retrieved July 7, 2006, from http: / / www.ccsso.org /
standards.html
Darling-Hammond, L. (1986). Teaching knowledge: How do we test it?
American Educator , 10(3), 18-21,46.
Glatthorn A. A. (1997). Differentiated supervision (2nd ed.). Alexandria, V A:
Association for Supervision and Curriculum Development.
Glatthorn, A. A. (1990). Supervisory leadership: Introdution to instructional
supervision. New York: HarperCollins.
Glatthorn A. A. (1984). Differentiated supervision. Alexandria, V A:
Association for Supervision and Curriculum.
Glatthorn, A. A., & Shields, C. R. (1983). Credo for supervision in Catholic
schools. In J. J. Ciriello (Ed.), The principal as managerial leader:
Expectations in the areas of personnel management , institutional
management , finance , and development (pp. 76-89). Washington,
DC: U. S. Catholic Conference.
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 39
50. Glickman, C. D. (1990). Supervision of instruction: A developmet approach
(2nd ed.). Boston: Allyn and Bacon.
Glickman, C. D. (1981). Developmental supervision : Altenative practices for
helping teachers. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Goldhammer, R. (1969). Clinical supervision: Special methods for the
supervision of teachers. New York: Hlot, Rinehart and Winston.
Harris, B. M. (1975). Supervisory behavior in education (2nded.). Englewood
Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
Interstate School Leaders Licensure Consortium. (1996). Standards for
school leaders. Washington, DC: Author. Retrieved July 7, 2006, from
http: / / www.ccsso.org/content/pdfs/isllcstd.pdf
Kindred, L. W. (1952). How can the principal promote professional growth in
the staff? National Association of Secondary Principals Bulletin,
185(2), 156-162.
McGreal, T. (1983). Effective teacher evalution. Alexandria, V A : Association
for Supervision and Curriculum.
Mosher, R. L., & Purpel, D. E. (1972). Supervision: The reluctant profession.
Boston: Houghton-Mifflin.
Pajak, E. F. (1993). Approaches to clinical supervision: Alternatives for
improving instruction. Norwood, MA: Christopher-Gordon.
Peterson, K. D. (2000). Teacher evalution: A comprehensive guide to new
direction and practices (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Corwin Press.
Sergiovanni, T. J., & Starratt, R. J. (1998). Supervision: A re-definition (6th
ed.). Boston: McGraw-Hill.
Sullivan, S., & Glanz, J. (2000). Alternative approaches to supervision:
Cases from the field. Journal of Curriculum and Supervision, 15(3),
212-235.
Unruh, A., & Turner, H. E. (1970). Supervision for change and innovation.
Boston: Houghton-Mifflin.
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 40
51. Waite, D. (1998). Anthropology, sociology , and supervision. In G. R. Firth, &
E. F. Pajak (Eds. ), Handbook of research on school supervision (pp.
287-309). New York: Simon & Schuster.
Wiles, J., & Bondi, J. (1996). Supervision: A guide to practice. Colombus,
OH: C. E. Merrill.
Zepeda, S.J. (2006). High stakes supervision: We must do more. The
International Journal of Leadership in Education, 9(1), 61-73.
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 41
52. Lampiran 1.
CONTOH SUPERVISI AKADEMIK
Supervisi akademik merupakan kegiatan pembinaan dengan memberi
bantuan teknis kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan
kualitas pembelajaran. Supervisi akademik sebaiknya dilakukan dengan
pendekatan supervisi klinis yang dilaksanakan secara berkesinambungan melalui
tahapan pra-observasi, observasi pembelajaran, dan pasca observasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap Pra-observasi, Observasi, dan
Pascaobsevasi.
Pra-observasi (Pertemuan awal)
• Menciptakan suasana akrab dengan guru
• Membahas persiapan yang dibuat oleh guru dan membuat kesepakatan
mengenai aspek yang menjadi fokus pengamatan
• Menyepakati instrumen observasi yang akan digunakan
Observasi (Pengamatan pembelajaran)
• Pengamatan difokuskan pada aspek yang telah disepakati
• Menggunakan instrumen observasi
• Di samping instrumen perlu dibuat catatan (fieldnotes)
• Catatan observasi meliputi perilaku guru dan siswa
• Tidak mengganggu proses pembelajaran
Pasca-observasi (Pertemuan balikan)
• Dilaksanakan segera setelah observasi
• Tanyakan bagaimana pendapat guru mengenai proses pembelajaran
yang baru berlangsung
• Tunjukkan data hasil observasi (instrumen dan catatan) – beri
kesempatan guru mencermati dan menganalisisnya
• Diskusikan secara terbuka hasil observasi, terutama pada aspek yang
telah disepakati (kontrak) –Berikan penguatan terhadap penampilan guru.
Hindari kesan menyalahkan. Usahakan guru menemukan sendiri
kekurangannya
• Berikan dorongan moral bahwa guru mampu memperbaiki
kekurangannya
• Tentukan bersama rencana pembelajaran dan supervisi berikutnya.
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 42
53. PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK SECARA
KLINIS
Format A : Panduan Wawancara Pra Observasi
Berisi pertanyaan yang dilakukan sebelum pengawas melakukan
pengamatan pembelajaran. Pertanyaan ini dapat dikembangkan oleh pengawas.
Jawaban guru direkam dengan mencatat kata-kata kuncinya di lembar lain atau
ditulis pada panduan dengan mengisi kolom catatan yang disediakan sesuai
dengan aspek yang ditanyakan.
Format B : Daftar Periksa Observasi Pembelajaran
Instrumen ini diawali dengan identitas yang harus diisi oleh pengawas.
Nomor 1 diisi nama sekolah; no. 2 nama guru yang disupervisi; no. 3 mata
pelajaran yang diobservasi; no. 4 kelas/ semester yang disupervisi; no. 5 diisi
hari, tanggal, dan jam pelajaran ke berapa supervisi dilaksanakan; no. 6 diisi
kompetensi dasar dan indikator sesuai dengan yang ditulis guru dalam RPPnya;
no.7 diisi jumlah seluruh siswa di kelas yang disupervisi, jumlah siswa yang
hadir, dan yang tidak hadir.
Berikutnya ada dua bagian yaitu I. Persiapan dan II. Kegiatan
Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran meliputi tiga tahap yaitu A. Pendahuluan,
B. Kegiatan Pokok, dan C. Penutup. Setiap aspek diamati dengan cermat,
kemudian pengawas membubuhkan tanda cek (v) pada kolom ”Tidak (tidak
ada)”jika aspek yang ditanyakan tidak ada/tidak muncul. Kolom ”Ya/ada” (artinya
aspek yang ditanyakan muncul). Kolom ini dibagi menjadi dua bagian yaitu ”baik”
dan ”perlu diperbaiki”. Pengawas mengisi kolom tersebut dengan kualitas aspek
yang ditanyakan sesuai dengan kondisi pembelajaran yang diamati. Pengisian
instrumen ini memerlukan kemampuan khusus dari pengawas. Pada setiap
checklist bubukan skala nilai dan klasifikasinya.
I. Persiapan
1. Program tahunan. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya”jika guru dapat
menunjukkan program tahunan untuk mata pelajaran dan kelas yang
diampu, pada tahun pelajaran yang sedang berjalan, lengkap dengan
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan pembagian alokasi waktu
selama satu tahun pelajaran sesuai dengan minggu efektif belajar.
2. Program semester. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika guru dapat
menunjukkan program semester untuk mata pelajaran dan kelas yang
diampu, pada semester yang sedang berjalan (semester 1 atau 2),
lengkap dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, pembagian
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 43
54. alokasi waktu, dan rincian penyajian pada minggu-minggu tertentu
selama satu semester sesuai dengan minggu efektif belajar.
3. Silabus. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika guru dapat menunjukkan
silabus untuk mata pelajaran dan kelas yang diampu, tahun yang
sedang berjalan, lengkap dengan Standar Kompetensi, Kompetensi
Dasar, Materi Pembelajaran, Indikator, Penilaian, Alokasi waktu, dan
Sumber belajar.
4. KKM untuk KD yang dibahas. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya”jika
Kriteria Ketuntasan Minimum untuk Kompetensi Dasar yang sedang
dibahas > 75 dan sesuai dengan aturan perhitungan criteria tersebut,
dan ditulis pada kolom keterangan nilai KKMnya.
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Diisi tanda cek (v) pada kolom
“Ya” jika guru dapat menunjukkan RPP untuk pembelajaran yang
sedang dilaksanakan, dilengkapi dengan tujuan dan kegiatan
pembelajaran yang sistematis dan logis, serta melibatkan siswa secara
aktif untuk mencapai tujuan pembelajaran/ indikator/KD, materi
pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
6. Buku nilai. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika guru dapat
menunjukkanbuku nilai yang berisi nilai-nilai siswa untuk semua
penilaian yang telah dilaksanakan, baik untuk pengetahuan, praktik,
maupun sikap.
7. Selanjutnya, jika pengawas mengisi tanda cek (v) pada kolom ”Ya ”,
maka perlu diperbaiki”, pada kolom ”keterangan” kemudian ditulis
secara singkat dan jelas.
II. Kegiatan Pembelajaran
A. Pendahuluan/Pra-pengamatan
1. Kesiapan alat bantu dan media pembelajaran (Sumber Belajar).
Kolom “Ya” diisi, jika guru telah menyiapkan sumber belajar yang
diperlukan secara lengkap.
2. Motivasi, artinya membangkitkan kemauan belajar siswa, agar siswa
merasa tertarik ingin tahu, apa yang akan dipelajarinya. Hal ini dapat
diamati, misalnya ketika guru:
a. mengawali pelajaran dengan ceria,
b. menunjukkan kegunaan Kompetensi Dasar(KD) yang akan dibahas
dalam kehidupan sehari-hari atau hubungannya dengan mata
pelajaran yang lain,
c. memberi permasalahan yang menantang sehingga membangkitkan
keinginan siswa untuk memecahkannya.
3. Apersepsi. (Pengetahuan prasyarat yang berkaitan dengan materi yang
akan dibahas). Ini dapat dilihat apakah guru mengajukan pertanyaan
mengenai materi pelajaran yang lalu yang berhubungan dengan materi
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 44
55. yang akan dibahas. Kolom “Ya” diisi bila hal tersebut dilakukan dengan
baik.
4. Kejelasan Kompetensi Dasar/ Indikator. Kolom “Ya” diisi, jika guru
menyampaikan baik lisan maupun tertulis KD/ Indikator yang harus
dikuasai siswa setelah selesai pembelajaran.
5. Kesiapan bahan ajar (Sumber Belajar). Kolom “Ya” diisi, jika guru
telah menyiapkan bahan ajar, baik berupa buku teks, modul, kaset/ cd
pembelajaran, dsb.
B. Kegiatan Pokok/Pengamatan
1. Penguasaan Materi.
Kolom “Ya”diisi jika guru tampak mantap dan percaya diri, tidak ragu-
ragu dalam menyajikan pembelajaran, serta pertanyaan-pertanyaan
siswa dijawab dengan tepat. Jika pengawas berlatar belakang
pendidikan sama dengan guru yang disupervisi pengamatan dapat lebih
teliti dengan memperhatikan kebenaran konsep-konsep yang
disampaikan oleh guru.
2. Pengelolaan kelas
Kolom “Ya” diisi, jika terjadi kemudahan bagi siswa untuk berinteraksi
dengan guru, antar teman, bahan ajar, dan alat-alat pembelajaran
( Sumber Belajar).
3. Pengelolaan waktu
Kolom “Ya” diisi, jika penggunaan waktu yang tersedia dikelola dengan
baik dalam pembelajaran, dan lebih banyak digunakan untuk kegiatan
siswa dibandingkan dengan kegiatan guru
4. Metode/ pendekatan yang bervariasi
Kolom “Ya” diisi, jika terlihat guru tidak hanya menggunakan satu
macam metode, misalnya hanya ceramah saja selama pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran dapat menggunakan metode ceramah, tanya
jawab, diskusi dilanjutkan dengan presentasi hasil diskusi, dan
sebagainya.
5. Penggunaan alat bantu/ media pembelajaran
Kolom “Ya” diisi, jika guru tampak terampil, efektif, dan efisien
menggunakan alat bantu/ media pembelajaran (Sumber Belajar) yang
telah disiapkan
6. Peran guru sebagai fasilitator
Kolom “Ya” diisi, jika guru tidak mendominasi kegiatan pembelajaran,
tetapi memberi kesempatan/memfasilitasi siswa untuk melakukan
berbagai kegiatan dalam upaya pencapaian indikator/kompetensi dasar,
dan selalu siap membantu siswa bila diperlukan
7. Teknik bertanya
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 45
56. Kolom “Ya” diisi, jika guru menerapkan teknik bertanya dengan baik,
misalnya:
a. mengajukan pertanyaan kepada semua siswa
b. memberi waktu tunggu bagi siswa untuk berpikir.
c. menghindari jawaban serentak dengan menunjuk salah seorang
siswa untuk menjawab
Dalam menanggapi pertanyaan/ jawaban siswa, sikap guru:
a. sabar mendengarkan sampai selesai (tidak memotong pertanyaan/
jawaban siswa)
b. tidak mencemooh walaupun pertanyaan/ jawaban siswa kurang
tepat
c. tidak langsung menyalahkan pendapat siswa
d. memberi penghargaan pada pertanyaan yang berbobot/ jawaban
yang tepat
8. Penggunaan papan tulis
Kolom “Ya” diisi, jika penggunaan papan tulis dengan pembagian
sebagai berikut:
s untuk menuliskan hal-hal yang segera dihapus, dan yang tidak
dihapus sampai akhir pembelajaran,
d untuk menulis pokok-pokok penting saja, dan teknik menulis tidak
membelakangi siswa.
9. Interaksi guru –peserta didik
10. Interaksi antar peserta didik
Kolom “Ya” diisi, jika hubungan guru dan siswa atau hubungan antar
siswa dalam pembelajaran tampak akrab dan saling menghormati
11. Aktivitas peserta didik a –g
Kolom “Ya” diisi, jika semua kegiatan dapat dilakukan dengan baik
12. Sikap dan minat peserta didik dalam pembelajaran:
a. Kolom “Ya” diisi, jika jumlah siswa yang hadir > 95 %
b. Kolom “Ya” diisi, jika tampak sebagian besar ( > 75%) siswa
membawa buku pelajaran yang relevan
c. Kolom “Ya” diisi, jika sebagian besar ( > 75%) siswa tampak
mencatat
13. Pencapaian KD/ Indikator
Kolom “Ya” diisi, jika pertanyaan-pertanyaan guru yang berhubungan
dengan tujuan pembelajaran/indikator/KD, baik yang disampaikan
selama pembelajaran maupun di akhir pembelajaran, sebagian besar ( >
75%) dapat dijawab oleh siswa dengan baik.
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 46
57. C. Penutup/Setelah Pengamatan
1. Rangkuman
Kolom “Ya” diisi, jika siswa membuat rangkuman dibimbing oleh guru
2. Tugas untuk pertemuan berikutnya
Kolom “Ya” diisi, jika guru memberikan tugas (PR/baca buku/mencari
informasi, dsb) untuk pertemuan berikutnya.
Format C : Panduan Wawancara Setelah Pengamatan.
Wawancara dilakukan tidak di dalam kelas yang diamati beberapa saat
setelah pengamatan pembelajaran selesai.
Format ini berisi pertanyaan yang dilakukan setelah pengawas melakukan
pengamatanpembelajaran. Pertanyaan dapat dikembangkan oleh pengawas.
Jawaban guru direkam dengan mencatat kata-kata kuncinya di lembar lain atau
ditulis pada panduan dengan mengisi kolom catatan yang disediakan sesuai
dengan aspek yang ditanyakan.
Pengolahan Hasil Supervisi
Pengolahan data dilakukan setelah proses wawancara pasca observasi.
Penilaian hasil secara kualitatif yaitu amat baik, baik, cukup dan kurang dengan
memperhatikan tanda v pada kolom ”Ya”.
Contoh penilaian
Nilai Keseluruhan
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 47
58. FORMAT A
PANDUAN WAWANCARA PRA PENGAMATAN
Lamanya wawancara : ……………… menit
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 48
60. FORMAT B : DAFTAR PERIKSA PENGAMATAN
INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK
1. Nama sekolah : ……………………………………………………..………
2. Nama guru : ……….…………………………………………………….
3. Mata pelajaran : …………………………………………………………..…
4. Kelas / semester : …………….……………………………………………….
5. Hari/ tanggal/ jam ke : ………………….………………………………………….
6. Kompetensi Dasar/ : ……………………………………………………………..
Indikator ………………………………………………………………………………
7. Jumlah siswa : ………orang, hadir: ………orang, tidak hadir: ……. orang
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 50
62. Catatan : ........
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru, Pengawas Sekolah
........................................ ....................................... .......................................
NIP.................................. NIP ................................. NIP .................................
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 52
63. Lampiran 2.
FORMAT SUPERVISI PENILAIAN PROSES BELAJAR MENGAJAR
Nama Sekolah : ........................................................................................
Nama Guru : .......................................................................................
Mengajar Kelas : .......................................................................................
Mata Pelajaran : .......................................................................................
Hari/Tanggal supervisi : .......................................................................................
Jam Ke : .......................................................................................
NILAI
ASPEK YANG DINIALI DAN CARA PENILAIAN BOBOT KETERANGAN
S S2
A. Perangkat Pembelajaran
a. Memiliki Kalender Pendidikan 2
b. Menyusun Program Tahunan 4
c. Menyusun Program Semester 4 20
d. Membuat Silabus 4
e. Membuat Rencana Pelaksanaan 6
Pembelajaran
Jumlah=
B. KELENGKAPAN SEKENARIO
PEMBELAJARAN
a. Identitas Lengkap 2
b. Tercantum/ Memuat SK, KD,Indikator dan
2
Materi Pokok
c. Berisi Pengalaman Bekerja/ Langkah
2 10
Mengajar,
Sumber/bahan/ Media Belajar 2
d. Ada Penilaian yang Terdiri Dari Jenis Tagihan, 2
Bentuk, instrumen, dan Contoh Instrumen 2
e. Ada Kunci Jawaban dan Uraian Tugas 2
Jumlah=
C. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
a. Kegiatan Guru Memberikan Motivasi Kepada 2
Siswa Tercantum/ Diuraikan pada sekenario/
b. Motifasi Berupa Contoh atau Pertanyaan 2
Menggali Informasi Sesuai Dengan Kopetens
c. Dalam Motifasi Dikemukakan Kopetensi Yang 2 10
Akan Dicapai Dalam Kegiatan Pembelajaran
d. Dalam Memotifasi Ditemukan Life Skill yang 4
Dimiliki dan Manfaatnya Dalam Kehidupan.
Supervisi Akademik - Pengawas Sekolah 53